pemilu sudah dekat. para calon anggota lebislatif (caleg) DPR,DPD dan DPRD kota Nganjuk sudah was-was, mereka mulai ketakutan, apakah mereka dipilih rakyat atau tidak. Apakah mereka dapat suara mencukupi atau tidak dengan ketentuan suara terbanyak seperti ketentuan di undang-undang, agar nantinya bisa mendapatkan kursi. mereka benar-benar takut dengan ancaman tersebut.
Untuk dipilih secara langsung dengan suara terbanyak, pastinya memerlukan biaya yang tidak sedikit. dan memang tidak sedikit. Entah itu uangnya berasal dari menjual harta benda yang masih dimilikinya. atau harta yang berasal dari menghutang sana-sini, ini pasti. :)
Masa-masa kampanye seperti ini biasanya para caleg sudah gerilya ke desa-desa di pedalaman untuk meraih simpati para calon pemilihnya. selain mengobral janji, tentunya mereka juga mengobral barang-barang kebutuhan atau juga kaos-kaos gratisan. itu semuanya tentunya tidak gratis dunk ! dari obral itu para caleg tersebut berharap, masyarakat akan memilihnya pada pemilu yang hanya tinggal menghitung hari.
Dari sekian banyak caleg yang mengobral janji itu, hampir tak satu pun yang ingin kalah, pasti semua ingin menang. karena terjadi persaingan antar caleg itu, tidak mustahil, banyak caleg yang rela berbuat apa saja dan memberikan apa saja demi menarik calon pemilihnya.
Para caleg tampaknya kian tebar pesona. mereka berlomba-lomba menarik perhatian masyarakat dengan memasang gambar plus-plusnya (bukan pijat plus-plus lho ya....), plusnya adalah janji-janji mereka. sayangnya emasangan gambar-gambar atau poster tersebut benar tak mengindahkan keindahan dan kebersihan kota. pada musim kampanye seerti ini coba kita lihat pohon-pohon di sekitar jalan, kalau pada musim kemarau pohon-pohon banyak yang menggugurkan daunnya, musim penghujan pohon-pohon banyak bermunculan daun-daun baru, nah.....pada musim kemarau ini, pohon-pohon banyak ditumbuhi poster-poster para caleg itu. sungguh mengagumkan, bukan ?
tapi satu hal yang harus para caleg ketahui. saat ini masyarakat sepertinya jual mahal pada setiap caleg. masyarakat sudah terbiasa dengan janji para caleg, yang sebelum menjadi anggota legislatif mengobral janji ini dan itu, ternyata setelah menjadi anggota legislatif, mereka lupa akan janji yang pernah diikrarkan kepada para pemilihnya.
karena sudah hafal dengan kebiasaan para anggota legislatif itulah, saat ini masyarakat di kota nganjuk khususnya, dan kota-kota lain di seluruh indonesia menjadi jual mahal kepada para caleg. kalau mereka ingin dipilih pada pemilu mendatang, maka yang harus bin wajib para caleg lakukan adalah memberikan sebanyak-banyaknya kepada para pemilihnya (biasanya dalam bentuk materi). bila permintaan ini tidak terpenuhi, jangan harap mereka dapat terpilih dalam pemilu legislatif bulan depan itu.
Jangan heran bila sekarang para caleg berbuat aneh-aneh untuk menarik simpatisannya. tujuannya memang hanya satu, yakni menjadi anggota legislatif.
Bila semua daya upaya tersebut telah dikerahkan dan hasilnya tidak sepadan, tentunya akan berdampak secara psikologis kepada sang caleg. untuk itu, tidak berlebihan bila diusulkan kota Nganjuk membuka Rumah Sakit Jiwa (RSJ), untuk mengatisipasi orgil-orgil berkeliaran yang dapat mengganggu estetika kota Nganjuk.
Kalau kota Nganjuk yang tidak begitu besar saja membutuhkan Rumah Sakit Jiwa, bagaimana dengan kota Anda? apakah kota Anda juga memerlukannya ?