Sistem opera dicoba, Ardian tak mampu menuliskan kata-kata untuk menulis status terbaru pada kolom yang telah disediakan atau ingin membalas komentar. Maka jalan satu-satunya adalah dengan menulis di word dulu baru mengcopy -paste ke kolom yang telah disediakan. Hal ini benar-benar membuatnya tak sabaran untuk segera mengakhiri survingnya.
Mozilla, program yang biasa dipakainya, selama dua hari ini tidak bisa mengakses situs Facebooknya. Padahal situs inilah yang wajib dibuka Ardian untuk mempublis catatan hariannya. Fasilitas yang bisa diandalkan adalah Internet Explorer, yang mengharuskannya login berkali-kali untuk bisa mengakses Facebook, e-mail, dan blognya.
Di antara kejengkelan-kejengkelan itulah Ardian menemukan satu artikel yang membuatnya tertarik padanya, Waktunya Permalukan si Perokok. “ wow!” kata Ardian setelah membaca judulnya. ‘Tema yang cukup nendang,” pikirnya. Sebelum meneruskan membacanya, Ardian menuliskannya sebagai status terbarunya.
Tulisan itu menyebutkan, bahwa sampai saat ini, hampir semua perokok sudah tidak mempan lagi jika diingatkan dengan kata-kata saja. Meskipun dibungkus rokok sudah tertulis penyakit-penyakit akibat rokok, namun nyatanya jumlah perokok tiap tahunnya selalu meningkat. Berbagai cara sudah dilakukan oleh segala lapisan masyarakat untuk bisa menciptakan lingkungan yang bebas dari asap rokok, tapi sampai saat ini, rokok masih menjadi masalah yang belum bisa terpecahkan. Oleh sebab itu, tak salah kiranya jika ada sebuah usulan, jika ingin menghentikan perokok maka jalan satu-satunya adalah dengan cara mempermalukannya.
Dewasa ini, merokok memang sudah menjadi kebiasaan yang harus diperangi. Semakin maju suatu negara, maka penduduknya pun akan semakin peduli dengan kesehatannya. Pemerintah pun akan melakukan apa saja agar masyarakatnya sehat. Karena itulah, banyak negara-negara maju yang mulai mempersempit ruang publik bagi perokok aktif untuk sekedar menyalurkan hobi merokok mereka.
Di Indonesia sendiri, telah banyak cara untuk mencegah pertumbuhan kebiasaan merokok. Banyak peraturan-peraturan yang dibuat untuk membatasi ruang gerak perokok, tapi sampai saat ini, pertumbuhan setiap tahun malah semakin meningkat. Jumlah perokok aktif semakin banyak. Dan yang disayangkan adalah, perokok aktif itu sebagian besar adalah anak-anak atau remaja, yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa.
Melihat pertumbuhan perokok aktif di Indonesia memang tidak lepas dari peran perusahaan rokok yang semakin hari memperlebar sayap jangkauannya. Iklan rokok gampang sekali ditemui. Setiap menitnya, ratusan iklan rokok mengudara dan menjaring mangsa barunya. Di jalan-jalan, iklan rokok dapat dengan mudah ditemui. Belum lagi, hampir semua acara-acara besar disponsori dan didanai oleh perusahaan rokok. Baik itu event olahraga, musik, film bahkan sinetron di Indonesia, perusahaan rokoklah yang paling banyak memberikan suntikan dana. Bagi perusahaan rokok, semakin dini anak-anak mengenal rokok, maka semakin panjang umur perusahaannya.
Melihat gejala yang memperhatinkan inilah, seyogyanya para orang tua dapat memberikan contoh baik kepada anak-anaknya. Jangan sampai anak-anak mereka terjerumus dalam lingkaran setan pecandu rokok. Sekali orang terjerumus dalam kebiasaan merokok, semakin sulit baginya untuk terlepas dari jeratan kebiasaan merokok.
Kampanye anti rokok sangat penting dilakukan, karena perokok pasif menghisap tar 3 kali lebih banyak dibanding perokok aktif, nikotin 3 kali lebih banyak, karbon monoksida 5 kali lebih banyak dan gas-gas berbahaya lainnya 50 kali lebih banyak. Perokok aktif hanya menghisap 25 persen asap rokok sementara 75 persen lainnya diberikan ke perokok pasif di sekitarnya. Dan perokok pasif menghisap 4.000 jenis bahan kimia saat terpapar asap rokok orang lain.
Tidak salah kiranya jika ingin menghentikan perokok maka jalan satu-satunya adalah dengan cara mempermalukannya. Dan Ardian sangat setuju sekali dengan usulan ini.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!