Kenal Banyak Orang Bukan Berarti Punya Banyak Teman
Sering banget aku dengar kalimat itu: “Tapi kamu kan punya banyak teman?” Dan aku selalu pengen jawab dengan nada yang agak kesel, “NO, aku nggak punya banyak teman. Aku cuma kenal banyak orang.” Bedanya gede banget, loh. Kenal banyak orang itu bukan berarti semua orang itu teman. Itu cuma berarti aku sering muncul di acara-acara, sering ikut seminar, workshop, atau pertemuan yang bikin aku ketemu banyak wajah baru. Tapi setelah itu? Ya udah, balik lagi ke kehidupan masing-masing.
Aku ini introvert garis keras. Bukan tipe yang bisa tiba-tiba nyamperin orang dan ngobrol ngalor-ngidul tanpa alasan. Aku lebih nyaman jadi pendengar, atau kalaupun ngomong ya seperlunya. Jadi jangan salah paham, kalau aku sering terlihat “ramai” di acara, itu bukan berarti aku punya lingkaran pertemanan yang luas. Itu cuma berarti aku pinter jaga image biar nggak keliatan aneh. Setelah selesai acara, biasanya aku balik lagi ke dunia asliku: tenang, sepi, dan lebih banyak ngobrol sama diri sendiri.
Kenalan di seminar tuh biasanya begini: saling tukeran nomor, kadang follow-followan di medsos, terus mungkin sempat ngobrol sebentar soal materi. Habis itu? Ya hilang kontak. Kalaupun ketemu lagi di seminar lain, paling sapaan standar: “Eh, ketemu lagi!” Udah, selesai. Bukan berarti besoknya kita nongkrong bareng atau curhat panjang lebar tentang hidup. Jadi jangan heran kalau aku bilang aku kenal banyak orang, tapi nggak banyak yang benar-benar bisa disebut teman.
Teman buatku itu orang yang bisa aku ajak ngobrol tanpa harus takut dinilai, yang bisa aku chat jam dua pagi cuma buat bilang, “Aku lagi kepikiran sesuatu.” Dan jujur, jumlah orang yang kayak gitu bisa dihitung pake jari. Bahkan kadang nggak sampai lima. Sisanya? Ya sekadar kontak di HP. Ada namanya, ada fotonya, tapi nggak pernah benar-benar hadir dalam hidupku.
Kadang aku iri juga sama orang-orang yang punya circle hangat, yang tiap weekend nongkrong bareng, liburan bareng, bikin rencana dadakan. Aku? Weekend lebih sering jadi penonton setia film atau ngulik hal-hal random di kamar. Dan jujur, aku nggak terlalu keberatan. Karena buatku, energi sosial itu mahal. Aku harus pilih-pilih buat siapa aku keluarkan.
Jadi, lain kali kalau ada yang bilang, “Kamu kan punya banyak teman,” aku bakal jawab lebih tegas: aku punya banyak kenalan, iya. Tapi teman sejati? Itu langka, dan aku nggak malu mengakuinya. Buatku, lebih baik punya satu-dua orang yang benar-benar ngerti aku, daripada punya seratus orang yang cuma tahu namaku. Karena pada akhirnya, yang bikin hidup nggak terasa sepi itu bukan jumlah orang di sekeliling kita, tapi kualitas hubungan yang benar-benar nyambung ke hati.
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!