Bulan April telah berganti Mei, satu bulan kini tlah berlalu. Awal Mei ini, tak salah kiranya jika aku sedikit bercerita tentang satu bulan lalu.
Kejadian demi kejadian datang silih berganti, masalah satu belum terselesaikan, datang lagi masalah yang lebih berat, yang seolah-olah menyuruhku untuk menyerah.
Pertama, awal April di buka dengan sakit ibu yang harus bolak-balik ke Rumah Sakit. Dua kali periksa, dokter tetap menyatakan tidak harus dirawat di Rumah Sakit, padahal ibuku sudah minta untuk dirawat. Sebelum itu, sudah 4 kali periksa ke dokter yang berbeda, hasilnya tetap sama, tak ada perubahan sama sekali.
Kedua, tepat pada 4 April, keponakan pertama sekaligus satu-satunya, meninggal karena terpleset masuk ke sungai yang alirannya deras. Tak ada yang berani memberitahukan kabar ini, kejadiannya terjadi pukul tujuh pagi, jam sembilan baru ada yang berani memberitahukan kabar ini. Setelah itu, ibuku makin ngedrop kesehatannya.
Ketiga, setelah kabar itu, tepatnya satu minggu paska meninggalnya keponakan, ibu masuk rumah sakit selama 5 hari.
Keempat, setelah dirasa cukup baik dan mendapat izin dari dokter, ibu diperbolehkan pulang. Tapi empat hari setelah itu, kambuh lagi. Banyak yang mengusulkan untuk pindah ke dokter di Madiun. Ibu menurut. Apalagi sudah banyak bukti yang menyatakan bahwa semuanya sembuh, padahal kondisi awalnya lebih parah. Setelah periksa dan ganti dokter, ternyata hasilnya biasa saja.
Kelima, dua hari setelah ganti dokter, sakitnya kambuh. Ibuku harus dirawat inap lagi di Rumah Sakit.
Keenam, novel yang seharusnya selesai bulan April ini ternyata gagal karena harus jagain ibu di rumah sakit. Novel ini sebenarnya harus aku serahkan ke panitia penyelenggara lomba menulis novel, tapi aku tak bisa memenuhi targetnya.
Ketujuh, karena sibuk bolak-balik ke Rumah Sakit, lomba-lomba yang di fb, tak satu pun aku ikuti karena tak ada kesempatan untuk duduk manis di depan komputer.
Foto
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!