Thursday, May 17, 2012

Titik Jenuh



Aku benar-benar tak tahu harus bagaimana lagi. Menginjak sebulan usia hubungan kami, ternyata masalah semakin hari semakin bertambah saja. Satu masalah terselesaikan, muncul masalah baru menunggu dalam waiting list yang meminta untuk segera diselesaikan. Tapi sayangnya, masalah ini akan sedikit sulit untuk diselesaikan, mengingat kita sama-sama tak tahu harus melakukan apalagi untuk mengatasi masalah ini.

Entahlah, mungkin kami dalam titik jenuh atau bosan terhadap hubungan kita ini. Manusiawi, begitu orang bilang. Ini dialami oleh siapapun dalam menjalani hubungan. Aku sudah mencoba mencari jawaban, tapi tetap saja tak terselesaikan. Antara marah, kesel dan kangen. semua rasa nyampur jadi satu.

Kadang aku juga bisa menerima, bahwa bosan adalah wajar, mengingat semua jalan akan bertemu dengan satu noktah itu. Bosan adalah proses, agar kita lebih cerdik menghibur diri dan bersyukur, bahwa sebenarnya kita perlu membuka mata, kehidupan kita masihlah indah, masih banyak yang tidak beruntung di luar sana. Tapi tetep saja, jika 3 hari tak ada kabar akan membuat kita juga mulai bosan.

Aku mencoba menengadah di kala siang, hanya untuk melihat awan di langit. Ada banyak awan berbagai bentuk, langit biru, dan burung burung yang merayapi angkasa. Malam pun aku coba melihat ke langit, hanya untuk menyanksikan bahwa masih banyak bintang yang tersenyum padaku.Tapi tetap saja, saat sapa tak lagi dapat balasan darinya, perasaan terabaikan akan muncul dengan segera.

Yah, saat-saat seperti ini aku teringat dengan puisi Bosan yang dibacakan oleh Dian Sastro dalam film Ada Apa Dengan Cinta? Film ini mengisahkan kebosanan seorang wanita kepada kekasih prianya yang dingin, angkuh dan sok jual mahal! Film ini cocok sekali untuk orang-orang yang merasa bosan dengan pasangannya. Dan sepertinya pusi yang dibawakan Dian Sastro itu juga cocok untuk hubungan kami ini. Tapi aku juga belum yakin, apakah ini memang hubungan kami dalam titik kejenuhan?

Ku lari ke hutan kemudian menyanyiku,.
Ku lari ke pantai kemudian teriakku
Sepi..sepi dan sendiri aku benci
Ingin bingar aku mau di pasar..
Bosan aku dengan penat
Enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika ku sendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh
Ada malaikat menyulam jaring labah-labah belang di tembok keraton putih
Kenapa tidak kau goyangkan saja locengnya biar terdera
Atau aku harus lari kehutan
Belok ke pantai..?

Bosan aku dengan penat
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika ku sendiri 

8 comments:

  1. keren puisinya sob..walau lg galau..haha

    ReplyDelete
  2. Semoga masalahnya cepat terselesaikan ya, dan mudah2an ga ada masalah2 baru walaupun sekecil apapun itu :D

    btw, kt2 puisinya tingkat dewa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih ya.... thanks doanya. semoga cepet selesai masalah ini. :)
      btw, ini bukan puisiku lho... ini puisinya cinta dalam film Ada Apa dengan Cinta. :)

      Delete
  3. sabar mas bro. kata pak yusup kala, semuanya pasti ada jalan keluar :)

    kep smile :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih ya..... semoga tetep ada jalan keluar utk hubungan kami. :)

      Delete
  4. btw mas curcol di blog ini emng gk kebaca tuh someone

    ReplyDelete
    Replies
    1. kemungkinan besar dia juga baca. karena kita kenal pertama kali memang dari blog. hahha parah banget ya....

      Delete

Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!