Sesuatu yang sudah kita duga datangnya tapi tak pernah bisa kita sambut dengan baik. Sesuatu itu bernama 'luka'.
Kisahku akan terulang. Bukan untuk yang kedua, tapi yang ke tujuh kalinya. Hebat bukan? hehehe... aku sendiri juga kaget saat sadar, ternyata sudah terlalu seringnya terluka, sampai-sampai tidak ada rasanya lagi. Kamu pun pasti juga menertawakan aku, menertawakan banyaknya kisah lukaku.
Kadang ingin tertawa untuk setiap kejadian yang telah aku lalui. Ingin bertanya, "Kok bisa ya? Kenapa bisa?" tapi setiap pertanyaan itu aku tanyakan pada diriku sendiri, lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum kecut. Itulah aku, meski sudah tahu akan begini ujungnya, sudah tahu bagiamna endingnya, tetap saja ingin mencoba. Lagi, lagi, dan lagi. Dan hasilnya masih sama, terluka.
Terkadang, meski sudah siap dengan apa yang bakal terjadi, namanya luka tetap saja membawa trauma tersendiri. Terkadang juga menyalahkan diri sendiri atas ketidak siapan, kenapa harus mencoba lagi kalo harus menerima hal serupa? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu, kadang membuat miris juga. Tapi yang sering, pertanyaan-pertanyaan itu hanya muncul saat sendiri saja. Saat bersama yang lainnnya, pertanyaan-pertanyaan itu hilang begitu saja.
Ada katakata yang selalu aku bisikkan dalam hati ketika luka itu mulai terngaga, Setiap kali kita jatuh cinta maka setiap kali itu juga kita mesti siap untuk terluka. Meski kadang membantu, tapi terkadang juga tidak menimbulkan efek apapun bagi jiwa yang terluka. Tapi sampai saat ini, sepertinya aku menikmati setiap luka yang timbul akibat cinta terluka. Sekali lagi, ini yang membuatku tetap bisa tersenyum sampai saat ini. Bukan karena nikmatnya, tapi karena sakitnya.
Kadang ingin tertawa untuk setiap kejadian yang telah aku lalui. Ingin bertanya, "Kok bisa ya? Kenapa bisa?" tapi setiap pertanyaan itu aku tanyakan pada diriku sendiri, lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum kecut. Itulah aku, meski sudah tahu akan begini ujungnya, sudah tahu bagiamna endingnya, tetap saja ingin mencoba. Lagi, lagi, dan lagi. Dan hasilnya masih sama, terluka.
Terkadang, meski sudah siap dengan apa yang bakal terjadi, namanya luka tetap saja membawa trauma tersendiri. Terkadang juga menyalahkan diri sendiri atas ketidak siapan, kenapa harus mencoba lagi kalo harus menerima hal serupa? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu, kadang membuat miris juga. Tapi yang sering, pertanyaan-pertanyaan itu hanya muncul saat sendiri saja. Saat bersama yang lainnnya, pertanyaan-pertanyaan itu hilang begitu saja.
Ada katakata yang selalu aku bisikkan dalam hati ketika luka itu mulai terngaga, Setiap kali kita jatuh cinta maka setiap kali itu juga kita mesti siap untuk terluka. Meski kadang membantu, tapi terkadang juga tidak menimbulkan efek apapun bagi jiwa yang terluka. Tapi sampai saat ini, sepertinya aku menikmati setiap luka yang timbul akibat cinta terluka. Sekali lagi, ini yang membuatku tetap bisa tersenyum sampai saat ini. Bukan karena nikmatnya, tapi karena sakitnya.
Everyone comes into your life for a reason; some good, some bad. They shape, form and break us. But in the end they make us who we are.
nah,..terluka lagi nih, meski dah berkali2 tetap aja ya,..sakiiit banget :(
ReplyDeletemakasih dah menemukan jalan menuju rumahku yg nyempil hehehe
begitulah cinta,,katanya deritanya tiada akhir,,:)
ReplyDelete@Kenia : Nggak tau nih.... Meski sakit, tapi sgt menikmatinya. hahaha..
ReplyDeleteBtw, rumahmu sulit banget nemuinnnya. Udah berkali-kali nyariin, eh nggak ketemu. Ini tadi nggak segaja nemu. hahaha
@Alkahfi : Kata Sungkokong tuh..... hahaha....
ReplyDeletebegithulah adanya cinta, meski membuat luka, tetepsaja ada yg nikmatinnya. :)
Everyone comes into your life for a reason; some good, some bad. They shape, form and break us. But in the end they make us who we are. karya siapa?
ReplyDeleteboleh copas gak?