Kembali ke Awal, Tapi Kali Ini dengan Cara yang Berbeda
Tidak bisa kupungkiri, akhir-akhir ini aku memang sedang menghindari banyak tatapan. Bukan karena aku merasa bersalah, tapi karena aku merasa… gak butuh aja. Ada masa di mana aku berusaha keras buat diterima, buat dianggap “baik-baik saja”, buat terlihat kuat di depan banyak orang. Tapi sekarang, rasanya semua itu gak penting lagi. Aku cuma pengin tenang, tanpa harus menjelaskan apa-apa ke siapa pun.
Sepertinya aku sedang kembali ke titik awal—fase di mana aku terbiasa melakukan semuanya sendiri. Dulu, mungkin aku merasa kesepian. Tapi kali ini, aku malah menikmatinya. Ada semacam rasa puas aneh saat sadar kalau aku gak bergantung pada siapa pun. Gak perlu cari pengakuan, gak perlu cari simpati. Orang mau datang, ya silakan. Mau pergi juga gak masalah. Aku gak akan menahan siapa pun, karena ternyata kehilangan orang bukan lagi hal yang menakutkan.
Mungkin ini terdengar egois, tapi justru di sinilah aku merasa paling jujur pada diri sendiri. Aku gak lagi berpura-pura “butuh” sekadar agar dibilang hangat, atau pura-pura “baik-baik saja” agar diterima. Aku sedang memuaskan egoku, iya. Tapi egoku yang kali ini bukan tentang ingin terlihat hebat—melainkan ingin damai. Aku ingin punya ruang kecil di mana aku bisa bernapas tanpa harus terus waspada dengan pandangan orang lain.
Sekarang, aku mulai terbiasa lagi dengan kesunyian. Dengan malam yang sepi tanpa pesan masuk. Dengan siang yang hening tanpa ajakan nongkrong atau diskusi. Anehnya, aku gak sedih. Justru aku merasa lebih jernih, lebih bisa melihat siapa yang benar-benar tulus, siapa yang cuma datang karena ingin tahu kabar buruk.
Aku tahu, mungkin dari luar aku terlihat menjauh, dingin, bahkan sombong. Tapi kalau mereka tahu, semua ini cuma cara sederhana untuk menjaga kewarasanku. Aku cuma ingin hidup dengan ritmeku sendiri—tanpa harus memenuhi ekspektasi siapa pun, tanpa harus jadi versi “ramah” yang semua orang mau.
Dan kalau nanti ada yang bilang aku berubah, aku gak akan menyangkal. Karena memang iya, aku berubah. Tapi kali ini bukan karena mereka, melainkan karena aku akhirnya tahu: kedamaian itu bukan didapat dari banyaknya orang di sekelilingmu, tapi dari seberapa tenang kamu berdamai dengan sepi.
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!