Teman Boleh Banyak, Percaya Jangan Sembarangan

 


Bertemanlah dengan siapa pun, tapi jangan pernah percaya sepenuhnya kepada siapa pun. Kalimat ini sering kali terdengar keras, tapi kalau dipikir-pikir, ada benarnya juga. Hidup ini nggak bisa lepas dari interaksi dengan orang lain. Kita butuh teman untuk ngobrol, butuh kawan buat ketawa bareng, bahkan butuh orang lain untuk sekadar nemenin jalan. Tapi ketika soal hati, soal rahasia, soal kepercayaan, nah, di sinilah kita harus hati-hati.

Kita nggak pernah tahu kapan seseorang bisa berubah. Hari ini mungkin dia tertawa di samping kita, besok bisa saja dia duduk di seberang, membicarakan kita di belakang. Bukan berarti semua teman begitu, tapi kenyataan hidup mengajarkan bahwa pengkhianatan itu sering datang dari orang terdekat, bukan orang asing. Justru karena terlalu dekat, mereka tahu kelemahan kita, tahu rahasia kita, dan kadang itu yang dipakai untuk melukai.

Makanya, bertemanlah dengan ringan. Jangan terlalu menggantungkan hidup pada orang lain, apalagi menitipkan semua cerita tanpa sisa. Simpan sebagian untuk diri sendiri. Bukan untuk curiga berlebihan, tapi sebagai bentuk perlindungan. Karena luka terbesar sering datang dari ekspektasi kita sendiri. Kita berharap orang lain setia, kita berharap mereka jaga rahasia, tapi nyatanya manusia itu berubah, dan perubahan nggak selalu sesuai dengan keinginan kita.

Belajar dari pengalaman, hati ini memang harus punya pagar. Teman boleh masuk, tapi jangan sampai mereka bisa mengacak-acak isi rumah sepenuhnya. Ada ruang privat yang hanya boleh kita jaga sendiri. Karena kalau semua pintu kita buka lebar-lebar, saat ada yang berniat jahat, kita sendiri yang rugi.

Jangan salah paham, bukan berarti kita harus jadi orang dingin yang nggak percaya siapa pun. Justru tetaplah ramah, tetaplah hangat, tetap berbuat baik. Tapi ingat, ramah bukan berarti polos, hangat bukan berarti gampang ditipu. Kita bisa berteman dengan banyak orang, tapi selektif soal siapa yang layak menerima kepercayaan penuh.

Pada akhirnya, hidup ini memang mengajarkan keseimbangan: terbuka tapi tetap hati-hati, percaya tapi jangan seratus persen. Karena kalau suatu saat benar ada yang berkhianat, luka itu nggak akan terlalu dalam. Dan kita bisa berdiri lagi tanpa kehilangan kepercayaan diri. Jadi, bertemanlah seluas-luasnya, tapi jagalah hati sebaik-baiknya.




sumber foto

Comments

Popular Posts