Thursday, August 11, 2016

Stalking Mantan


Kemarin tidak sengaja melihat profil mantan di Facebook. Namanya tidak sengaja, berarti memang tidak ada niatan untuk mencari dan melihat-lihat akunnya. Kebetulan, kemarin melihat ada pemberitahuan yang muncul di laman Facebook. Nama-nama orang yang mungkin saya kenal. Saya nyoba klik itu pemberitahuan. Hanya sekedar melihat-lihat saja, mungkin ada yang saya kenal dan bisa saya tambahkan dalam daftar teman.

Nah, pas saya sedang melihat nama-nama yang ada dalam daftar itu, ternyata saya menemukan nama sang mantan dalam daftar tadi. Nama asli, bukan nama samaran seperti yang pernah saya kenal dulu. Dari situ akhirnya saya tahu, facebook lamanya sudah hilang, berganti dengan akun facebook baru. Takut mungkin dianya kalau chat saya kebaca suaminya. hahaha

Tapi bukan itu intinya. ini tentang bagaimana saya yang awalnya tidak ingat dia jadi teringat lagi. Awalnya tidak ingin mencari ttahu, jadi punya niatan dan melakukan stalking di akunnya. Dan benar, setelah itu langsung melihat-lihat postingannya. Hmmm....

Jadi terasa lagi sakitnya. Sakit akibat ditinggal tanpa ada pemberitahuan. Sakit karena jadi orang terakhir yang tahu bahwa dia sudah lamaran. Byuh, sakitnya terasa banget. Bersama sejak 2008-2013, berakhir tanpa ada kata pisah. Dan sedihnya, nikahnya dengan teman sendiri, teman sekantor. Lebih menyedihkan lagi, mau resign, tidak diizinkan. Tidak resign, tiap hari harus bertemu dan berpura-pura seolah tidak saling mengenal. Bekerja jadi seperti di neraka saja. Tsah!

Meski saki-sakit juga karena melihat akunnya, tapi masih bisa senyum-senyum juga melihat fotonya. senyumnya masih sama seperti yang dulu, tidak berubah. Yang berubah hanya yang dalam gendongan saja. Sekarang jadi 2. Dulu saat terakhir ketemu, dia masih satu yang dibawa kemana--mana. Sekarang nambah satu lagi.

Tapi tetep, kalau melihat fotonya, pasti mengabaikan laki-laki di sampingnya. Berusaha untuk tidak melihatnya, apapaun alasannya. Tak ada alasan, yang saya inginkan hanya melihat orang yang pernah mengisi hidup saya, bukan orang yang pernah menghancurkannya.

Btw, sudah ada orang lain yang menggantikannya. Jadi biarpun dia pernah mengisi kehidupanku, tapi jalan hidup kita tlah berbeda. Dia dengan hidupnya, saya dengan kehidupanku yang baru. Dia mungkin pernah menjadi bagian kehidupan dan anaganku, tapi hidupku lebih berwarna dengan istriku.


No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!