Monday, December 5, 2011

Ibu, Maafkan Aku

Berapa sering kamu jatuh cinta? sering, ataukah biasa saja? Kalau pertanyaan itu ditujukan kepadaku, maka aku akan mengatakan, sangat sering. Yup, aku memang gampang banget jatuh cinta. Meski aku tidak tahu pasti, apakah ini perasaan cinta atau hanya kekagumanku saja, tapi yang jelas, aku tipe orang yang gampang jatuh cinta.

Seberapa sering? sesering aku bertemu dengan orang baru. Meski terlahir sebagai introvert, bertemu orang baru adalah salah satu hal yang sangat membuatku bersemangat. Awalnya memang takut dan malu, introvert memang seperti itu, tapi setelah tahu bagaimana rasanya bertemu orang baru, itu benar-benar membuatku bersemangat. Masih tetap sebagai introvert, bukan aku yang memulai pembicaraan tapi aku lebih banyak menunggu. Menunggu untuk disapa, menunggu untuk diajak bicara. Tapi aku tetap senang bila bertemu dan berkenalan dengan orang baru.

Kembali ke masalah mudah jatuh cinta atau lebih pasnya rasa kekaguman itu. Sebenarnya ada yang hilang pada hidupku. Berkali-kali sahabat yang aku kenal menceritakan betapa mereka mengagumi orang tua mereka, mencintai ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya. Tapi itu tidak berlaku bagiku.

Jujur, aku pernah menangis sampai terisak-isak saat sahabatku bercerita betapa dia merindukan ibunya. Saat itu aku benar-benar menangis, dan aku yakin mereka tidak tahu sebabnya karena aku belum pernah cerita kenapa aku menangis saat itu. Sekarang, saat kejadian itu sudah berlangsung cukup lama, dan tema yang harus ditulis adalah tema ibu, aku malah tidak tahu harus menulis tentang apa.

Sering aku bertanya, kenapa aku tidak diberi perasaan yang sama, seperti orang lain mencintai ibunya, dan merasakan rindu pada mahluk yang bernapa ibu itu? Manakah yang salah dengan hidupku, kenapa aku tak punya perasaan itu? Meski aku pernah menulis rasa kagumku padanya, tapi itu hanya kepura-puraanku saja, karena semua orang merasakan itu dan aku ingin punya perasaan itu. Tapi sejatinya sampai sekarang aku juga bingung, kenapa aku merasa tidak ada hubungan batin dengan ibuku, tak pernah merasakan rindu pada ibuku.

Apakah karena sejak kecil hingga lulus kuliah aku tidak pernah hidup berdampingan dengannya, jadi perasaan-perasaan keterkaitan antara ibu dan anak tak tersambung. Ataukah ini akibat dari rasa kecewaku pada mereka, atau ada penyebab lainnya, aku tak tahu.

Sekarang ini aku merasa takut, jika ketiadaan perasaan ini membuatku menjadi anak yang durhaka. Dan mungkin para pembaca sekalian juga akan menganggapku seperti itu. Tapi perlu kalian tahu, aku juga ingin punya perasaan itu. Ingin merasakan bagimana kagum dan punya rasa rindu untuk mahluk bernama ibu itu.  Ingin punya rasa kedekatan dengan ibu. Tapi sampai sekarang aku tetap tak merasakan itu.

Untuk ibuku, maafkan anakmu. Maafkan anakmu  karena belum bisa mencintaimu seperti orang lain mencintai ibunya. Maafkan aku... Maaf jika selama ini aku tak pernah bisa membahagiakanmu. Ibu ……… Maafkan aku! Bukalah ruang maafmu untukku, anakmu ini! Maafkan diri ini yang engkau besarkan dengan tangan lembut kasih sayangmu, tapi tak bisa membalas rasa itu kepadamu. Ibu, maafkan aku.



Riu_aj 

22 comments:

  1. hmmm biasanya, yang kalo dari kecil gak hidup dengan ibunya, jadi agak jauh sama ibu.

    tapi dengan tidak memiliki deep connection dengan ibu, ga lantas menjadikanmu anak durhaka kok riu

    sudah merindukan perasaan ingin dekat aja sudah bagus. mungkin ada baiknya riu coba dan mengambil langkah-langkah pendekatan ke ibu. supaya connectionnya bisa terbangun.

    belum terlambat untuk itu, kan?

    *hug riu

    ReplyDelete
  2. sampai kapan pun kasih sayang itu akan selalu hidup antara seorang anak dan ibunya meskipun salah satu dari mereka tidak mengakuinya

    ReplyDelete
  3. Turut berempati... Tapi saya yakin bukan berarti perasaan batin itu tidak ada. Mungkin tak terasa karena perasaan batin itu tak bisa terdefinisi.

    ReplyDelete
  4. kita tidak harus memiliki cara yang sama untuk mencintai ibu kita seperti orang lain mencintai ibunya.

    yang terpenting adalah kita benar2 yakin jika kita sudah melakukan hal terbaik yang menunjukan jika kita memang benar2 cinta dan sayang dengannya.

    ReplyDelete
  5. mantap bang, oke oke, fine fine, ibu memaafkanmu nak #halah

    ReplyDelete
  6. Manusia paling the best di dunia hanyalah Ibu... :D

    ReplyDelete
  7. belajarlah untuk mulai lebih peduli dengan ibu sob, belajarlah untuk mengetahui hal-hal kecil tentang dirinya, belajarlah untuk mulai merindukannya.. kekecewaan yang pernah timbul, tidak akan pernah bisa hilang kalau kamu sendiri tidak menghilangkannya.. salam untuknya ibunya yaa :)

    ReplyDelete
  8. hmmm....... nice post...jadi terharu..

    ayoo yok kita minta maaf ke ibu kita....

    :-)

    ReplyDelete
  9. tulisan ini berlaku untukku dengan tokoh pengganti "ayah".
    hiks

    ReplyDelete
  10. tanpa doa Ibunda, kita bukanlah apa2...:)

    ReplyDelete
  11. Gua belajar mencintai seorang wanita, dengan belajar mencintai ibu...

    ReplyDelete
  12. moga ibu mu memaafkan mu ya ,,,

    tapi saya yakin dia sudah memaafkanmu sblum kamu minta maaf,

    ReplyDelete
  13. kalau daku susah jatuh cinta,hahahaha,love,peace and gaul.

    ReplyDelete
  14. *speechless*
    aku ndak pernah mikir sejauh ini

    ReplyDelete
  15. Sering sering mendoakan Ibu saja. Mendoakan agar beliau selalu diberi keselamatan, dan selalu dijaga dari hal hal yang kurang menyenangkan. Saya rasa hubungan bathin akan menyalur dan akan timbul tuh rasa yang kamu ingin rasakan.

    ReplyDelete
  16. Iya dimaafkan kok Nak *mewakili* Setiap ibu selalu punya pintu maaf utk anak-anaknya tanpa di minta...

    Btw, kalau soal tdk 'bersama' dgn ibu sejak kecil sampai lulus kuliah...salah satu keponakan saya juga seprti itu. Masa kecilnya lebih banyak bersama Embahnya, ketika kuliah dia juga ngambilnya di luar kota (tepatnya Semarang), lulus kuliah langsung di Kalimantan. BUt I see he really care to his mom.

    Sekedar saran simple (bukan utk menggurui loh)jk ingin mengasah deep connection dengan sang bunda, sediakan waktu utk melihat dengan hati fotonya (selain intensitas komunikasi verbal)then think her efforts bahwa (salah satunya) utk terpisah hidup dengan anaknya juga bukan pilihan yg mudah baginya

    ReplyDelete
  17. mas saya jadi kangen mama saya di samarinda sana :(

    ReplyDelete
  18. Ah sialan gue jadi sedih baca ini, kampret! Ibu, jgn pergi meninggalkanku ibu!

    ReplyDelete
  19. rindu kn ibu yang dah lama pergi menyambut seruan ilahi

    ReplyDelete
  20. Ibu Cinta

    Cintanya adalah seperti
    sebuah pulau di laut hidup,
    besar dan luas
    Sebuah, tempat tinggal yang damai tenang
    Dari angin, hujan, air pasang.
    'Tis terikat di utara oleh Harapan,
    Dengan Kesabaran di Barat,
    Dengan Counsel tender Selatan
    Dan di Timur oleh Istirahat.
    Di atasnya seperti cahaya mercusuar
    Iman bersinar, dan Kebenaran, dan Doa;
    Dan thro 'adegan perubahan kehidupan
    Saya menemukan sebuah tempat di sana.

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!