Sunday, July 18, 2010

Motivasi dari Seorang Teman Jauh


Ada sebuah pesan yang aku terima ketika beberapa hari yang lalu aku sedang down banget. Pesan ini dari seorang temanku di fb yang sebenarnya aku sendiri tak terlalu kenal dengannya. Benar-benar tak kenal dengannya selain hanya karena dia berada dalam salah satu nama yang ada dalam daftar friendlistku. Begitulah!

Meski tak mengenal terlalu dekat, tapi kata-kata motivasi yang diberikan kepadaku seakan-akan dia mengenal dan akrab denganku.

Aku berterima kasih kepadanya karena telah memotivasiku sehingga aku bisa bangkit kembali dari 'keterpurukan'ku.

Berikut adalah kata-kata motivasinya yang sampai saat ini masih sering aku baca ketika perasaan-perasaan 'jatuh' itu muncul kembali.


"Semoga lekas pulih. saya juga ngalami. apalagi minggu lalu ada masalah pribadi yang membuat semangat ilang tak berbekas. aneh, sedikitpun makanan tak tersentuh, selalu kepikiran masalah itu saja. namun saya coba alihkan dengan membaca buku2 motivasi, kaya la tahzan for smart muslimah, dan merenung. Mengapa harus berlarut dalam 1 pikiran, sedang banyak hal yang harus di pikirkan. saya banyak tulisan yang harus di tulis segera, tapi semnagt ilang sama sekali. masya Allah, aneh. gak bisa konsen. tapi bukan kita saja kok, banyak orang juga ngalami hal ini. yuk lanjut jangan berlarut dalam pikiran, jangan sampai energi kita tersedot habis ole hal-hal yang tak semestinya di pikirkan. buang pikiran jauh2 lalu tidur, jauhkan dari lap top, lalu refresing bntr. Insya Allah semangt akan segera kembali. itu karena kita jenuh. ok. lanjut rehat dulu......moga pulih segera."

***

Teruntuk teman jauh yang telah memotivasiku, terima kasih ya.... Aku posting kata-kata motivasimu supaya teman yang mengalami hal sepertiku, yang kebetulan datang dan membaca noteku ini dapat 'bangkit' dan pulih seperti diriku dan dirimu.


**** * ****

How fallen I am


I've been under a lot of pressure lately.

I haven't been myself. I'm pulled in so many directions. I'm so many people at the same time, and I am so damn stubborn, I refuse to fall short anywhere. But when I turn around, I see how fallen I am...and it just kills me.

And I simply refuse to let it out. I want to scream, to cry, to yell......to just be silent.
But instead I fake a smile and plug away.

Today I had a harder time.
Instead I took a short amount of time to myself, closed myself away.

And it felt good.

To just be me for a short while. No matter what else I should be doing.
And that is my emotional output. Simple enough, you would think I would always find the time. Maybe I will..........

****

It's fine! Showing your emotion is nothing to be ashamed of. Just know that this does NOT make you any less of a man. In fact, it makes you more of a man in my eyes because you're not afraid to show your emotions and not put on a macho act that is not really you. Plus, women love men who aren't afraid to show their emotions. It makes you seem more realistic and not perfect.

*** * ***

Si Flamboyan-Melankolis

Kalau pernah membaca postinganku beberapa waktu yang lalu yang tidak mempercayai bahwa aku termasuk dari salah satu pria yang mempunyai karakter seperti pohon Flamboyan, akhirnya harus aku akui, bahwa karakter itu memang aku banget. Walaupun berusaha sekeras mungkin untuk menolak dan tidak mempercayai dengan hasil itu, tapi semua terbukti pada malam itu. Kapan? Malam ketika aku memposting status di Facebookku, “Curhat dari hati ke hati. Senyam-senyum padahal menangis dalam hati.”

Tak banyak yang tahu kalau aku pemilik dari karakter itu. Seandainya tak kau baca tulisan ini, mungkin juga tak kau ketahui siapa diriku. Seperti diriku yang tak mempercayainya sampai ku temukan bahwa itu memang aku. Kalau saja malam itu tidak ada pembicaraan antara kita berempat, Dfm dan aku, mungkin aku masih belum tahu siapa diriku sebenarnya. Namun sepintar aku menyembunyikan sesuatu dari mereka semua, akhirnya terbuka juga siapa aku sebenarnya. Kalau saja salah satu dari mereka tidak memberitahukan itu padaku, mungkin sampai saat ini aku masih menjadi orang yang tak mengenali siapa diriku ini.

Malam itu memang menjadi malam pertama bagiku untuk terbuka dan berani berbicara tentang masalah-masalahku. Meski pun tidak keseluruhan, tapi itu adalah awal bagiku. Semua kebencian, kemarahan dan kenyataan bahwa aku selalu menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi padaku tiba-tiba saja terlontar begitu saja di hadapan mereka. Uneg-uneg yang selama ini hanya terpendam yang ibuku saja tidak pernah mendengarnya tiba-tiba keluar begitu saja. Tentang keangkuhanku, tentang tak kupunyai sahabat dalam hidupku, kebencianku pada perokok dan hal-hal yang selalu aku sembunyikan demi sebuah citra baik yang nampak bagiku. Malam itu mereka tahu, siapa aku dan mengapa diriku seperti itu.

Yup, akulah pohon flamboyan itu. Pohon yang selalu terlihat indah, namun di balik keindahan dan kesempurnaan penampilannya, sesungguhnya memiliki akar yang rapuh. Serapuh diriku pada malam itu.

Dan aku menyebutnya Si Flamboyan-Melankolis.

Friday, July 16, 2010

Aku butuh menyendiri


Beberapa waktu yang lalu, seperti biasanya, saya selalu berkeliling untuk melihat blog milik teman yang kukenal di dunia maya. Dalam postingannya, entahlah, mungkin sayanya yang merasa keGeeRan atau karena suka menghubung-hubungkan, salah satu postingannya sepertinya berisikan tulisan yang dikhususkan untuk saya. Benar atau tidaknya saya juga tidak tahu. Tapi yang jelas, saya merasa bahwa tulisan itu memang diperuntukkan untukku.

Hmmm..... jadi nggak tahu harus berkata apa nih.... antara harus mengakui atau pun menolak, sebagian banyak tulisannya memang terjadi pada diriku. Perasaan-perasaan seperti itu, seperti kataku sebelumnya, saya juga bingung untuk mengakuinya atau pun menolaknya. Mengakui kebenaran tebakannya, karena memang semua itu terjadi pada diriku. Tidak mengakui, karena untuk beberapa minggu ini saya hanya merasa lelah saja. Lelah banget dan hanya satu yang bisa meredakannya, yaitu menyendiri.

Aku butuh menyendiri.

Seakan mendukung rasa lelah dan keinginan menyendiriku, bintangku pun menyatakan hal yang sama. Kebetulan atau tidak, selama beberapa minggu ini, ramalan yang ku baca selalu sama dengan yang aku alami. Bukannya aku percaya pada sebuah ramalan bintang, tapi keterangan berdasarkan zodiakku semuanya persis sama seperti yang ku alami sekarang ini.

Biarlah aku yang menanggung rasa itu, Saat ini aku hanya ingin sendiri. Tak ingin merepotkan orang lain dengan masalahku. Karena aku yakin, setiap orang pasti punya masalah sendiri-sendiri, hanya tergantung seberapa mudah ia menyelesaikan masalahnya, atau seberapa lama dia akan memikul masalah itu. Dan sepertinya saya termasuk dari golongan terakhir, lama dalam menyelesakan masalah ini.

Sudah beberapa minggu ini saya menutup diri, menyendiri, merenung dan berfikir, "mengapa selama ini saya mengiyakan apa-apa yang kau tuliskan?". Dan yang lebih parah, saya merasa bahwa sejak awal saya selalu menjadi salah satu korban dari perbuatan bullying dalam sebuah lingkungan.

Bullying, tentunya tidak hanya dalam bentuk fisik yang berbentuk tonjokan atau apa, tapi bullying itu dalam bentuk kata-kata yang selalu aku terima selama ini.

Selama ini saya bertindak seperti anak kecil yang butuh diperhatikan. Karena ingin diperhatikan, tapi hasilnya tetap tak berarti apa-apa bagi mereka. Setelah sekian lama merasa diperlakukan seperti itulah, saat ini saya merasa lelah sekali. Lelah dan tak tahu harus berbuat apalagi untuk membuatnya mereka bangga.

Maafkan saya kawan, saya butuh menyendiri untuk saat ini. Saya butuh lebih banyak waktu lagi untuk memulihkan rasa lelah ini. Doakan saya semoga saya dapat melalui masalah ini dengan segera dan dapat bergabung lagi dalam keakraban seperti sebelumnya. Meski saya tidak yakin, izinkan aku untuk menyendiri dulu. Saya butuh banyak waktu untuk menyendiri saat ini. Sorry........