Belajar dari Kebiasaan Cut Off
Aku sering mikir ulang soal kebiasaanku yang gampang hilang respect, gampang lost interest, dan gampang banget cut off orang. Di satu sisi, aku merasa ini cara tubuhku melindungi diri. Kayak alarm otomatis: begitu ada yang bikin aku ilfeel atau kecewa, otak langsung bilang “cukup, jangan buang waktu lagi.” Itu bikin aku nggak perlu drama panjang atau terjebak di situasi yang merugikan. Tapi kalau aku jujur sama diriku sendiri, ada bagian yang bikin aku ragu, apa aku sebenarnya terlalu cepat menyerah?
Kadang aku merasa aneh. Orang lain bisa tetap stay walaupun ada gesekan kecil, bisa sabar menghadapi sifat orang, bisa memberi kesempatan kedua. Sedangkan aku? Baru satu hal yang bikin nggak cocok, aku bisa langsung balik badan. Rasanya kayak ada pintu yang begitu tertutup, kuncinya hilang entah ke mana. Aku nggak tahu ini bagian dari standar tinggi, atau justru bentuk ketakutanku buat terluka lebih dalam.
Aku sadar, kebiasaan ini ada dampaknya ke hubunganku dengan orang lain, bahkan dengan diriku sendiri. Misalnya, aku jadi sering kehilangan koneksi yang mungkin sebenarnya berharga. Aku juga jadi gampang kehilangan minat pada hal-hal yang tadinya aku anggap penting. Itu bikin aku sering stuck, karena nggak ada sesuatu yang benar-benar aku rawat sampai matang. Semacam pola “semangat di awal, tapi gampang putus di tengah jalan.”
Di balik itu semua, ada rasa capek juga. Capek karena harus mulai dari awal terus, capek karena kehilangan sesuatu yang mungkin bisa jadi besar kalau aku sabar sedikit saja. Aku mulai sadar kalau nggak semua hal harus langsung aku cut off. Ada hal-hal yang sebenarnya layak diberi kesempatan, layak untuk dipelajari lebih dalam, dan layak untuk disembuhkan kalau sempat retak.
Mungkin ini PR buatku, belajar membedakan mana yang benar-benar toxic dan harus ditinggalkan, dan mana yang cuma butuh waktu, komunikasi, atau usaha sedikit lebih sabar. Aku nggak mau selamanya terjebak dalam pola gampang menyerah. Karena jauh di dalam hati, aku sebenarnya juga ingin punya sesuatu yang konsisten, yang bisa aku pegang lama tanpa takut aku sendiri yang tiba-tiba melepaskan.
.
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!