Saturday, January 31, 2015

Panggilan Wawancara Kerja (Lagi)


Tanggal 405 Februari besok ikutan wawancara kerja lagi. Ini adalah test wawancara kerja yang untuk kesekian kalinya. Benerran dah, kayaknya saya terlalu sering ikutan test kerja, padahal sekarang juga udah kerja. Tau dah, suka aja dengan sensasinya. 

Sebenarnya bukanrasa  sensasi yang saya cari. Tapi menari peruntungan. Yup, ngirim banyak surat lamaran agar biisa ikutan test kerja, yang mungkin saja kerjaan yang baru bisa lebih bagus dari kerjaan yang sekarang. As a simple like that!

Oiya, sebenarnya saya sudah beberapa kali ikutan test kerja untuk posisi yang besok akan wawancara itu. Sudah 4 kali saya mencobanya, dan selalu gagal. Dan kali ini saya berharap saya dapat keberuntungan. Yup, saya menginginkan pekerjaan ini. 

Ada banyak alasan kenapa saya menginginkan pekerjaan ini, salah satunya karena saya ingin bersama seseorang yang sudah membuat saya merasa nyaman jika bersamanya. Sebenarnya bukan saya sih yang menginginkannya, tapi dia. Dia berharap sangat jika kita bisa lebih dekat, satu tempat kerja kalo bisa. Saya sih mencoba mewujudkankan itu, makane pas di hari-hari terakhir batas pengiriman surat lamaran onlinenya, saya mencobanya. Padahal ada salah satu syarat yang sebenarnya tak terpenuhi, tapi melihaat ada daftar nama saya disitu, berarti syarat itu gak apa jika tak terpenuhi.

Well, saat ini saya sedang bingung gimana melancarkan jalan saya untuk mencapai tujuan kesana itu. Saat tulisan ini saya posting, saya lagi cara atau tips-tips sukses wawancara githu.... Yup, berharap banget bisa dapatkan kerjaan ini. Menggiurkan soalnya. Doain saya ya.... Saya ingin merubah nasib saya. :D




Wednesday, January 21, 2015

Ketika Hidup Terasa Kosong



Ada yang aneh dengan hidup saya. Sejak lama sebenarnya perasaan ini menghantui, tapi baru hari ini saya menyadarinya. Ya, saya berbeda. semacam ada dua pribadi yang berbeda dalam diri saya. Semacam laki-laki yang tak butuh orang lain, tapi sebenarnya kesepian. Saking kesepiannya, kadang sering merasakan kehampaan dalam diri saya.
Terkadang. Bahkan sering saya merasakan kekosongan itu ketika saya bangun di pagi hari. Ada perasaan yang entah darimana datangnya, tapi yang jelas saya tak menginginkan apa-apa dalam hari itu. Tak ada alasan untuk bangun lebih pagi, tak ada alasan untuk menjalani hari.

Mungkinkah ini ada kaitannya dengan rutinitas yang sama setiap harinya? Saya pernah membaca, rutinitas yang sama dalam setiap hari akan membuat seseorang kehilangan minatnya. Mungkinkah itu berlaku juga dengan saya?

Ataukah saya kurang bertanggung jawab dengan hidup saya? karena perasaan tak bertanggung jawab juga mengakibatkan perasaan kosong seperti ini. Mungkinkah?

Mungkin juga saya tak bisa mencari makna-makan yang tersirat atau tersurat yang hadir di dalam kehidupan saya, hingga semuanya nampak biasa dan membosankan bagi saya. Sepertinya saya harus menemukan keindahan-keindahan kecil yang hadir dalam hidup saya. Tapi saya tak tahu keindahan seperti apa itu?

Sepertinya saya butuh teman untuk bicara, tapi siapa? saya tak ada teman dekat, tak ada teman akrab. Teman yang ada adalah teman basa-basi bagi saya. Saya tak pernah dekat dengan siapapun. Keluarga pun tidak. Trus, saya harus minta bantuan ke siapa?

Tuesday, January 20, 2015

Donor Darah Dapat Gantungan Kunci



Hari ini ikutan donor lagi. Yang ke-17 kalinya, menurut petugasnya, soalnya saya juga gak liat kartu donor darahnya. Sewaktu petugasnya tanya sih saya sempat jawab yang ke -14. Ternyata saya salah. Hehe

Kalo dihitung-hitung sih beneran udah sering.... tapi tiap kali donor kok masih ada rasa takut ya? masih takut liat jarum buat ngambil darahnya. Gimana gak takut coba, gedhe banget jarumnya. 

Trus lagi, dari sekian kali saya ikutan donor darah, kayaknya hanya beberapa kali aja tensi darah saya cocok. Siang tadi sebenarnya tensi darah saya juga dibawah standar, tapi karena udah kebiasaan, jadi ya tetep aja diambil darahnya. 110 tensi saya hari ini. Seharusnya sih 120 biar bisa diambil. Gak masalah kan ya? Saya sih rada takut juga sih, soalnya di samping kursi untuk donor itu ada tulisan yang nempel di dinding, "Jangan membenarkan kebiasaan yang salah, tapi biasakanlah kebiasaan yang benar"

Btw, khusus hari ini saya juga dapat gantungan kunci lho.... gak tahu sampe kapan, yang jelas hari ini saya dapat gantungan kunci. Ada simbul golongan darahnya juga. Katanya sesuai dengan golongan darah pendonor. Saya dapat "O" karena darah saya O. Asyeeekk

Oh, tadi juga dapat brosur tentang manfaat donor darah bagi kesehatan, diantaranya: 
- Menurunkan berat badan
- Melindungi jantung
- Meningkatkan sel darah merah
- Mencegah stroke
- Meningkatkan kesehatan psikologis
- Memperbarui sel darah baru
- Mencegah resiko terkena penyakit langka
- Menurunkan resiko kanker
- Meningkatkan produksi darah
- Pikiran menjadi lebih stabil
- Menurunkan kolesterol

oke, kita lanjut lain waktu. 3 bulan lagi untuk balik lagi buat donor darah. Udah liat manfaat donor darah, kan? ikutan donor yuk!

Thursday, January 15, 2015

Tempat Kerja Baru


Hari ini adalah hari pertama di tempat kerja yang baru. Seperti yang pernah saya bilang sebelumnya, saya memang tipe orang yang tak pernah puas untuk mencari pekerjaan baru. Sebagai buktinya, baru 6 bulan yang lalu saya pindah ke kantor baru, hari ini sudah menempati tempat kerja yang baru lagi. Meski demikian, saya masih pengen ganti tempat kerja lagi, gimana?

Oiya, ngomong-ngomong tentang tempat kerja baru. Sebagai pendatang baru, rasanya cukup aneh bila sudah beberapa orang mengenal saya. Jujur, saya bukan tipe orang yang mudah bersosialisasi, jadi gak mungkin  bisa mengenal mereka lebih cepat dari saat ini.

Beneran. Ini dari kepala sampai bawahan sudah banyak banget yang kenal dengan saya. Bahkan sempat rame juga tadi di tempat kerja. Kok bisa seperti itu ya.... Jangan-jangan mereka sudah banyak ngoomongin saya di belakang mereka.

Lagi. seperti pengalaman-pengalaman sebelumnya bila hari pertama di tempat kerja, saya selalu menerima perlakuan sebagai karyawan yang tak dianggap. Gimana bisa dianggap, jika usia dan penampilan bertolak belakang. Umur sudah kedaluwarsa, tapi penampilan masih seperti anak muda. Yaweslah!

Btw, saya belum bisa menulis panjang lebar tentang tempat kerja yang baru ini. terlalu dini, dan saya gak mau salah menilai. Saya masih butuh waktu untuk menyesuaikan tempat yang baru ini. Yup, semoga betah saja. Karena kalo tidak betah, saya sudah harus siap-siap lagi untuk melanjutkan pencarian yang berikutnya. #eh



Friday, January 9, 2015

Merendam Kaki Dengan Air Hangat Plus Garam



Beberapa hari ini kakiku terasa pegel banget. Pegelnya sudah pegel banget, jadi udaha kayak mengalami kelumpuhan gitu saking pegelnya. Bukan lebay, tapi memang sungguhan nih... sakitnya dimulai jam 9 pagi. Lebih sakit lagi jika tidak digunakan beraktivitas, Jadi kalo lagi duduk, saya harus sering menggerak-gerakkan kakiku agar tak terasa lebih menyakitkan lagi.

Karena saya mengalami kesakitan selama beberapa hari ini, saya dianjurkan untuk merendam kakiku dengan air hangat. Tak sekedar air hangat, tapi juga dengan campuran garam. Yang nyaranin sih ibuk, jadi yang masak air dan yang nyediain baskom berisi air plus garam itu juga ibuk. Saya hanya tinggal berendam saja. 

Sekedar info saja, setelah googling, terapi merendam kaki dengan air hangat ini sudah populer di negeri tiongkok dan bahkan direkomendasikan untuk melakukan terapi ini secara rutin setiap hari agar peredaran darah di dalam tubuh menjadi lancar. Selain membuat tidur menjadi nyenyak, juga membuat kinerja ginjal menjadi lebih baik.

Sekarang akan jadi sering melakukan itu untuk meringankan rasa sakitnya. Yah, semoga ini menjadikan sakitnya menjadi lebih baik. amin.





Thursday, January 8, 2015

It's Not Funny, Man!




Ada banyak tipe laki-laki di dunia ini. Ada sebagian yang saya tahu membuat para perempuan menyukai itu. Saya tahu itu, tapi saya bukan dari golongan yang disukai itu. Sudah biasa sebenarnya, saya sudah dapat menebaknya dari dulu. Tapi yang berhasil menyakinkan saya, bahwa itu memang saya, adalah kejadian hari ini.

Ya, hari ini saya harus ke tempat kerja yang baru. Ada pertemuan awal, pengenalan dengan pegawai lama. Saya datang untuk memenuhi undangan. Sayangnya, saya bukan tipe orang yang mudah bergaul dengan orang yang baru dikenal. Apalagi banyak cakap, itu bukan saya.

Dulu, beberapa bulan yang lalu. Saat saya harus menemui seseorang karena kita ingin saling mengenal, saya harus menanggung malu karena lebih banyak diam daripada mengajaknya berbicara. Dan inilah yang membuat saya kecewa, karena dia mempermalukanku dengan kekuranganku itu.

Awalnya saya setuju untuk memilihnya menjadi istriku, tapi begitu tahu bagaimana dia mengucapkan kata-kata itu tanpa sedikit bersalah, saya tak lagi ingin melanjutkan hubunganku. Saya tak ingin hidup bersama dia yang tak mengerti saya.

Sedikit sepele sebenarnya, tapi saya tak bisa mengabaikannya. Saya bukan tipe orang yang suka humor, jadi saya tak bisa bersamanya karena dia mengharapkan itu. selain itu, saya sudah terlanjur kecewa sebelumnya.






Wednesday, January 7, 2015

Pekerjaan Baru


Kemarin sempat curhat kekecewaan saya atas gagalnya wawancara kerja untuk yang kesekian kalinya. Kemarin memang efeknya masih dramatis, sampai bikin apa-apa pengennya masih pengen marah. Tapi samapai hari ini, meski masih belum ikhlas juga, tapi sudah dapat menerima. Ikhlasnya, sih, masih belum terlalu..... Tapi udah baikan. Gak terlalu sekecewa kemarin hari.

Jujur ya, sebenarnya saya sudah punya 4 tempat kerja yang berbeda saat ini. Tapi karena saya memang masih manusia biasa, wajar dong jika mengharapkan pekerjaan yang lebih menjanjikan daripada saat ini. Roda terus berputar, kebutuhan hidup setiap hari semakin bertambah, wajar jika saya berharap lebih untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih menjanjikan daripada 4 itu.

Sebenarnya kekecewaan kemarin bukan karena sebab sih.... awalnya karena dapat kabar tentang si mantan, iya, si mantan. Suami si mantan baru-baru ini dikabarkan masuk dalam tes Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS). Nah, setiap teman yang mengabarkan berita itu, selalu melihat ke arahku. Seakan-akan aku ini apa githu. Saya juga gak tahu niat mereka apa dengan pandangan mereka itu. semacam menyindir, mencibir dan semacamnyalah.... terus terang saya sedikit kecewa dong dengan pandangan mereka itu. Itulah kenapa saya berharap banget bisa masuk dalam tempat kerja yang baru, soalnya dari fee lebih banyak yang dapat didapat.

Tapi ya sudahlah, saya terima nasib saya. 

Oiya, besok saya dapat panggilan dari kantor ke 5 saya. Tanda tangan kontrak kerja yang baru. Saya belum tahu seperti apa nanti suasana kerjanya, tapi saya berharap akan lebih bagus dari sebelum-sebelumnya.



Tuesday, January 6, 2015

Gagal Dapat Kerja


Masih nyesek rasanya setelah tahu bahwa pekerjaan yang bener-bener kita inginkan ternyata gak berhasil kita dapatkan. Entahlah, sepertinya saya memang tak pernah berhasil menginginkan apa yang selalu saya inginkan. Setiap kali menginginkan sesuatu, selalu gagal.

Bukan, bukan karena kurang usaha. Mungkin ekspektasiku yang berlebihan atau apalah namanya. Tapi yang jelas ini bukan yang pertama kalinya bagiku gagal dalam mendapatkan pekerjaan yang benar-benar aku inginkan.

Beneran masih nyesek. Padahal saya bergantung banyak dengan pekerjaan itu. Saya sudah mempunyai planning jangka panjang jika saya diterima di tempat itu. Tapi rencana tinggalah rencana, semua gagal total karena Tuhan belum mengizinkan aku untuk mendapatkannya.

Yah, inilah mengapa saya terkadang sedikit berburuk sangka kepada-Nya. Tapi sekali lagi, pikiran itu kadang terlintas begitu saja. Biasa, sifat manusia yang ada pada saya memang mudah terhasud dengan bisikan setan seperti itu. 

Tapi sekali lagi semua saya kembalikan hanya kepada-Nya, mungkin Dia punya cara lain yang ingin Dia tunjukkan kepada saya nantinya. Berdoa semoga yang terbaik saja. Amin.

Monday, January 5, 2015

#GAGALMOVEON



Sudah bertahun-tahun rasanya hubungan ini sudah berakhir, tapi nyatanya hingga saat ini saya tak bisa melupakan. Ada beberapa nama, dua diantaranya tak bisa hilang dari ingatan saya. Dan untuk kesekian kalinya harus saya akui, saya masih berharap kepadanya.

Pertama, dia yang dulu satu tempat kerja dengan saya. Tahun 2010 akhir rasanya kita telah berpisah. Saya pernah menceritakan itu disini, sedikit drama sebenarnya. Tapi jujur, saya tak bisa melepaskan begitu saja. Berkali-kali saya sembunyi-sembunyi melihat timeline facebooknya. 

Yang kedua juga seperti itu, saya masih suka melihat dan mencari kabar tentangnya. Beberpa waktu yang lalu saya melihat, dia baru diwisuda bulan Oktober tahun lalu. 

Aneh sebenarnya, mereka sudah tak berteman dengan saya di Facebook. Tapi saya masih suka untuk mencari tahu tentang mereka.

Sunday, January 4, 2015

Turun Jabatan, Naik Jabatan


Ah, lega rasanya. 

Kemarin baru saja meletakkan jabatan sebagai ketua yang sudah saya jabat sejak tahun 2012 yang lalu. Selama tiga tahun itu, banyak kisah duka dan bahagianya. Saking banyaknya duka dan bahagianya, jadi pengen cepet-cepet selesai aja. hehehe

Sebenarnya masih banyak kekurangan dalam jangka waktu 3  tahun itu, yang paling keliatan adalah ketidakkonsistenanku dalam memimpin. Tapi juga gak mau disalahkan juga sih, namnya orang Jawa, pasti dalam bertindak masih ada rasa sungkan-sungkannya, trutama kepada yang lebih tua. Jadi setiap keputusan yang kami ambil, masih aja terkendala itu.

Tapi untungnya sekarang sudah selesai masa jabatan itu, jadi bisa bernapas lega.

Eh, sebenarnya gak lega-lega banget sih, soalnya setelah selesai jadi ketua, sekarang naik jabatan jadi pengawas. Jadinya tetap saja kita gak bisa lepas dari jabatan itu. 

Tapi ya sudahlah, diterima aja. Hidup akan terus berlanjut, kan?

Thursday, January 1, 2015

Tahun 2015 Tanpa Resolusi


Tahun baru 2015 baru saja hadir menyapa. Di akhir tahun menjelang kehadirannya, biasanya saya sempat-sempatkan untuk membuat resolusi yang ingin saya capai selama tahun ini, tapi untuk tahun ini entah mengapa aku tak menuliskan resolusiku sama sekali. 

Bosan atau apalah namanya, yang jelas saya ingin melalui tahun ini seperti air yang mengalir saja. Ya, bosan mungkin itulah kata yang tepat. Setia tahun membuat resolusi, tapi tiap  tahunnya tak pernah tercapai dari resolusinya. Ujung-ujungnya malah pengen marah karena kegagalan dari resolusi itu.

Sekali lagi, saya ingin mengatakan bahwa tahun 2015 ini saya menyambutnya tanpa resolusi. Biarlah hidup ini mengalir seperti air.

Selamat tahun baru ya.... semoga tahun baru ini baik kepadaku, banyak hal baik datang kepadaku.