Wednesday, November 17, 2010

Aku dan Air Mata


Aku dan Air Mata

Rintik hujan makin lama makin lebat. Angin, petir dan kilat tak henti-hentinya terdengar di luar. Air hujan yang terterpa angin menempel pada satu sisi kaca, menciptakan mahakarya lukisan alam yang tiapa duanya. Jari telunjukku tergerak untuk melukiskan sebuah gambar hati di satu sisinya lagi. Senyum simpul tercipta dari bibirku begitu lukisan itu tercipta. Melihat manisnya senyum yang mengembang dari bibirku, aku yakin, tak ada orang yang tahu bahwa pemilik senyum ini sedang merasa hampa. Dasar aktor, saat hampa pun masih sempat-sempatnya aku berpura-pura bahagia. Mungkin karena tuntutan, sebagai publik figur harus selalu terlihat bahagia meski yang sebenarnya terjadi aku sedang terluka.

Ah, apa hakku? saat ini aku tak lagi punya hak untuk tubuhku. Semua jiwa ragaku tlah jadi milik mereka, apa yang mereka minta, aku hanya bisa menurutinya. Tubuh ini bukan lagi milikku.

Dalam kekosongan yang aku rasakan, aku masih terus bertahan. Hidup memang kejam, tapi bukan berarti aku harus kehilangan senyuman.

Kehilangan pasti iya, tapi bukan berarti aku harus berhenti berharap. Hidup terlalu pendek hanya untuk menangisi kepergiannya. Ya, memang aku harus aku akui, terkadang air tercipta menemaniku saat di kesendirianku mengiringi remuk redam hatiku.

Sebagai publik figure, apa aku tak punya hak untuk menikmati hidupku? tekadang pertanyaan itu muncul saat aku bosan dengan kepura-puraan yang aku lukiskan melalui senyuman. Tapi sekali lagi aku sadar, aku milik mereka.

Di luar hujan masih belum reda. Tak ingin hanyut dalam luka, ku ambil gitar dan mulai ku mainkan nada demi nada hingga tercipta sebuah lagu "Aku dan Air Mata." Lagu inilah refleksi isi hatiku saat melihatmu melangkah pergi meninggalkanku.

Jatuh air mataku

iringi remuk redam hatiku

saatku kehilanganmu

dan hanya rintik hujan menemani aku

Saat aku bertahan

selama ini aku bertahan

lewati semua malam dingin yang aku pandangi hanyalah langkahmu..

wahai kau air mataku

hanya engkaulah saksi hidupku

saat aku kehilangannya

saat aku kehilangan....

Jatuhnya pun masih di pangkuanku

tak perlu disesali...

Di setiap detak jantungku

hanya enkau yang menemaniku

saat aku kehilangannya...

Jatuh air mataku

Iringi remuk redam hatiku...





*I SAY WHAT? When I think a song is suck, I just start to love it indirectly. Common bro, play AKU DAN AIR MATA again, because I hate it! LOL

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!