Thursday, September 17, 2009

Sepasang Merpati

Cinta adalah urusan hati. Manusia tidak punya kuasa di hadapannya. Hati berada di genggaman kedua tangan Tuhan yang dibolak-balik sesuai kehendak-Nya. Andai cinta bukan mutiara berharga, tidak akan mungkin para Nabi diutus sesuai zamannya. (Ibnu majah: 1847)


*******

Matahari mulai merayap ke barat, beberapa ekor burung terbang dan berputar-putar di sekitar taman. Terus berputar dan lalu-lalang kemudian menghilang kembali ke sarang. Penjual di taman pun mulai menata barang dagangannya. Memamerkan barang dagangannya kepada para pengunjung yang ingin menikmati keindahan senja di taman kota. Di sebelah barat taman, jalan raya pun mulai dipenuhi oleh lalu-lalang pengendara. Sepeda motor dan mobil saling menyalip pengendara lainnya. Sesekali, bunyi klakson terdengar memekakkan telinga ketika becak menerobos jalan tanpa memberikan tanda. Hiruk pikuk itu semakin lengkap oleh suara kaset orang mengaji yang mulai terdengar dari masjid di seberang jalan. Melantunkan ayat-ayat Tuhan yang menandakan waktu magrib segera datang.

Sore itu, aku sengaja mengajaknya jalan-jalan di taman itu sambil menunggu mobil jemputan kami. Membeli dua minuman rasa nanas di dekat pintu masuk taman untuk kita berdua. Menikmati segarnya minuman sambil keliling taman. Melintasi pedagang yang mulai sibuk dengan para pembelinya sambil terus berbicara, membicarakan kabar yang sedang beredar di sekolahan tentang kita dan anak-anak yang ikut lomba.

Kami berhenti di selatan patung yang terletak di tengah-tengah taman. Duduk di bantaran pembatas patung pahlawan yang sengaja dibangun untuk tempat duduk pengunjung taman. Berbicara apa saja sambil mengenalkan diri kita masing-masing. Sesekali tertawa jika ternyata ada satu kisah yang kita anggap lucu, bertanya hobby dan kesukaan, hal paling di benci dan binatang kesukaan.

Dia menyukai kucing. Binatang berbulu lembut yang terkadang memang terlihat menggemaskan. Aku tak heran dengan binatang kesukaannya itu, setiap harinya pun dia memang bersama binatang lucu itu. Gambar dalam ponselnya pun dipenuhi gambar binatang itu. Bahkan, wallpaper ponselnya pun bergambar kucing.

Kemudian kita berpindah obrolan tentang binatang yang paling dibenci. Kita sama-sama membenci binatang melata yang bernama ular. Ketika kita membicarakan ular tersebut, tiba-tiba dari arah timur muncul laki-laki tua sedang mengalungkan ular di leher dan badannya.

“Ular.....!” pekiknya. Spontan kami berdiri dengan pandangan masih menatap pada ular yang dibawa pak tua itu. Aku mengajaknya pindah dari tempat duduk kami. Ketakutanku dengan ular memang sangat berlebihan. Melihat binatang itu dari jauh pun sudah membuatku ingin lari saja. Dalam pelarianku bersama dia, perbincangan mengenai ular tak bisa berhenti. Kami menjelaskan alasan kami masing-masing tentang kebencian kami pada binatang itu. Sebab-sebab mengapa kami membenci binatang itu.


********

Merpati jantan terbang menukik ke angkasa. Sayapnya mengepak kuat menyangga tubuhnya agar tetap seimbang ketika terbang. Sekejap kemudian, berubah haluan meluncur dari angkasa untuk segera sampai ke dalam sangkarnya menemui sang betina yang selalu setia menantinya. Kebahagiaan sepasang merpati karena bisa bertemu kembali menular pada seorang laki-laki yang sekarang sedang memperhatikan mereka. Laki-laki bernama Ardian itu memandangi sepasang merpati itu lekat-lekat. Sekilas dia ingat dengan sebuah ungkapan yang telah membuatnya jatuh hati pada sang merpati. Merpati tak pernah ingkar janji. Begitu ungkapan yang sering ardian lontarkan ketika memandangi sepasang merpati yang ada di depan rumahnya.

Kau tahu, apakah maksud ungkapan itu?

Merpati jantan yang sudah terlanjur cinta pada pasangan, merpati betina, dia tidak akan berpaling kepada betina lainnya meski betina itu berada di dekatnya. Semua merpati selalu kembali ke pasangannya. Kesetiaan itulah yang membuatnya meluangkan waktu sejenak untuk melihat pada pasangan merpati itu setiap sorenya.

Laki-laki itu terus memandangi merpati itu saling bercengkerama. Sesekali saling mendekatkan paruhnya pada pasangannya. Laki-laki itu tersenyum. Dia ingat pesan yang siang tadi diterimanya. Mengeluarkan ponsel dalam sakunya dan membaca ulang sms dalam ponselnya. Dia sudah berulang kali membaca sms itu sejak dia menerimanya tepat pada pukul 10.42 pagi tadi. Ada perasaan bahagia seusai dia membacanya. Perasaan bahagia yang hanya bisa dirasakan oleh Ardian.

"Dr awal aq uda bilang...nak2 ahir2 ni aneh,mrk menjodohkan aq ma aziz..mrk bilang aq akan nkah ma dy abz lebaran...brulang kali aq ty, dgr dr mn? Mrk sll jawb, g dgr dr sp2.. cuman pantes aja..
AQ MA DY G DA PA2,key?
Oy dikalangan gr pun lg rame aq py gebetan br... capek g sh... : ( tp biarin..biar mrk berkreasi dg anganx masing2... aq jelasin jg percuma...
So, smiling’s going on... : ) "



No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!