Tuesday, September 1, 2009

Lucu

Hari keempat ini, puasa bagi kami sudah bukan “beban” lagi. Tubuhku sudah mulai menerima perumahan pola makan secara berlahan-lahan. Aktivitas pun tak ada halangan. Komunikasi dengan si dia, honey, juga mulai lancar.

sebelum masuk pada cerita yang selanjutnya, izinkan kami memperkenalkan diri. Namaku Ardian Sahru Ramadhan. Mahasiswa semester awal di salah satu institut besar di Jawa Timur. Sedangkan honeyku, Ardiani Putri Ramadhan. Seorang guru muda, yang mengajar di salah satu sekolahan elite, di Jawa Timur juga.

Tidak seperti biasanya, hari keempat ini banyak sekali aktivitas yang aku lakukan di luar ruangan. Ikut olahraga bersepeda di pagi hari, bantu-bantu kakak membangun rumah pertamanya yang tidak jadi-jadi, meskipun hanya sebagai mandor saja, memang dalam hal ini aku hanya bisa membantunya lewat menggantikan perannya menjaga toko kelontongnya. Setiap akan membantu angkat-angkat barang yang berat, kakakku selalu bilang, “Udah, jaga aja tokonya. Biar ini dikerjakan oleh ahlinya.” Tahu saja dia, aku memang tidak ahli kalau harus mengangkat bahan bangunan yang berat seperti itu.

Sore hari, aku bersama bapakku pergi ke rumah bapak angkatku, masih tentang urusan rumah kakakku. Minta pertimbangan tentang bagaimana proses pembangunan selanjutnya. Maklum, sudah hampir dua bulan bangunan itu belum jadi-jadi. Pekerja ahlinya sering minta izin karena istrinya sakit-sakitan.

******

Birunya langit mulai tidak terlihat. Warna yang selama ini lebih sering mendominasi langit itu berlahan-lahan memudar, berganti dengan warna lembayung jingga. Indah. Seindah suasana hatiku.

“Honey, met buka... td aq bwt mail, ni alamate putriramadhani@rocketmail.com aku tersenyum kecil membaca kalimat smsnya. Akhir-akhir ini, dia selalu ingin aku tahu apa aktivitasnya.

“Yow wez, cr difacebook km ya... alamate sm... balasnya ketika aku menanyakan alamat email atau facebooknya. Sebelum puasa kemarin, dia bilang padaku ingin membuat aku facebook. Ketika aku tawarkan jasa untuk membuatnya, dia menolak. “Tidak enak kalau ada yang melihat.” Dia beralasan. Aku tahu dirilah, hubungan kami masih berstatus backstreet. Masih belum berani terang-terangan di hadapan publik.

Narsis bgt...bt thanks ya... balasnya lagi. Honey mengatakan aku narsis. Narsis karena menulis catatan tentang hubunganku dan dirinya setiap harinya. Melihat kalimat terakhirnya, sepertinya dia suka. Baiklah, aku akan meneruskan menulis catatanku ketika bersama dirinya.

Satu alasan yang membuatku selalu ingin menuliskan ceritaku. Menulislah, atau kau akan menghilang dalam pusaran sejarah. Kalimat yang cukup mengena bagiku.

Menulis adalah panggilan hati. Sebuah panggilan jiwa untuk menjaga peradapan agar tidak hilang. Menulis itu mengekalkan kita. Manusia hidup, datang dan pergi, tanpa suatu yang berarti. Mereka datang seperti mendung, pergi seperti titik-titik hujan. Menghilang tanpa bekas. Hilang ditelan bumi.

What? Seru donx critx...?  penasaran bgt.. tu koleksi pribadikah? tanyanya lagi. Honeyku selalu ingin tahu, itu yang aku suka darinya. Membuatku selalu ingin bercerita.

Honey,fbq mang blm bs dibuka. Np ya? smsnya datang lagi. Setelah beberapa waktu lalu aku menyarankan untuk membaca catatanku. Karena aku telah men-tagnya dalam tulisanku.

Iya, td aq uda cb buka dihape. Te2p g bs..  Sepertinya dia ingin tahu catatanku. Penasaran. Tapi, kenapa dia belum juga bisa mengakses akunnya?

Km nyarix gmn? tanyanya lagi, setelah aku memberitahukan, aku sudah bisa melihat profilnya.

“km tlis aja emailnya lngkp ato namamu, pake spasi ya....” jawabku akhirnya. Memang susah ya kalau ngomong dengan orang yang belum begitu paham dengan internet. Meskipun aku sadar, aku juga tak ahli dalam bidang ini.

Ow real revax pake spasi?

“Ya iyalah, honey....... namamau pake spasi, gimana sih?” jawabku pura-pura emosi. Tapi dia hanya membalasnya dengan ini, :-P ’Dia pasti lagi kesel sekarang, ‘pikirku.

Lama smesnya tak lagi datang ke inboxku. ‘Barangkali, dia sudah berhasil masuk dalam akun fbnya.’ Tebakku. Tapi aku salah. Tak berselang lama setelah tebakanku tadi, satu pesan masuk lagi ke inboxku. Dari honey.

Honey, alamate ni to? putriramadhani@rocketmail.com stlh putri g da spasi?

Glek!

Pikirku dia sudah berhasil masuk, ternyata masih tertahan dengan kebingungan-kebingunnnya sendiri. Kenapa dia tidak menerima tawaranku sih? Aku akan selalu siap membantu dan mengajarinya cara mengoperasikan internet. Ah, gapteknya honeyku. aku tersenyum dengan sms-smsnya yang lucu.

Kl email emang g blh pke spasi, honey. :! Kl nmmu pke sapi, eh salah, pke spasi.  balasku tak kalah lucu. Aku benar-benar tertawa membaca pertanyaannya, membaca balasanku.

Ow getu yach... br tw kl nama km jg’ pake’ SAPI, GEDE lg..he” :-P

‘Ah, dia bener-bener kesel!’ tebakku. Aku benar-benar suka menggodanya. Sayangnya kita hanya saling tanya melalui pesan singkat. Coba kalau kita sedang bersama, aku bisa bayangkan, dia akan memukuliku. Merajuk.

Aku tertawa geli.

Hari keempat Ramadhan ini lucu sekali. Bagiku, bagi dia juga tentunya.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!