Pada postingan sebelumnya, aku sudah menulis tetang acara
bedah buku "I am Proud to be Scout" yang ternyata mendapat sambutan luar biasa dari para andika pramuka kwarcab Ciamis. Nah, khusus postingan kali ini aku ingin bercerita suka-dukanya saat pergi ke Ciamis.
Diawali dengan SMS mbak Nunu yang menyatakan bahwa tiket kereta yang menuju Ciamis habis, padahal pegawai penjualan tiket kereta sendiri yang nyuruh untuk beli tiket 1 jam sebelum keberangkatan. Dia pusing, aku kegirangan. Dia pusing karena dia sudah menyanggupi untuk datang dalam acara bedah buku tersebut tanpa mewakilinya ke aku. Awalnya sih aku sendiri yang disuruh untuk pergi ke sana, tapi kemudian berubah, kita berangkat bersama-sama. Sedangkan kenapa aku kegirangan, soalnya kau punya alasan untuk tidak ke Ciamis dan memilih pergi ke Surabaya. Yeach!
Tapi ternyata mbak Nunu nekad. Dia langsung bertolak dari stasiun kereta dan mencari armada bus patas yang bisa membawanya dari Mojokerto - Jombang dengan cepat dan kilat. Harapannya sih agar dapat tiket kereta yang menuju Ciamis. Sesampainya di Jombang, lagi-lagi tiket sudah habis. Dia SMS lagi, kalau tidak dapat tiket kereta. Dan seperti sebelumnya, aku kegirangan. Semakin terbuka lebar nih aku ikutan acara temu penulis-penulis Surabaya. Uyeeee!
Saat masih kegirangan karena mendapat kesempatan untuk ke Surabaya yang semakin lebar, tiba-tiba mbak Nunu SMS lagi, "Riu, ganti kereta. Naik kereta Logawa jurusan Kroya. Jam 10" *Tuing, tuing!*
Dapet SMS kayak githu, langsung deh muka girang jadi manyun lagi. Mbak Nunu lagi semangat 45 nih.... karena jam 10 masih lama, dan kemungkinan kereta sampai di Nganjuk pukul 12 siang. Jadinya aku masuk kerja lagi, meski separuh hari. Padahal udah berniat bolos kerja lho.... *syudududu...
Jam 10 lebih, aku baru berangkat ke stasiun kereta . Tanya tiket kereta jurusan ke Kroya (masih berharap kehabisan tiket), dan dapet. Yes!! Setelah menunggu dua jam-an di stasiun, naiklah aku ke kereta munuju Kroya. Sampai di atas kereta, mbak Nunu dan temannya di kereta 6, sedang aku di kereta 7. Jadinya di atas kereta kita saling mencari. Tapi akhirnya ketemu juga dan duduk dalam gerbong yang sama. Biasalah! kereta ekonomi githu....
Sampai di kereta, bingung lagi.Kita gak tau harus kemana agar bisa sampai di Ciamis. Tapi untunglah, kita ketemu orang baik di kereta dan menunjukkan kemana-kemana harus kita lakukan agar sampai di Ciamis. Sampai dibuatin peta segala agar sampai di Ciamis. Dari kroya harus menuju kemana, naik apa, tiketnya berapa. Dan sempurna, akhirnya kita terdampar di terminal Purwakarta sebelum akhirnya bertolak menuju Ciamis di malam buta.
|
Sebelum naik bus, sempat-sempatnya kita berpose-pose. Udah githu dliatin banyak orang pula. |
D*mn! Benci banget aku dengan kendaraan umum yang dinamakan bus ini. Sumpah, kalau ada pilihan lain, gak bakalan deh aku pilih naik bus. Tahu alasannya? Yup, aku mabuk. Bahkan sebelum naik pun, begitu mendengar kata bus disebut, perutku sudah mual-mual pengen muntah. Dan itu terjadi di terminal itu, sebelum kereta berangkat, di perjalanan, hingga akhirnya aku sampai di Ciamis. Mabok, mabok, mabok!
|
Turun dari Bus. Mabok. |
Sampai di Ciamis, kami bertiga disambut oleh para panitia penyelenggara acara bedah buku. Saat disambut itu, aku masih dalam keadaan mabok, jadi gak begitu respek dengan mereka. Secara memang butuh waktu lama untuk menyadarkanku kembali kalau sudah mabok begini.
Karena melihat kami sepertinya benar-benar kecapekan, berangkat jam 10 pagi, sampai di Ciamis pukul 1 dini hari. Akhirnya kami langsung dibawa ke hotel yang telah dipersiapkan oleh panitia. Sampai di hotel, ternyata kamar kami di pisah. Mbak Nunu tinggal berdua dengan temannya, sedang aku tinggal di kamar sendirian saja. Wohohoho.... padahal aku maunya kita sekamar aja lho, gak perlu dipisah. *maunya*
Udah githu, ternyata aku dapat kamar hotel nomor
12a. Aku baca ulang nomor kamarnya,
12a. Masih gak percaya, kok ada kamar nmor
12a? berarti ada kamar 12b juga dong? Ternyata aku salah. Saat melirik ke kamar mabk Nunu, ternyata kamarnya bernomor 11. Di sebelahnya bernomor 12. Lalu kamarku kok nomor 12a?
*langsung HOROR*
Masuk ke kamar itu jantung berdegub-degub, ingat film-film horor yang pernah aku tonton yang menceritakan kengerian kamar 13. Tapi aku niatin aja, "bismillah. Alam kita berbeda, aku gak ganggu alam mereka, jadi jangan ganggu alamku juga dong!" Abis itu aku langsung mandi, badan rasanya gak enak banget karena bau keringat.
Pas di kamar mandi itulah, tiba-tiba terdengar suara pintu kamar seperti sedang dimainkan dari luar. Kayak ada yang dorong-dorong pengen masuk githu. Aku yang saat itu di dalam kamar mandi udah parno. Ini kenapa masih ada aja yang mau ngusilin aku sih?! udah dibilangin aku gak bakal ganggu alam mereka, masih saja diganggu. Lama banget aku di kamar mandi, sampai aku benar-benar siap kalau-kalau saat keluar dari kamar mandi dan disambut oleh penghuni kamar 13 itu.
Tapi untunglah, ketika keluar ternyata mahluk yang aku takutkan gak ada. Aku bisa bernafas lega nih...
Habis mandi, mengqodo' sholat yang tertinggal, mulai sholat dhuhur, asyar, magrib dan Isya', kemudian makan roti secuil plus minum susu kotak, akhirnya aku memutuskan untuk tidur. Badan capek, migrain juga, tak ada alasan lain selain aku harus cepet-cepet tidur.
|
Di depan hotel |
Paginya, belajar pengalaman kehabisan tiket kereta ketika berangkat, kami bertiga memutuskan untuk pergi ke stasiun kereta dan membeli tiket jurusan Surabaya sore harinya. Dan lagi-lagi, ternyata tiketnya habis. Tidak ada kereta jurusan ke Surabaya. Kalau pun ada, satu tiketnya 200 ribu lebih. Aje gileeee
|
Dapet tiket, narsis lagi. |
Setelah tanya-tanya, akhirnya dapat juga tiket. Itu pun bukan ke Surabaya, tapi menuju Kroya lagi. Ya udah, kita beli itu. Setelah acara bedah bukunya, saat kita di statsiun lagi, ternyata kereta dari Kroya juga tidak ada yang menuju ke Surabaya. Trus kita?
Banyak yang yaranin naik bus, tapi aku kukuh gak mau naik bus. Ogah deh naik bus lagi. Mabok aja belum sembuh, masa harus naik bus dari Kroya menuju Surabaya. Gak mau, gak mau, gak mau!
Kemudian kita pun minta bantuan penjual tiketnya buat nyariin tiket kereta apa aja yang dari Kroya menuju ke Surabaya. Apa pun itu. Setelah hampir satu jam kita ngrepotin penjual tiketnya, dapetlah kita kereta, tapi bukan ke Surabaya. Adanya tiket dari Kroya menuju Jogja. Itu pun berangkatnya jam 4 pagi. Ya udah, kita beli itu tiket!
Sampai di Kroya, kita kayak orang hilang. Terlantar di stasiun mununggu kereta berangkat jam 4 pagi. Hadeeeh!
|
Terlantar di stasiun Kroya |
Bersambung....