Skip to main content

Posts

Featured

Berat Memuji Bukan Selalu Dengki, Kadang takut terlihat berlebihan. Takut dikira menjilat.

Kalimat Imam Al-Ghazali itu tetap terasa menampar,  “Setiap kali seseorang merasa berat untuk memuji teman-temannya atas kelebihan, keutamaan, atau prestasi yang memang ada pada mereka, itu adalah tanda adanya kesombongan dalam dirinya.” Tapi makin kupikir-pikir, rasanya hidup gak selalu sesederhana itu. Soalnya ada momen di mana berat memuji itu bukan karena gak mau, bukan juga karena iri, tapi karena memang gak terbiasa. Aku tumbuh di lingkungan yang minim pujian. Yang ada justru standar tinggi. Kalau berhasil, ya itu memang seharusnya. Kalau gagal, baru dibahas panjang lebar. Jadi tanpa sadar, aku menyerap pola itu. Melihat orang berhasil, reaksiku netral. Bukan meremehkan, bukan juga kagum berlebihan. Dalam kepalaku, “ya wajar, dia memang mampu.” Dan dari situ, pujian terasa… gak perlu. Masalahnya, apa yang terasa “biasa” di kepalaku, bisa terasa “dingin” buat orang lain. Kita sering lupa, pujian itu bukan cuma soal mengakui prestasi, tapi soal mengakui manusia di balik pres...

Latest Posts

Pendiam Bukan Berarti Lembut, Tegas Bukan Berarti Jahat

Kimci di Kulkas, Penyelamat Hari-Hari Males Hidup

Ke Gym Bukan Buat Six Pack, Tapi Biar Kepala Gak Ribut

Tahun 2025 Ini Aku Jatuh : Sebuah Refleksi Akhir tahun

Berkunjung ke Surabaya, Tapi Versiku Sudah Berbeda

Kita Lebih Betah Nonton Orang Jatuh daripada Tepuk Tangan buat yang Berdiri

Jatuh di Detik Pertama, Mencintai Pelan-Pelan

adaptive withdrawal

Kita Sama-Sama Kotor, Tapi Sok Paling Wangi

Jarak yang Terlambat Disadari