Tuesday, September 1, 2009

Jangan menyerah!

Masalah demi masalah datang bertubi-tubi. Satu masalah belum selesai, datang masalah lain menghampiri. Dia datang tanpa diundang, yang sebelumnya sangat percaya diri, kini berubah lunglai.

Hidup adalah permainan dan tempat kita hidup di dunia ini adalah tempat permainannya. Hidup adalah keterlemparan, dan dunia adalah tempat bagi kita untuk dilemparkan. Sebagaimana dilemparkannya nabi Adam di dunia ini. Kadang kita dipuji kadang dihina. Dipuji karena prestasi, dihina karena kemiskinan.

Tapi begitulah hidup, kadang di atas, kadang di bawah. Hanya tergantung pada manusia yang menjalankan. Apakah dia akan menerima atas semua penderitaan demi penderitaan. Ataukah mensyukuri setiap anugerah yang telah diterimanya dan berupaya dengan segenap tenaga untuk bangkit dari keterpurukan.

Kata kuncinya adalah : Jangan Menyerah!

Yap. Hanya dengan kata itu kita bisa bangkit. Jangan menyerah! Jangan pernah ada pikiran untuk menyerah.

*********

Perkenalkan, namaku Ardian Sahru Ramadhan. Mahasiswa semester awal yang sedang menjalin hubungan dengan perempuan bernama Ardiani Putri Ramadhani. Ini adalah catatan keenamku selama Ramadhan ini. Catatan perjalanan hidup yang mungkin semua orang lain tak mengalami.

Bagi yang sering mengikuti status facebookku, ada kata-kata yang sering aku tulis berulang-ulang, bagi yang peduli pasti penasaran, bagi yang tidak peduli, dia hanya membaca kemudian membiarkannya tanpa tanggapan.

Kata-kata apakah itu? Bila ada yang tanya seperti itu, sepertinya aku harus memberitahu. Statusku itu hanya aku tulis jika aku benar-benar dalam keterpurukan. Adakah yang pernah tahu, aku sering menulis kalimat di bawah ini?

“HIDUP INI INDAH. HIDUP INI INDAH. HIDUP INI INDAH. HIDUP INI INDAH.”


**********

Pemuda itu terbangun dari tidur ayamnya. Sentuhan dari tangan kasar ayahnya telah membangunkan dan membuatnya terjaga. Pemuda itu bangkit dan duduk di samping ayahnya yang sedang membawa beberapa lembar kertas di tangannya. Tak ada Kata-kata yang keluar di antara mereka. Hanya nafas-nafas yang dihela berlahan, berat dan menyesakkan dada.

Sesaat kemudian, pemilik suara berat mulai berbicara, memberi pengertian dan mencoba menenangkan suasana. Kata-kata bijak mengalir berlahan, wejangan yang cukup lama, berhenti ketika deru motor mati di perkarangan rumahnya. Dua orang itu saling berpandangan, mencoba menerka-nerka siapa. Bangkit bersama dan melihat dari celah cendela kaca.

Bukan lagi. Orang yang ditunggu telah ingkar lagi.

Pemuda balik lagi ke kamarnya. Masih tetap berharap dan menunggu kehadiran orang itu. Tapi gagal. Hingga batas waktu yang ditentukan, orang itu tak jua datang. Benar-benar tidak datang.

Pemuda itu terduduk dengan raut muka masam. Kertas-kertas yang ditinggalkan bapaknya kini menjadi permainannya. Mengubahnya menjadi perahu kecil, kapal terbang atau pun katak yang bisa meloncat. Pemuda itu tersenyum, kemudian matanya mulai berkaca-kaca lagi.

“Hidup ini indah. Hidup ini indah. Hidup ini indah.”

Pemuda itu terus mengulang kata-kata itu, tidak hanya dalam ucapan tapi juga dalam hatinya. Ditatapnya layar komputer yang menampilkan layar screen savernya. Mana menatap layar, tapi pikiran entah lari ke mana. Melayang-layang pergi menjauh dari jasadnya.

Beberapa hari ini, bila diperhatikan, pemuda ini lebih sering mengurung diri dalam kamarnya. Masalah demi masalah yang datang tak terpecahkan membuatnya tak nafsu makan. Dia menoleh ke arah pintu, sang ibu sudah berdiri di sana memperhatikannya.

Kini ganti sang ibu yang menghampiri. Kali ini dengan cerita-cerita masa lalunya, keluarga dan juga saudara-saudaranya. Intinya masih sama, memompa semangat sang anak ketika tiba-tiba angan-angan itu dihancurkan oleh orang yang dulu dianggapnya sebagai dewa.

“Tidak usah saling menyalahkan. Sekarang semua kita pikul bersama. Tidak perlu merengek-rengek lagi di hadapannya. Kalau dia masih punya hati, dia akan datang ke kita.”

“Hidup harus terus berjalan dengan atau tanpa bantuannya.”


*******

“ow.... yaw wez gpp..  thanks zo.. eh, qt jd pembg bareng lg di acr pers n jurnalistik... jumat depan.” Honey mencoba menghiburku di tengah-tengah kepanikanku. Kita akan bersama dalam acara yang hampir sama dengan beberapa waktu lalu. Menyenangkan sepertinya. Tapi sayangnya, aku sudah kehilangan gairah untuk kembali ke tempat itu. Sudah tak ada rasa untuk kembali melangkah bersama dengan mereka. Sekali rasa ini tersakiti, semua kan berubah menjadi benci. Acha bilang seperti itu dalam lyriknya. Honey, seandainya kau tahu, aku malas sekali bila harus bertemu dengan mereka.

Percayakah Anda, bahwa kami saling mencintai? Bila Anda masih meragukan hubungan kami, sepertinya Anda harus mulai mempercayainya sejak hari ini.

Tahukah Anda, apa tandanya jika wanita itu jatuh cinta? Kalau Anda belum tahu, aku akan mencoba membeberkan salah satu tandanya.

Jika seorang wanita sedang jatuh cinta, dia akan dengan senang hati berbagi cerita kepada Anda. Saat Anda berbagi kisah hidup, dia terlihat menikmati setiap untaian kalimat yang Anda utarakan. Dia akan mendengarkan kata demi kata yang keluar dari mulut anda. Ketika dia mau mendengarkan kisah Anda itu pertanda dia merespons Anda.

lebih bagus lagi apabila dia juga mau berbagi kisah seputar kehidupan pribadinya. Ini juga merupakan sebuah tanda bahwa dia sedikit berharap kepada Anda agar bisa menghiasi hari-harinya.

Percayakan Anda, bahwa kita pernah melakukan itu? Aku menceritakan masalahku, dan dia mendengarnya dengan seksama. Ketika selesai ceritaku, dia juga menceritakan masalahnya. Kita pernah melakukannya. Aku dan honeyku.

‘ntar malam kmpl panitia... jum’at dpn acrne.... oy fbq kmren g msuk hape mungkin pas daftar g ta’confirmasi dl. Crx gmn bwt konfirmasi?” Smsnya kembali bertanya. Dia masih berusaha untuk mengajakku.

Dia sudah tahu masalah akun facebooknya yang tak terdeteksi. Syukurlah. Kini aku jadi bisa sering tahu, apa yang sering dipikirkannya. Kalau pangkal masalah sudah ditemukan, tinggal solusi yang dapat diberikan. Aku akan mencoba menerangkan, “buka email dl, ntr di email ada surt dr fb. Kemudian km klik link yg dikirim fb, jd deh...” Demikian isi balasanku dari pertanyaannya. Singkat, padat dan tepercaya. Mirip slogan berita di TV, ya? Mudah-mudahan dia bisa memahami isi smsku.

Setelah sms itu, dia mulai tanya-tanya yang lainnya. Bagaimana meng-up load foto yang yang aku tag menjadi foto dalam albumnya. Bercerita tentang request teman-teman waktu SMA, rekan kerja dan juga mulai menuliskan komentar dalam catatan-catatanku yang sederhana.

Diam-diam aku mulai sering melihat statusnya. Melihat aktivitasnya. Melihat teman-temannya. Bahkan, aku mulai suka mencoleknya.
Hemm...... kalau mengenai aktivitas terakhirku, itu memang hobby terbrauku ketika login dalam akun flu. Kulihat, kini beberapa teman sudah berhasil ditambahkan. Beberapa teman ada juga dalam friendlistku. Meskipun begitu, dia tetap berpesan, cukup satu foto saja yang berhasil diketahui teman-temannya. Yang lainnya jangan sampai menyebar lagi, “garai rame...he’’... “

******

Sebelum aku tutup catatan hari keenam Ramadhan 2009ku ini, aku ingin sedikit menyapa kabar Indonesia yang terus dirundung masalah dengan negara tetangga. Hubungan dua negara yang terus mengalami pasang surut. Kadang akrab, kadang berdebat. Kadang bersahabat dan terkadang saling menghujat.

Indonesia. Kami bangga menjadi bangsa yang berbudaya. Kasihanilah tetangga kita, yang hanya bisa mengklaim kebudayaan orang lain menjadi budaya mereka.

Indonesia tanah airku. Tanah tumpah darahku. Kan ku puja sepanjang masa.

Untuk mengakhiri catatanku hari keenam ini, Aku ingin sekali bernyanyi untuk menghibur diri. Kalau Anda hafal lagunya, mari bernyanyi bersama.

Tak ada manusia yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali segala yang telah terjadi
Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini tak ada artinya lagi

Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Tak ada manusia yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali segala yang telah terjadi

Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan hal yang terbaik

Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar dan tak kebal putus asa.

Jangan menyerah
Jangan menyerah
Jangan menyerah
Jangan menyerah



Puasa hari keenam ini, satu yang harus diingat. Jangan menyerah!


No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!