Wednesday, October 20, 2010

Masih Seperti Yang Dulu


Kami sedang berjalan beriringan nenuju kantin yang terletak di lantai satu saat dia bertanya padaku, "Kau mengabaikanku?"
Mendapat pertanyaan dengan nada curiga, aku pun mencoba untuk membela diri.
"Tidak. Kenapa kau berfikiran seperti itu?"
Dia terdiam, aku menunggu sambil mengirini langkahnya. Kami masih melanjutkan langkah kami menuju kantin, seperti tidak ada apa-apa.
Lama menunggu, lantas dia menjawab tanpa memandangku, "Lama kau tak menghubungiku."
"Benarkah?" tanyaku seraya menatapnya. Tapi dia sepertinya tidak peduli dengan tatapanku yang tak percaya dengan jawabannya.
"Iya," jawabnya sambil menghentikan langkah. Aku pun mengikutinya, menghentikan langkahku. "Kau juga selalu menghindariku," lanjutnya.
"Tidak. Aku tidak merasa seperti itu," sanggahku.
Dia melanjutkan jalannya. Aku pun mengikutinya. "Apa buktinya?" tanyanya kemudian.
Ku tarik nafas dalam-dalam dan bertannya, "Kau percaya padaku?"
Dia menoleh padaku, "Kenapa?" tanyanya balik.
Ku hentikan langkahnya. Ku taruh telapak tanganku di pundaknya, menatap ke kedua bola matanya dan berkata, "Hatiku masih untukmu. Kau harus nyakin itu. Aku tak menghubungimu bukan berarti aku melupakan dan menghindar darimu. Yakinlah, aku masih sama seperti yang dulu."
Kami terdiam.
Ku tarik tanganku dari atas pundaknya dan berpaling darinya. "Nasi goreng ato mie ayam?" aku menawarkan menu makan siang kepadanya. Kantin sudah penuh dengan para karyawan yang hendak makan siang. Setelah memeran makan siang, kami menuju meja yang masih kosong di tengah-tengah kantin.
*Photo by Ron Diorio

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!