surat cinta yang belum dikirim
Kepada kamu,
Ada banyak hal yang ingin kukatakan, tapi entah kenapa selalu berhenti di ujung lidah. Aku ingin sekali memelukmu, merasakan bahwa kehadiranmu nyata dan dekat, tapi bayangan penolakanmu membuatku hanya berani membayangkannya diam-diam.
Aku ingin bercerita padamu. Tentang sepi yang sering menjelma gaduh, tentang hati yang kadang terasa terlalu penuh oleh rahasia. Namun aku takut, takut ceritaku hanya akan berpindah ke telinga lain di belakangku. Aku ingin percaya padamu, sungguh. Tapi ada sisi diriku yang masih tersandera luka lama, membuatku ragu membuka pintu sepenuhnya.
Sering kali aku mendekat, tapi tanpa sadar juga membuat jarak. Seperti seseorang yang menyalakan lilin lalu meniupnya sendiri, aku mendorongmu menjauh padahal yang paling kubutuhkan adalah kehadiranmu. Ironis, bukan? Aku ingin kau bertahan, tapi tindakanku justru membuatmu bisa saja menyerah.
Aku takut ditolak. Takut melihat tatapanmu berubah datar setelah semua rahasia ini terucap. Tapi aku juga takut bila selamanya hanya diam. Sebab diam pun bisa jadi penyesalan, dan penyesalan itu terasa lebih menusuk daripada penolakan.
Andai saja aku berani, aku ingin berkata satu hal sederhana: Aku jatuh cinta padamu.
Namun sebelum hari itu tiba, biarlah surat ini tetap kusimpan. Sebagai catatan kecil bahwa aku pernah merasakan sesuatu yang begitu besar, meski tak pernah sampai kepadamu.
Dari aku, yang hanya berani menulis, tapi belum sanggup mengucap.
sumber foto
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!