Tuhan, Sembuhkan yang Tak Pernah Tersampaikan

 

Tuhan… ada bagian dari diriku yang sampai sekarang tidak pernah bisa aku ceritakan pada siapa pun. Bukan karena aku tidak ingin, tapi karena aku tidak tahu harus mulai dari mana. Setiap kali ingin bicara, kata-kata itu berhenti di tenggorokan. Rasanya terlalu berat, terlalu rumit, dan aku takut tidak ada yang benar-benar bisa mengerti. Maka aku simpan sendiri. Aku bungkus rapat-rapat. Tapi justru di situlah sakitnya tumbuh.

Tuhan… aku terbata-bata sekarang. Bahkan saat berdoa pun, aku bingung harus bagaimana. Aku hanya bisa bilang, tolong sembuhkan bagian dari diriku yang selama ini diam. Bagian yang sering kututupi dengan senyum, padahal retak. Bagian yang terlihat baik-baik saja, padahal sesak. Bagian yang kalau malam datang, membuatku sulit tidur karena terus berisik di dalam kepala. Aku tidak bisa cerita ke orang lain, jadi aku hanya datang pada-Mu.

Tuhan… aku tahu, Engkau selalu tahu lebih dulu. Engkau tahu apa yang bahkan belum aku ucapkan. Tapi aku tetap ingin mengatakannya dengan caraku. Aku lelah menyimpan luka ini sendirian. Aku lelah berpura-pura kuat. Aku lelah menutup semua rapuh dengan diam. Karena aku manusia, Tuhan. Aku rapuh. Aku mudah hancur. Dan aku tidak tahu lagi bagaimana harus memperbaiki diri kalau bukan Engkau yang menyentuh dan menyembuhkan.

Tuhan… aku tidak minta jalan yang selalu mulus. Aku juga tidak minta hidup tanpa masalah. Aku hanya ingin hati yang tenang. Hati yang bisa menerima luka, tapi tetap bisa berdamai. Hati yang bisa menjalani hidup tanpa terus dihantui bagian yang sakit ini. Kalau memang aku harus terus berjalan dengan beban, tolong kuatkan kakiku. Tapi kalau Engkau berkenan, Tuhan… sembuhkan. Sembuhkan bagian dari diriku yang tidak pernah bisa kuceritakan pada siapa pun.

Aku percaya, Engkau tahu caranya. Aku percaya, hanya dengan-Mu aku bisa benar-benar pulih. Jadi inilah doaku malam ini: sederhana, terbata-bata, tapi tulus. Tolong sembuhkan aku, Tuhan, sebelum aku hancur oleh diriku sendiri.

sumber foto