Ketika Perjuanganmu Jadi Tontonan


Di dunia ini, selalu ada dua tipe orang yang bakal hadir di setiap langkahmu. Ada yang seneng banget ngeliat kamu berjuang, jatuh bangun, ngos-ngosan, seolah perjuanganmu itu drama favorit mereka. Mereka dukung, mereka tepuk tangan, mereka kasih semangat. Tapi giliran kamu beneran berhasil mencapai tujuanmu, nggak semua dari mereka bisa tetap ikut tepuk tangan. Ada yang justru mendadak dingin, ada yang mulai sinis, bahkan ada yang pura-pura nggak lihat.

Kenapa bisa begitu? Karena perjuangan itu aman buat ditonton. Saat kamu masih di bawah, orang merasa punya posisi lebih tinggi. Mereka bisa kasih nasihat, bisa kasih "dukungan" yang bikin mereka tampak hebat. Tapi ketika kamu beneran sampai di puncak, ada rasa tersaingi. Mereka yang tadinya bangga ngeliatmu berjuang, sekarang jadi ngerasa nggak nyaman ngeliatmu menang. Seakan-akan keberhasilanmu jadi cermin yang memantulkan kekurangan mereka.

Aku pernah ngalamin hal ini. Dulu, waktu masih jatuh bangun, banyak banget yang bilang, “Semangat ya, aku percaya kamu bisa!” Rasanya hangat, bikin bahu yang berat jadi sedikit ringan. Tapi begitu tujuan itu tercapai, pelan-pelan ada jarak yang terasa. Ada yang diem-diem menghilang, ada yang tiba-tiba nyindir halus, ada juga yang terang-terangan ngomong, “Ah, kamu mah cuma hoki.” Padahal dulu mereka yang paling ribut nyemangatin. Ironis banget, kan?

Tapi dari situ aku belajar,  jangan pernah mengukur semangatmu dari jumlah orang yang mendukung. Karena nggak semua orang bener-bener tulus. Ada yang hanya ingin melihatmu berproses, tapi tidak siap melihatmu sukses. Buat sebagian orang, perjuanganmu itu hiburan, tapi keberhasilanmu itu ancaman. Dan itu manusiawi sih, karena setiap orang punya egonya masing-masing.

Jadi, yang paling penting itu bukan soal siapa yang ikut senang ketika kamu jatuh atau bangkit. Tapi siapa yang bener-bener tetap ada, tetap mendukung tanpa harus merasa tersaingi. Mereka mungkin jumlahnya nggak banyak, tapi justru itulah yang tulus. Dan selebihnya? Ya biarin aja. Kamu nggak bisa maksa semua orang bahagia dengan pencapaianmu.

Kalau ditanya sekarang, apa aku sakit hati sama mereka? Dulu iya. Rasanya kayak ditusuk dari belakang. Tapi makin ke sini, aku sadar: pencapaian itu memang bukan untuk membahagiakan orang lain. Itu untuk dirimu sendiri. Kalau ada yang ikut senang, syukur. Kalau ada yang sirik, ya biar aja, itu urusan hati mereka. Yang penting kamu udah berjuang sekuat tenaga, dan hasilnya memang pantas kamu nikmati.

Jadi kalau kamu lagi berjuang sekarang, jangan terlalu sibuk mikirin siapa yang tepuk tangan dan siapa yang pura-pura nggak lihat. Ingat aja: bukan semua penonton itu penggemar. Ada yang cuma nonton buat nunggu kamu jatuh lagi. Tapi kamu nggak usah repot-repot ngasih panggung buat mereka. Fokus aja sama dirimu. Karena pada akhirnya, kemenangan itu nggak butuh validas, cukup butuh keberanianmu untuk tetap melangkah.

Comments

Popular Posts