Thursday, January 27, 2011

Efek Buruk Perceraian Pada Anak Laki-laki


Baru kemaren rasanya saya memposting "KOSONG" di blog ini. Hari ini saya temukan sebuah kabar, bahwa Perceraian yang dilakukan oleh orangtua akan berdampak pada anak-anaknya. Lebih parahnya, efek perceraian akan lebih mempengaruhi anak laki-laki dibanding perempuan.

Anak laki-laki yang belum berumur 18 tahun lebih terpukul menghadapi perceraian orangtua dan lebih besar berpikir untuk melakukan hal-hal negatif. Selama ini yang saya ketahui bahwa perceraian kemungkinan memiliki dampak yang lebih besar pada anak perempuan dibanding laki-laki karena perempuan cenderung lebih rentan terhadap pikiran depresi dan bunuh diri.

Namun, hasil studi justru menunjukkan hal sebaliknya. Dalam kebanyakan kasus perceraian, seorang ibu memperoleh hak asuh terhadap anak-anaknya dan kurang melakukan kontak teratur dengan ayahnya. Kondisi ini akan mempengaruhi emosional dan juga perkembangan anak terutama bagi anak laki-laki.

Umumnya anak laki-laki lebih banyak bungkam dan menyimpan sendiri kesedihannya, sedangkan anak perempuan lebih mungkin untuk mengungkapkannya. Selain itu laki-laki cenderung enggan untuk meminta bantuan sehingga ia lebih rentan terhadap penyalahgunaan narkoba atau pikiran bunuh diri.

Laki-laki selalu disosialisasikan untuk menjadi kuat dan bukan untuk menunjukkan kelemahan atau perasaannya, karenanya ia lebih banyak diam.

Efek dari perceraian yang dilakukan oleh orangtua bisa berpengaruh terhadap anak-anak, seperti menimbulkan stres, kesehatan fisik dan mental yang memburuk, kesulitan di sekolah dan berpengaruh pada penurunan potensi penghasilannya saat dewasa. Selain itu anak-anak dari perceraian cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang rendah terhadap pernikahan.

Tulisan terakhir itu yang saya takutkan selama ini. Semua pernah terjadi padaku, dan saya takut bila kenyataan itu terjadi padaku.


:(

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!