Egois Itu Cuma Label Murahan
Pernah nggak sih kamu merasa udah berusaha jadi orang baik, nurutin apa kata orang, sabar-sabarin diri, tapi ujung-ujungnya tetep aja dibilang egois? Lucu kan. Padahal, kalau dipikir-pikir, kata “egois” itu seringkali dipakai asal lempar aja. Nggak peduli kita udah jungkir balik buat ngerti orang lain, kalau sekali aja kita bilang “nggak” atau nggak nurutin maunya mereka, langsung deh label itu nempel. Seolah-olah kita ini manusia paling keras kepala sejagad raya.
Masalahnya, banyak orang tuh nggak bisa ngendaliin diri mereka sendiri. Begitu kita nggak sesuai dengan ekspektasi mereka, yang disalahin ya kita. Contoh gampangnya gini, ada temen yang minta bantuan, padahal kita lagi capek setengah mati. Begitu kita nolak, bukannya ngerti kondisi, malah bilang, “Ih, egois banget sih lo!” Padahal, apa salahnya sih mikirin diri sendiri dulu? Apa setiap saat kita harus jadi superman buat orang lain biar nggak dicap egois? Capek, bro.
Dan jangan lupa, ada juga orang-orang yang terlalu terbiasa diturutin. Mereka nganggep semua orang wajib ngikutin jalan pikiran dan kemauan mereka. Begitu sekali aja ada yang beda arah, langsung dicap jahat, dingin, keras, egois, pokoknya semua label buruk dikeluarin. Padahal faktanya, kita cuma belajar buat nggak jadi orang yang gampang diatur seenaknya lagi. Kita cuma belajar bilang “cukup”. Dan anehnya, keberanian kita untuk jaga diri malah bikin orang lain sakit hati.
Jadi kalau dipikir-pikir, kata “egois” itu lebih sering jadi senjata buat mereka yang gagal nguasain diri sendiri atau nggak dapet apa yang mereka mau. Label itu murahan banget, kayak kartu andalan kalau mereka udah nggak punya alasan lain. Nah, daripada kita terus-menerus sibuk ngebuktiin kalau kita nggak egois, mending terima aja. Biarlah orang ngomong. Karena pada akhirnya, orang yang tahu perjuangan kita ya cuma diri kita sendiri. Dan percaya deh, nggak ada salahnya kok jadi “egois” versi mereka, selama itu bikin kita tetap waras.
Mungkin, jadi egois justru cara paling sehat buat bertahan. Karena kalau terus-terusan hidup buat nurutin orang lain, kita bisa lupa siapa diri kita sebenarnya. Dan itu lebih bahaya daripada sekadar dicap egois.
.
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!