Aku cemburu. Yup, harus aku akui itu.
Jujur, memang tiada pernah ada akhir
perasaan ini untuknya. Meski baru, perasaan ini tulus untuknya. Tapi, meski hati kecil yang paling dalam telah
berteriak untuk bisa tersadar, tapi rasa ini tak juga mau pergi dariku. Aku sungguh-sungguh mencintainya. Aku menyukainya
Harusnya ini tak boleh, tak boleh
ada dia di ruang hatiku, apalagi menyediakan terlalu luas ruang hati untuknya. Bukankah aku pernah mengatakan disini, hatiku tak akan ku buka untuk siapapun juga? hatiku akan tertutup sampai aku menemukan waktu yang tepat waktuku.
Apa yang menyebabkan dia
begitu istimewa, padahal aku masih ragu, seberapa istimewanya diriku di matanya.
Mungkin ini hanya perasaanku saja atau hanya prasangkaku saja. Di matanya, aku hanya seorang laki-laki yang entahlah apa namanya, mungkin aku hanya pelarian dari rasa sakit hatinya.
Tidak! Ini tidak seperti yang kalian bayangkan. Ini bukan cinta terlarang seperti yang pernah beberapa orang pertanyakan. Ini bukanlah jenis cinta seperti itu.
Ini bukanlah cinta yang salah, karena cinta tak pernah salah. Yang salah, adalah ketika kita tak mengerti apa
mau cinta. Cinta tak pernah salah. Yang salah, adalah ketika kita
memaksa cinta untuk menjauhi kekasihnya.
Ketika aku memutuskan untuk menerimanya di ruang
hatiku, aku merasa bahwa ini tak akan lama, dia akan pergi ketika dia
harus pergi. Dan aku pun sepertinya akan ikhlas
melepaskannya jika memang ini harus terjadi padaku. Karena ini memang biasa terjadi dalam hidupku. Biasa pula dalam perjalanan cintaku.
Tapi aku juga tak mau munafik, bahwa di dalam hatiku yang paling dalam aku berharap lebih padanya. Berharap cinta ini bukanlah hanya persinggahan sementara, seperti cinta yang pernah hadir sebelumnya.
Entah …..
Ada saat dimana aku merindukannya, sangat… tapi ada
saat aku begitu mencemburuinya. Cemburu saat membaca kisah percintaannya. Cemburu pada orang di masa lalunya. Cemburu dengan semua yang dituliskannya. Cemburu pada orang yang aku pun tak tahu seperti apa orang yang pernah ada di masa lalunya itu.
Duh, hatiku ternyata pecemburu. Cemburu karena banyak hal yang ingin aku tahu darinya, tapi aku tak bisa tahu darinya. Mencoba meraba apa
yang ada di dalam pikirannya, tapi aku pun tak bisa.
Yup, aku cemburu!
hehehe... cemburu ya sob..
ReplyDeletesedekat apapun kita dengan kekasih kita.. nggak 100% kita tahu apa isi hati dan pikirannya
aku mau tahu apa yg dipikirkannya, gimana ya...
DeleteWah... cemburuan ni yee...
ReplyDeleteSaya cemburuan juga sih... Tapi saya gak mau terlalu di ekspresikan..
Emang situ cemburu ama apa? eh, sama siapa ding! kwkwkwk
Deletetahu banget sih kalo situ gak bisa meng-ekspresikan perasaannya. kalo aku mah drpada dipendam dalam ati, mending diungkapkan aja. kalo gak bisa lewat lisan, ya lewat tulisan kek ini nih...
berharap aja kalo dia mau baca tulisan kek gini. tapi apa dia tahu blogku ya?
*kedip-kedip*
assalamualaikum mas riu,, lama nian sy tdk berkunjung kemari,, sekali berkunjung ketemu postingan edisi galau nih,, hehe
ReplyDeletewa'alaikum salam...
Deleteya allah... mas Kahfi kemana aja? kok bertapanya lama banget ya....
beneran bikin kangen nih....
walah kok boro2 bertapa,, malah gupek di kerjaan nih mas,,,sampe2 gk sempet mo ngapa - ngapain,,
Deletemasa? lama banget sibuknya? pasti repot banget ya, sampe gak bisa kemana-mana dan ngapa-ngapain.
Deletejadi kangen beneran nih....
ciee... punye rasa cemburu juga ni ye... berarti itu cinta kan? :D
ReplyDeletepasti ada dong! kan emang bener-bener cinta. hahhaa
Deletecemburu..... takut rasa yg diberikan berkurang :)
ReplyDeleteummmm... mungkinkah begitu? aku cuma takut kehilangan untuk sekali lagi aja. :)
DeleteCemburu itu wajar, tapi jgn berlebihan yak.. :D
ReplyDeletegaklah! aku juga tahu diri kok. gak mau mengekang terlalu jauh. :)
Deletesalam kenal gan, semoga hari ini bermanfaat dan sukses selalu
ReplyDeletesalam kenal juga ya....
Deletemakasih doanya. amin.
sabar..salam kenal ya?
ReplyDeletebingung bacanya, ini novel ? cerita pendek ? atau cerita nyata yang punya blog ? huehehe
ReplyDeleteya ga papa yg udah nikah juga ada cemburu koq
ReplyDelete