Serba Salah Jadi Introvert



Kadang lucu juga ya hidup ini. Bayangin, kamu tipe orang yang nggak terlalu suka banyak interaksi, bisa dibilang anti sosial lah, atau minimal introvert tingkat dewa. Tapi tiba-tiba, keadaan maksa kamu buat harus menghubungi banyak orang. Nah, di situ drama dimulai. Rasanya kayak suruh berenang di tengah laut padahal kamu baru belajar nyelam di kolam kecil.

Jujur aja, nggak semua orang ngerti betapa ribetnya proses itu. Buat orang yang gampang ngobrol, kirim pesan minta tolong itu mungkin hal sepele. Tapi buat yang introvert, setiap kata yang diketik bisa terasa kayak berantem sama otak sendiri. “Harus mulai dari mana?” “Kata-katanya sopan nggak ya?” “Jangan-jangan dia tersinggung?”semua suara itu muncul barengan di kepala, bikin jempol jadi ragu untuk sekadar menekan tombol send.

Lalu ketika akhirnya kita kumpulin sisa-sisa tenaga, pakai effort seadanya, dan berani mencoba, malah ujung-ujungnya kena stempel, “Kamu nggak bertanggung jawab.” 

Wah, sakitnya di situ. Padahal kita udah nekat keluar dari zona nyaman, melawan rasa takut, berusaha untuk nggak bersembunyi lagi di balik label introvert. Tapi tetap aja, hasilnya serba salah.

Aku jadi sering mikir, memangnya orang lain pernah ngerasain betapa beratnya buat sekadar memulai percakapan? Atau mereka pikir kita ini sengaja malas, sengaja menghindar, padahal kenyataannya cuma lagi perang sama diri sendiri? Kalau sudah begitu, siapa yang salah, kita yang nggak terbiasa, atau mereka yang nggak paham?

Kadang rasanya pengen teriak: “Hei, aku juga berusaha, tahu!” 

Cuma masalahnya, usaha kita sering nggak kelihatan. Nggak semua orang bisa baca betapa besar keberanian yang sudah dikumpulkan dari dalam diri. Mereka cuma lihat hasil luarnya, pesan yang telat dibalas, permintaan yang kurang jelas, atau sikap yang dianggap dingin. Padahal di balik itu, ada rasa gugup, takut ditolak, bahkan rasa malu yang bikin tangan gemetar.

Akhirnya, kita jadi mikir, harusnya gimana sih? Kalau diam, dibilang nggak peduli. Kalau ngomong, dibilang nggak tanggung jawab. Kalau bersembunyi, dibilang lari dari masalah. Serba salah banget. Tapi mungkin memang beginilah perjalanan orang introvert, selalu berusaha menemukan keseimbangan antara menjaga diri dan tetap terkoneksi.

Dan mungkin, pertanyaan yang harus kita simpan adalah, sampai kapan kita harus terus merasa salah hanya karena cara kita berbeda? Karena pada akhirnya, keberanian itu bentuknya macam-macam. Kadang bukan soal teriak paling keras, tapi sekadar berani mengirim pesan singkat dengan hati yang dag-dig-dug juga sudah layak dihargai. 




sumber foto

Comments

Popular Posts