Yup, akhirnya kesampean juga baca novel karya temen
bloggerku, Mhimi. Sedikit wasa-was juga waktu paket novel kirimannya itu tak kunjung sampai di mejaku.
Secara pernah kejadian, ada salah satu jasa pengiriman paket yang menyimpan paketku
selama sebulan di tempatnya, padahal sudah aku cantumkan nomor telponku juga. Ternyata eh ternyata, aku kudu ngambil paketnya di kantor jasa pengiriman paket itu. *hadeeeh! Tapi
syukurlah, paket ini hanya seminggu saja, jadi gak lama-lama bikin aku
penasaran pengen membacanya.
Sampainya paket ini juga diwanai dengan sedikit cerita lucu.
Petama, saat paket sudah dekat dengan mejaku, aku sedang tak di tempat. Aku
lagi ke kantor Radar Kediri buat ngambil beberapa sertifikat. 5 panggilan yang
masuk di hpku aku juga gak tahu. Tapi emang biasa sih, kalo nomor baru yg aku gak kenal biasanay gak aku angkat. Aku pernah cerita kalo trauma, kan? :D
Nah, paket yang ini juga berhasil bikin pusing kurir. Dalam paket itu, seharusnya namaku ditulis lengkap, tapi ternyata hanya Riu Aj saja. Kalo pegawai pos, udah pada kenal, karena aku sering dapet paket kek gini. Tapi yang ini, jasa pengirimannya adalah baru, jadi belum ngerti bener siapa Riu Aj. Ditambah lagi dengan alamat yang aku pakai, aku memakai alamat baru kantorku. Meski kantornya adalah sama, tapi alamatnya adalah ganti dan belum banyak yang kenal dengan alamat baru itu. Jadinya petugasnya harus bolak-balik melewati kantorku selama 5 kali baru akhirnya nyerah dengan menelponku dan menanyakan nama asliku sekaligus alamat yang benar yang mana. *Hmmm… merepotkan saja!
Nah, paket yang ini juga berhasil bikin pusing kurir. Dalam paket itu, seharusnya namaku ditulis lengkap, tapi ternyata hanya Riu Aj saja. Kalo pegawai pos, udah pada kenal, karena aku sering dapet paket kek gini. Tapi yang ini, jasa pengirimannya adalah baru, jadi belum ngerti bener siapa Riu Aj. Ditambah lagi dengan alamat yang aku pakai, aku memakai alamat baru kantorku. Meski kantornya adalah sama, tapi alamatnya adalah ganti dan belum banyak yang kenal dengan alamat baru itu. Jadinya petugasnya harus bolak-balik melewati kantorku selama 5 kali baru akhirnya nyerah dengan menelponku dan menanyakan nama asliku sekaligus alamat yang benar yang mana. *Hmmm… merepotkan saja!
Oke, lupakan dengan seklumit kisah tentang sampainya paket
itu, kini saatnya membahas tentang novel Journey ini.
Pertama, cover. Sebenarnya aku sedikit kurang sreg
dengan pemilihan sampul ini, trutama fontnya. Gak tau, kurang sreg aja dengan
pemilihan font coverya. Ini kan novel manis, seharusnya font untuk covernya
dipilih yang terkesan manis juga. Kalo boleh sedikit saran, penerbit gagas
keknya selalu punya cover yang manis, baik gambar ataupun pemilihan fontnya.
Coba kalo dibuat dengan mengacu cover penerbit itu, keknya cover novel juga akan sedikit menarik. But, don’t judge the book by the cover. Aku setuju dengan pendapat itu. yang penting isinya, man!
Kedua, isi. Jujur, aku belum menuntaskan semua isi
dari buku ini. Hanya sebagian saja, makanya judul postinganku ini adalah salah
satu bagiannya saja. Asal tahu aja, buku ini ditulis oleh dua penulis muda asalah
Makassar, Mhimi Nurhaeda dan athe’ lathief. Dalam novel ini dibagi menjadi dua
bagian, satu bagian tulisan Mhimi, dan satu bagian lagi tulisannya Athe’. Meski ditulis oleh dua orang yang berbeda, novel ini punya
satu ujung yang menggambungkan anatara dua penulis tersebut. Tidak salah jikalau
akhirnya cover novel ini adalah simpul tali, mungkin maksudnya inti dari novel ini juga simpul itu.
Seperti aku bilang tadi, aku belum tuntas membaca
keseluruhan novel ini. Aku mendahulukan tulisan dari temanku,
Mhimi. Sengaja aku dahulukan tulisan dia, karena aku lebih kenal dia dibanding
penulis satunya. Sedikit pilih kasih sebenarnya, tapi karena novel ini ditulis
oleh dua orang, mau dibaca dari sisi manapun saja, akan ketemu titik temunya.
Chapter-1 hingga chapter-3 sukses membuatku melompat-lompat membacanya. Nama Obet yang disebutkan berulang-ulang ternyata
cukup menggangguku. Aku sudah berusaha memaksakan diri untuk menikmatinya,
tapi tetep aja penyebutan nama berulang-ulang itu membuatku kehilangan selera. *salim ke penulisnya biar gak dijitak :D
Aku baru bisa menikmati ceritanya saat memasuki chapter
empat, Kutukan Kodok. Setelah chapter itu hingga akhir tulisannya, aku benar-benar menikmatinya. Meskipun tetep terganggu dengan penyebutan nama Obet berkali-kali
yang letaknya di sana-sini, tapi aku sukaaaaa!. *Peluk Mhimi.
Dari keseluruhan cerita dan chapter yang ada dalam novel ini,
aku paling suka chapeter 9, Paman Gembul. Ada kalimat yang aku tandai dari percakapan
paman gembul dengan tokoh utamanya. Bahkan beberapa aku garis bawahi karena
aku suka dengan kalimat-kalimatnya. Contohnya adalah kalimat ini :
Jatuh cinta adalah kegilaan tak terbatas, dan aku tak pernah berharap disadarkan dari kegilaan ini. Biarkan aku menemukan kesadaranku sendiri, dengan jalan cinta itu sendiri. Meski pada akhirnya kesadaran itu adalah tangisan yang tak berujung, maka sesungguhnya aku benci disadarkan dari kegilaan ini.
Aku gak tahu kenapa, aku suka dengan kalimat itu. Meskipun aku tahu, tak mungkin aku jelaskan disini. Karena yunomisowellah, ada rahasia yang kadang memang tak baik diceritakan.
Meski cerita dalam novel ini sedikit kelam, mengekspose
bagaimana susahnya move on pada kisah cinta masa lalu, tapi di beberapa bagian
tetap akan kita temui sisi homornya yang menggelitik, khususnya di chapter-12
halaman 104. Percakapan antara Shea dengan Obet ini cukup membuatku tertawa.
Selain chapeter 9 yang aku suka, kisah tentang bagaimana akhirnya tokoh utamanya berhasil move on juga menjadi pilihan utamaku.
Secara keseluruhan, novel ini punya arti tersendiri bagiku. Menarik, sedikit galau-galau gimana githu dan sangat rekomen banget buat dikoleksi, khususnya yang pengen belajar move on.
Terakhir, satu kata deh buat Mhimi, KEREEEEEN!
Selain chapeter 9 yang aku suka, kisah tentang bagaimana akhirnya tokoh utamanya berhasil move on juga menjadi pilihan utamaku.
Secara keseluruhan, novel ini punya arti tersendiri bagiku. Menarik, sedikit galau-galau gimana githu dan sangat rekomen banget buat dikoleksi, khususnya yang pengen belajar move on.
Terakhir, satu kata deh buat Mhimi, KEREEEEEN!
********
Judul : Journey
Penulis : Mhimi Nurhaeda dan Athe’ Latief
Penerbit : Udara Publishing
Harga : Rp. 55.000,-
Penulis : Mhimi Nurhaeda dan Athe’ Latief
Penerbit : Udara Publishing
Harga : Rp. 55.000,-
Cover 1 |
Cover 2 |
Mantap, ntr kalo gw buat buku minta di review ah sama bang riu riu riu.. :D
ReplyDeleteBoleh. dengan senang hati.
Deleteaku minta yang ada tanda tangnnya ya,...
buku ini aku juga dapat tanda tangannya lho....
yaaah... belom direview semuaa ya... tapi ini tentang prosa ya? kayanya bagus yaa... oya aku juga suka bikin tentang prosaa... follow nd komen balik yaaa
ReplyDeleteada dua bagian soalnya, jadinya aku pilih satu bagian dulu. akan aku lanjutin bagian lainnya nanti.
Deleteoke, thanks dah datang ya.... pasti aku follow deh1 :)
ya ampun aku kira itu uler yg disampulnya =,,=
ReplyDeleteaku kira ini cerita petualangan di belantara hutan gtu *agak2 ngarang*
hehe rupanya cerita cinta ya :)
waaahhhhhh thankkssss aloootttt riuuuu *jitak2riu,terus peluk2riu* ;D
ReplyDelete-MN-