Aku pengen cerita, tapi juga nggak tahu harus mulai dari mana
Beberapa hari terakhir, hidup rasanya seperti lorong panjang tanpa lampu. Aku bangun bukan karena sudah cukup tidur, tapi karena jantung terasa seperti dipeluk sesuatu yang tak terlihat. Bukan pelukan yang hangat, bukan pula pelukan cinta. Ini lebih seperti genggaman keras yang menyuruhku bangun hanya untuk kembali merasa bersalah. Bukan salah yang kecil-kecil, tapi semacam salah yang kamu tahu sudah melukai orang lain. Yang nggak bisa disangkal, nggak bisa dihindari. Dan yang paling menyakitkan, mungkin nggak bisa diperbaiki.
Aku cerita ini bukan untuk cari simpati. Aku tahu, semua orang juga punya masalah masing-masing. Tapi kadang, ada titik di mana tubuh dan kepala kita penuh, dan satu-satunya jalan keluar ya cuma dengan menuliskannya atau mengucapkannya. Entah ke tembok, ke diri sendiri di cermin, atau, kayak sekarang, ke layar kosong yang entah nanti akan dibaca siapa. Atau apakah akan dibaca sama sekali.
Hari-hariku dimulai dengan rasa sesak. Bukan sesak napas, tapi sesak pikiran. Pikiran yang nggak bisa diam, dan terus muter kayak lagu rusak. Kenapa aku begini? Kenapa aku melakukan itu? Haruskah aku minta maaf? Tapi... apa gunanya minta maaf kalau orang lain udah terlanjur sakit hati? Haruskah aku berhenti kerja? Tapi... aku butuh kerja ini. Bukan cuma buat bayar tagihan, tapi juga buat bukti ke diri sendiri kalau aku belum sepenuhnya gagal.
Tapi tiap kali masuk kantor, rasa takut itu datang lagi. Bukan takut bos marah atau takut dimarahin. Tapi takut lihat wajah orang-orang yang aku tahu pernah aku rugikan. Bukan cuma rugikan dalam arti finansial, tapi rugikan secara manusia. Yang hatinya pernah kecewa karena aku. Yang mungkin sekarang cuma bisa senyum sekilas, tapi aku tahu dalam hatinya masih luka. Dan tiap kali mereka lihat aku, aku merasa seperti orang yang sedang berdiri di atas panggung, diterangi lampu sorot, dengan satu label besar: “INI DIA ORANGNYA.”
Aku pengen cerita, tapi juga nggak tahu harus mulai dari mana. Karena kalau kamu pernah bikin kesalahan yang kamu sendiri nggak yakin bisa diperbaiki, kamu pasti ngerti—kadang yang paling sulit bukan minta maaf ke orang lain, tapi memaafkan diri sendiri. Dan aku belum sampai ke titik itu.
sumber foto
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!