Saturday, February 14, 2009

Esensi Cinta dalam Bingkai Valentine



ada fenomena menarik yang patut kita cermati mengenai peringatan hari yang disebut-sebut sebagai hari penuh cinta, Valentine day.

Dewasa ini, seakan telah menjadi budaya di kalangan masyarakat kita, tidak hanya orang dewasa saja, bahkan anak kecil pun sekarang sudah fasih dan tahu, apa itu yang dimaksud dengan valentine. tidak hanya di kota, di desa saya yang terpelosok tempatnya pun juga paham, apa itu valentine. meskipun kadang kita tak tahu bagaimana makna valentin dan bagaimana sejarahnya. yang kita ketahui, valentin day adalah hari kasih sayang. banyak orang, khususnya remaja ramai-ramai merayakan valentine days. mereka beramai-ramai merayakan hari itu dengan segala aktifitasnya, saling tukar coklat dan maupun bunga maupun ungkapan-ungkapan lain yang tak jarang bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat, bahkan yang dianggap tabu dalam masayarakat kita, bahkan juga dilarang juga oleh agama. namun perayaan itu dilegalkan atas nama cinta. *apa sih yang nggak buat cinta ? lol !

Kalau boleh sadar, sebenarnya tradisi valentine yang kerap kali kita rayakan telah menempatkan makna cinta dalam ruang yang sempit. seharusnya kita kudu tahu, betapa sangat luas dan sucinya makna kasih sayang itu. penyempitan makna inilah yang menghilangkan makna kesucian cinta itu sendiri. penyempitan makna yang telah mengikis habis nuani dan mematikan hati. cinta tidak lagi menjadi suatu yang suci dan sakral, bahkan justru kadang menjadi bahan cemoohan dan hujatan. bahkan yang paling memperhatinkan, cinta sekarang dikomersilkan. sangat memperhatinkan memang, dan parahnya para remaja generasi kita justru banyak yang menganutnya. *gw termasuk nggak ya ?

Hilangnya kemurnian makna cinta itu bukan isapan jempol semata. semua itu sudah banyak yang terbukti dan sudah mengakar dalam benak masyarakat, jika disinggung tentang cinta, maka yang langsung terbayang dan dimengerti adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan. pemahaman inilah yang banyak diamini oleh kalangan remaja. sehingga perayaan valentin pun tidak jauh-jauh dari pemahaman tersebut. jadi tidak aneh jikalau kita sering melihat sepasang sejoli bermesraan, bergendengan tangan, berciuman atau bahkan bermain kuda-kudaan. tidak hanya sembunyi-sembunyi namun juga terang-terangan di tempat umum. na'udzu billah.

Karena itulah, bukan mustahil lagi kalau banyak terjadi "perkosaan yang mengatas namakan cinta," ini karena penyempitan makna dalam bingkai valentin tersebut. * mas Iip wijanarko, gw izin pinjem istilahnya nih, gpp kan ?

Dampak yang lebih besar dari sekedar penyempitan makna cinta itu adalah hilangnya esensi dari cinta. matinya cinta memicu terjadinya berbagai penyimpangan-penyimpangan dalam tatanan hidup bermasyarakat. memporak porandakan hubungan dan keharmonisan, kerukunan, persatuan dan kesatuan diantara anggota masyarakat. baik cecara kolektif maupun individual, sosial atau personal. benarkah demikian? apakah pernyataan ini dapat dipertanggung jawabkan ? apa buktinya?

oke, secara global banyak kita temui sekarang perumahan elite bertetangga dengan rumah kumuh, sebagian orang dengan nyaman duduk di dalam sedan sedang yang lainnya keleleran di pinggir jalan.

Penyimpangan, pelangaran dan kesenjangan seperti inilah yang sekarang marak. apakah itu buah dari cinta dan kasih sayang ? lalu dimanakah nilai valentin (kasih kayang) yang setiap tanggal 14 februari itu dirayakan oleh orang-orang sedunia, khususnya muda-mudi dengan memberi coklat disambung dengan bercinta. *kalau ada sih....., inikah amalan dari kasih sayang?

Seharusnya kasih sayang atau cita itu melahirkan kebaikan, pengampunan dan pemberian maaf. sehingga, jika sifat itu telah menyatu dengan diri manusia maka hanya kebaikanlah yang akan timbul orang tersebut. bila semua orang di dunia ini telah tersinari oleh sinaran cinta maka tidak lagi ada kesenjangan diantara umat manusia di duni ini dan tidak ada lagi orang-orang jahat di dunia ini. dan tujuan inilah yang menjadi dasar sekaligus tujuan manusia dijadikan khalifah di dunia ini diutusnya para nabi dan rasul didunia ini juga karena sebagai penebar kasih sayang di antara manusia.

Tuhan saja bersifat Maha Pengasih kepada hambanya, tidak hanya hambanya yang beriman, yang durhaka pun tak luput dari nikmat dan kasih sayangnya di dunia. mengapa kita yang manusia hina seperti ini tidak mau memberi maaf pada saudara-saudaranya ? inilah yang gw coba lakukan, hi...hi....

Jika manusia yang diutus sebagai khalifah di bumi ini mempunyai sifat pengasih dan penyayang, meskipun tidak sesempurna dengan sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang-Nya, maka akan terwujudlah tujuan mulia bahwa manusia terlahir di dunia ini sebagai rahmatan lil ngalamin. ah...alangkah indahnya esensi cinta kalu kita menyadarinya.

Secara logika, orang yang mencintai tak akan rela dan tak akan tega menyakiti yang dicintainya, apalagi kehilangan. dan pastinya akan selalu berusaha berbuat baik dan akan memberikan sesuatu yang terbaik bagi orang yang dicintainya.

Cinta akan menjadi semangat, cinta akan menjadi kekuatan bagi yang mempercayainya. seorang penakut, dengan cinta si penakut akan berubah menjadi sang pemberani. si pendiam, dengan cinta akan menjadi banyak bicara. bahkan orang yang nakal pun menjadi baik hanya karena cinta. sungguh dahsyat benar ya kekuatan cinta ? itulah kekuatan cinta, membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Ironis memang, cinta yang begitu luhur telah banyak di nodai oleh nafsu yang mempunyai kecendrungan terhadap sesuatu yang enak yang akibatnya adalah, hilangnya esensi cinta itu sendiri. banyak orang yg terobsesi dengan dunia sehingga menghalalkan segala cara meskipun mengorbankan sahabat bahkan keluarganya. apakah seperti itu yang dinamakan cinta ?

salam cinta dari ARif JUNaidi yang mencari cinta.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya. Happy blogwalking!