Dalam sebuah hubungan yang terjadi di dunia maya, tentu
rasanya berbeda dengan hubungan yang terjadi dengan yang ada di dunia nyata.
Berdasarkan pengalamanku dalam menjalin hubungan baik di dunia nyata maupun di
dunia maya, di dunia nyata kendalanya adalah di rasa gampang bosannya. Itu
terjadi karena intensitas bertemu yang terlalu sering, juga sifatku yang memang
asli gampang bosanan.
Sedangkan di dunia maya, tiga kali menjalaninya, dua di
antarnya akulah yang paling aktif mengejar. Aku sadar, aku tipe orang yang suka
mengejar, bukan di kejar. Itulah mengapa, ketika di dunia nyata ada seseorang
yang mengejar-ngejar aku, aku malah lari menjauh. Mengapa? Karena aku tidak
suka dikejar. Aku lebih tertantang untuk mendapatkan orang yang aku suka dengan
sebuah perjuangan, sesulit apapun itu caranya, aku akan memperjuangkannya. Dan
aku boleh berbangga, aku selalu mendapatkan apa yang aku inginkan.
Trus, kalo aku memang jago dalam mengejar, kenapa sampai
saat ini gagal mulu?
Hmmm…. Sudah tahu kan, aku adalah tipe orang yang bosenan
alias gampang bosen. Saat-saat mengejar, sensasi yang aku dapatkan tentu saja
berbeda ketika apa yang ingin aku dapatkan sudah ada di tangan. Ketika orang
yang aku kejar ternyata sudah tak asyik lagi, biasanaya dengan teratur aku akan
mundur. Pelan-pelan tapi pasti, aku akan
menghindar hingga akhirnya kita putus tanpa harus repot-repot menyatakan putus.
Nah, sama seperti di dunia nyata, di dunia maya aku juga
seperti itu. Dari tiga hubungan yang aku jalani, dua di antaranya seperi aku
jelaskan sebelumnya, aku mengejarnya. Dan hubungan yang ketiga ini, ada
seseorang yang tiba-tiba menyatakan cintanya kepadaku. Awalnya aku memang rada
sedikit ragu saat menerima dan menjalaninya, tapi setelah dipikir-pikir, kenapa
tidak aku coba. Toh, aku sudah tahu rasanya gimana rasanya mengejar dan
bagaimana bosannya untuk mempertahankan. Saat ada yang mengejarku dan
menyukaiku, kenapa aku tidak menerima cintanya dan mengabulkan harapannya?
Nah, selama perjalanan sejak 16 April lalu hingga sekarang, tentu
hubungan kami berjalan mulus-mulus aja seperti
hubungan yang baru dimulai. Ada batu kerikil yang ada dalam
hubungankami, sudah beberapa kali kita mengalami perselisihan, entah itu
dimulai dariku, atau pun darinya juga. Tapi semua berakhir dengan bahagia, kita
sepakat untuk terus.
Cuma, sepertinya perselisihan itu tidak berhenti begitu
saja. Perselisihan itu terjadi lagi kemarin. Dan sepertinya sedikit meninggi
dari permasalahan sebelumnya dan aku sadar itu. Asal tahu saja, aku sudah
mempertaruhkan reputasiku untuk hubungan ini, dan aku sadar itu. Tapi….
Selain kepercayaan yang masih jadi pertanyaan dan jadi
masalah seperti masalah sebelumnya dan hubungan percintaan pada umumnya, ada
satu kata yang sampai sekarang aku belum bisa menerima kenapa dia
menyebutkannya. Ini bukan penyebutan pertama lho…. Di sms pun dia pernah
menyebutkannya. Dan aku tak suka dengan kata itu.
Okelah….. oke kalo dia bisa dan terbiasa dengan kata itu.
Menurutnya wajar dan biasa aja, tapi bagiku yang membenci kata itu untuk
masalah ini, sepertinya aku tak bisa menerimanya.
Tidak, aku masih tak berpikiran untuk hal terburuk. Aku
yakin setiap masalah ada penyelesaiannya, dan aku yakin, masalah ini pasti ada
pemecahannya.
Saat ini aku hanya ingin bertehenti sejenak, mengambil nafas
dan memikirkan bagaimana hubungan ini akan dilanjutkan. Aku akan menunggu
penjelasan yang dapat aku terima, kenapa dia berpikiran biasa saja dengan
pemilihan kata itu. Aku tak yakin, apakah dia akan membaca tulisan ini, tapi
yang jelas pasti, aku benar-benar menginginkan masalah ini clear dan dia
menyadari mana yang membuatku kecewa dari sikapnya.
Dibutuhkan waktu seperempat abad menunggunya, tapi hanya
dibutuhkan hitungan detik saja untuk menghancurkannya. Aku tak ingin hubungan
ini berakhir hanya masalah itu, tapi kalo tidak ada jalan lain, bagaimana lagi?