Saat sepi mulai menguasai ingatanku, aku kembali terjebak dalam indah dan pahitnya kenangan masa lalu, dan tetap saja aku merindukanmu.
Saat aku mulai merindukanmu, aku kembali teringat bahwa tak ada cukup kata untuk mengungkapkan isi hatiku. Aku tersadar, sapaku tak lagi berarti untukmu. Mari kita artikan diamku ini sebagai kata-kata yang mampu kau terjemahkan menjadi sebuah kalimat yang mampu kau pahami tentang mauku dan rinduku padamu.
Saat aku mulai merindukanmu, aku kembali teringat bahwa tak ada cukup kata untuk mengungkapkan isi hatiku. Aku tersadar, sapaku tak lagi berarti untukmu. Mari kita artikan diamku ini sebagai kata-kata yang mampu kau terjemahkan menjadi sebuah kalimat yang mampu kau pahami tentang mauku dan rinduku padamu.
*
waw... meskipun pendek, merinding gue bacanya
ReplyDeleteMerinding gimana? prasaan biasa aja :)
Deletewah ini lagi galau ya? :)
ReplyDeleteUmmm... blogku ini memang spesifikasinya ttg yg galau-galau. hahhaha.Selamat datang ya...
Deletedalem banget puisinya :D
ReplyDeleteaku malah gak tahu kalo ini adalah puisi. hanya nulis aja. :)
Deletepuk puk puk
ReplyDeleteGw hanya butuh pelukn dan bahu utk bersandar, gak butuh puk puk!
DeleteMas jangan galau Mas :)))
ReplyDeletegak galau kok. cuma menyuarakan apa yang sepintas muncul di pikiraan aja. lagian "GALAU" adalah nama tengahku. hahha
Delete*langsung mojok di ujung kamar*
ReplyDelete*langsung bershowerlah!
Delete