di balik kata yang patah-patah
Aku menulis.
Pelan.
Seperti takut terdengar oleh siapa pun.
Rindu ini…
terlalu bising di dalam dada,
tapi tetap kusembunyikan
di balik kata yang patah-patah.
Aku menyebutmu…
dalam diam.
Hanya dalam hati.
Tak pernah sampai pada bibir.
Kadang aku berharap.....
kau tiba-tiba mengerti,
tanpa aku harus bicara.
Tanpa aku harus berani.
Tapi malam selalu lebih jujur.
Ia tahu betapa aku lelah menunggu.
Ia tahu aku ingin kau membaca
tulisanku yang tak pernah kukirim.
Dan jika esok pun kau tak datang…
biarlah,
biar namamu tetap hidup
di halaman-halaman kosong
yang hanya kupenuhi dengan rindu
yang tak pernah sampai.
sumber foto
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!