Menjadi orang baik itu sebenarnya mudah. Sama mudahnya dengan menjadi orang jahat
Menjadi orang baik itu sebenarnya mudah. Kita bisa tersenyum, membantu orang lain, atau sekadar berkata sopan. Sama mudahnya dengan menjadi orang jahat, cukup membalas dengan kata kasar, menusuk dari belakang, atau pura-pura tidak peduli. Dua-duanya gampang. Yang bikin susah adalah tetap bersikap baik ketika kita diperlakukan tidak baik. Nah, di situ tantangan sebenarnya.
Bayangkan, ada orang yang sengaja nyinyir soal kita, menjelek-jelekkan di belakang, atau bahkan sengaja menjatuhkan. Hati kecil langsung pengin balas dendam. Lidah sudah gatal ingin menyambar dengan kata-kata yang lebih tajam. Tapi kalau kita ikuti dorongan itu, kita sama saja jatuh ke level yang sama dengan mereka. Dan bukankah itu berarti kita kehilangan kendali atas diri sendiri?
Tetap bersikap baik di tengah perlakuan buruk orang lain bukan berarti kita lemah. Justru di situlah letak kekuatan. Orang yang bisa menahan diri, tetap tenang, dan tidak terbawa emosi itu tandanya sudah menang, menang melawan ego sendiri. Karena musuh paling berat itu bukan orang lain, tapi diri kita sendiri. Kalau kita bisa menguasai diri, dunia luar nggak akan mudah mengguncang hati kita.
Memang, nggak semua orang sanggup melakukannya. Kadang kita merasa bodoh karena terus baik kepada orang yang jahat pada kita. Tapi kalau dipikir lagi, kebaikan itu bukan soal mereka, tapi soal kita. Kita berbuat baik karena kita mau menjaga diri kita tetap jernih, bukan karena mereka pantas mendapatkannya.
Hidup akan selalu memberi kita pilihan, ikut-ikutan jadi jahat karena disakiti, atau tetap memilih jadi baik meski terluka. Dan pilihan kedua ini jelas nggak gampang, tapi hasilnya selalu lebih damai. Karena pada akhirnya, orang jahat hanya meninggalkan jejak sakit, sementara orang yang tetap memilih baik meninggalkan ketenangan dalam hati.
Jadi, kalau kamu merasa diperlakukan tidak adil, coba tarik napas sebentar. Jangan buru-buru balas. Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah aku mau jadi seperti mereka?” Kalau jawabannya tidak, berarti kamu sudah berada di jalur yang benar. Jalur yang memang sulit, tapi justru itu yang membuatmu berbeda. Karena jadi baik saat semua baik-baik saja itu biasa. Tapi tetap baik di tengah keburukan, itulah yang luar biasa.
sumber foto
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!