Pendiam Bukan Berarti Lembut, Tegas Bukan Berarti Jahat
Mungkin… ini cuma mungkin ya. Di balik sikapku yang pendiam, jangan-jangan aku sebenarnya terlalu keras ke orang lain. Bukan keras dalam arti marah-marah atau meledak-ledak, tapi keras dalam standar. Dalam ekspektasi. Dalam caraku melihat sesuatu harusnya bagaimana. Aku jarang basa-basi, jarang membungkus kalimat dengan gula. Dan mungkin di situ masalahnya dimulai. Aku bukan tipe yang pandai ngobrol kosong. Gak jago senyum sambil ngomong hal-hal yang sebenarnya gak penting. Jadi ketika aku bicara, biasanya langsung ke inti. Dan buat sebagian orang, itu terasa dingin. Terasa tajam. Terasa kayak dihakimi. Padahal di kepalaku, itu cuma efisiensi. Ngapain muter kalau bisa lurus? Tapi jujur aja, aku sendiri gak sepenuhnya yakin kalau aku benar-benar terlalu keras. Karena dari sudut pandangku, aku cuma menjaga standar. Aku melihat ada hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan lebih baik, lebih rapi, lebih bertanggung jawab. Dan ketika orang-orang terlalu santai, terlalu asal, atau terlalu kom...