Friday, November 22, 2013

Barang Dagangan


Baru pulang, nyampe kamar dan pengen istirahat dengan tenang. Tapi kok kepikiran omongan temen di kantor tadi siang ya.... gàk napà-napa sih, ciuma kepikiran aja. Masa iya aku ini barang dagangan? Kok bisa aku disebut githu ya.....

Jadi ceritanya gini... siang tadi, pas gak ada yg dikerjain. Iseng-iseng aku ikutan nimbrung orang-orang di kantor. Jarang-jarang lho aku ikutan kayàk gthu. Yunomelah, aku ini tipe cowok yang anti-sosial. Susah banget ntuk ikutan acara kumpul-kumpl kayàk githu. Lebih sering sibk dengan dunia sendiri. Nah, ada temen kantorku, udah tua orangnya, tiba-tiba ngomentari penampilànku yang kayaknya tidak seperti yang lainnya. Katanya aku ini barang dagangan, harus dikemas yang bagus agar menarik.

Aku hanya ketawa aja sewaktu dibilangin seperti itu. Masa iyà aku ini barang dagangan? Kalo masalah penampilan, harus aku akui, bahwa sekarang aku udah berubah. Sudah dua tahun ini aku benar-benar kacau. Gak ada lagi namanyà jaga penampilàn, yang ada malah berpakaiàn seadanya.

Gak tahulah, gak tertarik untuk menjadi pusat perhatian atau diperhatikan lagi oleh seseorang. Trauma dua tahun lalu itu bener-bener membuatku gak pengen untuk memperbaiki penampilan. Bener-bener tak ingin membuat orang lain tertarik denganku karena penampilanku. Cukup sudah pengalamanku dua tahun lalu itu.

Saat nulis ini, aku tengah duduk di hadapàn cermin. Memperhatikan tampangku yang terlihat makin menua dan muncul banyak kerutàn-kerutan di wajahku. Kumis yang waktunya dicukur, jenggot yang udah kayak kambing siàp dikurbankàn. Juga potongan rambut yang aneh banget. "Kok separah itu ya wajahku sekarang?" Kataku dalam hati.

Bodo, ah! Aku mau mandi dulu. Kelamaan pegang tablet  malah bikin males ngapà-ngapain. Ha ha

2 comments:

Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!