Berapa sering kamu jatuh cinta? sering, ataukah biasa saja? Kalau pertanyaan itu ditujukan kepadaku, maka aku akan mengatakan, sangat sering. Yup, aku memang gampang banget jatuh cinta. Meski aku tidak tahu pasti, apakah ini perasaan cinta atau hanya kekagumanku saja, tapi yang jelas, aku tipe orang yang gampang jatuh cinta.
Seberapa sering? sesering aku bertemu dengan orang baru. Meski terlahir sebagai introvert, bertemu orang baru adalah salah satu hal yang sangat membuatku bersemangat. Awalnya memang takut dan malu, introvert memang seperti itu, tapi setelah tahu bagaimana rasanya bertemu orang baru, itu benar-benar membuatku bersemangat. Masih tetap sebagai introvert, bukan aku yang memulai pembicaraan tapi aku lebih banyak menunggu. Menunggu untuk disapa, menunggu untuk diajak bicara. Tapi aku tetap senang bila bertemu dan berkenalan dengan orang baru.
Kembali ke masalah mudah jatuh cinta atau lebih pasnya rasa kekaguman itu. Sebenarnya ada yang hilang pada hidupku. Berkali-kali sahabat yang aku kenal menceritakan betapa mereka mengagumi orang tua mereka, mencintai ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya. Tapi itu tidak berlaku bagiku.
Jujur, aku pernah menangis sampai terisak-isak saat sahabatku bercerita betapa dia merindukan ibunya. Saat itu aku benar-benar menangis, dan aku yakin mereka tidak tahu sebabnya karena aku belum pernah cerita kenapa aku menangis saat itu. Sekarang, saat kejadian itu sudah berlangsung cukup lama, dan tema yang harus ditulis adalah tema ibu, aku malah tidak tahu harus menulis tentang apa.
Sering aku bertanya, kenapa aku tidak diberi perasaan yang sama, seperti orang lain mencintai ibunya, dan merasakan rindu pada mahluk yang bernapa ibu itu? Manakah yang salah dengan hidupku, kenapa aku tak punya perasaan itu? Meski aku pernah menulis rasa kagumku padanya, tapi itu hanya kepura-puraanku saja, karena semua orang merasakan itu dan aku ingin punya perasaan itu. Tapi sejatinya sampai sekarang aku juga bingung, kenapa aku merasa tidak ada hubungan batin dengan ibuku, tak pernah merasakan rindu pada ibuku.
Apakah karena sejak kecil hingga lulus kuliah aku tidak pernah hidup berdampingan dengannya, jadi perasaan-perasaan keterkaitan antara ibu dan anak tak tersambung. Ataukah ini akibat dari rasa kecewaku pada mereka, atau ada penyebab lainnya, aku tak tahu.
Sekarang ini aku merasa takut, jika ketiadaan perasaan ini membuatku menjadi anak yang durhaka. Dan mungkin para pembaca sekalian juga akan menganggapku seperti itu. Tapi perlu kalian tahu, aku juga ingin punya perasaan itu. Ingin merasakan bagimana kagum dan punya rasa rindu untuk mahluk bernama ibu itu. Ingin punya rasa kedekatan dengan ibu. Tapi sampai sekarang aku tetap tak merasakan itu.
Untuk ibuku, maafkan anakmu. Maafkan anakmu karena belum bisa mencintaimu seperti orang lain mencintai ibunya. Maafkan aku... Maaf jika selama ini aku tak pernah bisa membahagiakanmu. Ibu ……… Maafkan aku! Bukalah ruang maafmu untukku, anakmu ini! Maafkan diri ini yang engkau besarkan dengan tangan lembut kasih sayangmu, tapi tak bisa membalas rasa itu kepadamu. Ibu, maafkan aku.
Riu_aj
hmmm biasanya, yang kalo dari kecil gak hidup dengan ibunya, jadi agak jauh sama ibu.
ReplyDeletetapi dengan tidak memiliki deep connection dengan ibu, ga lantas menjadikanmu anak durhaka kok riu
sudah merindukan perasaan ingin dekat aja sudah bagus. mungkin ada baiknya riu coba dan mengambil langkah-langkah pendekatan ke ibu. supaya connectionnya bisa terbangun.
belum terlambat untuk itu, kan?
*hug riu
sampai kapan pun kasih sayang itu akan selalu hidup antara seorang anak dan ibunya meskipun salah satu dari mereka tidak mengakuinya
ReplyDeleteTurut berempati... Tapi saya yakin bukan berarti perasaan batin itu tidak ada. Mungkin tak terasa karena perasaan batin itu tak bisa terdefinisi.
ReplyDeletekita tidak harus memiliki cara yang sama untuk mencintai ibu kita seperti orang lain mencintai ibunya.
ReplyDeleteyang terpenting adalah kita benar2 yakin jika kita sudah melakukan hal terbaik yang menunjukan jika kita memang benar2 cinta dan sayang dengannya.
mantap bang, oke oke, fine fine, ibu memaafkanmu nak #halah
ReplyDelete:-)
ReplyDeleteManusia paling the best di dunia hanyalah Ibu... :D
ReplyDeletebelajarlah untuk mulai lebih peduli dengan ibu sob, belajarlah untuk mengetahui hal-hal kecil tentang dirinya, belajarlah untuk mulai merindukannya.. kekecewaan yang pernah timbul, tidak akan pernah bisa hilang kalau kamu sendiri tidak menghilangkannya.. salam untuknya ibunya yaa :)
ReplyDeletehmmm....... nice post...jadi terharu..
ReplyDeleteayoo yok kita minta maaf ke ibu kita....
:-)
tulisan ini berlaku untukku dengan tokoh pengganti "ayah".
ReplyDeletehiks
tanpa doa Ibunda, kita bukanlah apa2...:)
ReplyDeleteGua belajar mencintai seorang wanita, dengan belajar mencintai ibu...
ReplyDeletemoga ibu mu memaafkan mu ya ,,,
ReplyDeletetapi saya yakin dia sudah memaafkanmu sblum kamu minta maaf,
kalau daku susah jatuh cinta,hahahaha,love,peace and gaul.
ReplyDelete*speechless*
ReplyDeleteaku ndak pernah mikir sejauh ini
Sering sering mendoakan Ibu saja. Mendoakan agar beliau selalu diberi keselamatan, dan selalu dijaga dari hal hal yang kurang menyenangkan. Saya rasa hubungan bathin akan menyalur dan akan timbul tuh rasa yang kamu ingin rasakan.
ReplyDeleteIya dimaafkan kok Nak *mewakili* Setiap ibu selalu punya pintu maaf utk anak-anaknya tanpa di minta...
ReplyDeleteBtw, kalau soal tdk 'bersama' dgn ibu sejak kecil sampai lulus kuliah...salah satu keponakan saya juga seprti itu. Masa kecilnya lebih banyak bersama Embahnya, ketika kuliah dia juga ngambilnya di luar kota (tepatnya Semarang), lulus kuliah langsung di Kalimantan. BUt I see he really care to his mom.
Sekedar saran simple (bukan utk menggurui loh)jk ingin mengasah deep connection dengan sang bunda, sediakan waktu utk melihat dengan hati fotonya (selain intensitas komunikasi verbal)then think her efforts bahwa (salah satunya) utk terpisah hidup dengan anaknya juga bukan pilihan yg mudah baginya
mas saya jadi kangen mama saya di samarinda sana :(
ReplyDeleteAh sialan gue jadi sedih baca ini, kampret! Ibu, jgn pergi meninggalkanku ibu!
ReplyDeletekasih ibu tiada tandingnya
ReplyDeleterindu kn ibu yang dah lama pergi menyambut seruan ilahi
ReplyDeleteIbu Cinta
ReplyDeleteCintanya adalah seperti
sebuah pulau di laut hidup,
besar dan luas
Sebuah, tempat tinggal yang damai tenang
Dari angin, hujan, air pasang.
'Tis terikat di utara oleh Harapan,
Dengan Kesabaran di Barat,
Dengan Counsel tender Selatan
Dan di Timur oleh Istirahat.
Di atasnya seperti cahaya mercusuar
Iman bersinar, dan Kebenaran, dan Doa;
Dan thro 'adegan perubahan kehidupan
Saya menemukan sebuah tempat di sana.