Wednesday, December 23, 2015

Lagu Galau


 Postingan ini bukan tentang lagu galau beneran sih.... Meski ada hubungan juga sih, tapi dikiiiitttt....
Ceritanya ada hubungannya dengan lagunya Al Ghazali, Lagu galau. Tak sengaja nemu lagu itu, tapi sekali denger, langsung nancep. Dan yang paling penting, lagu ini punya cerita. Hmmm....

Jadi ceritanya gini, kemarin itu saya sempat galau. Di postingan-postingan sebelumnya saya sudah ceritakan tentang apa. Nah, ini lanjutannya. Sempat galau mau terus terrangnya, dari dulu cuma diundur-undur aja, nunggu waktu yang tepat. Setelah dipikir-pikir lama, sempat mau dibatalin juga, gara-gara lagu galau itu saya jadi memaantapkan diri untuk terus terang. #uhuk

Saya sudah melakukan apa yang selama ini saya tunda-tunda. Saya melakukannya. Saya sudah menyatakannya. Beneran. Dan itu menyenangkan.  Masih suka ketawa sendiri kalo ingat bagaiamna saya mengungkapkannya. Belum lagi waktu meminta ke orang tuanya. Itu lebih berkesan lagi. haha

Btw, saya tak akan berkisah lebih jauh tentang cerita itu. Mungkin kalau saya sudah banyak waktu luang saja akan saya lakukan. Cuma mau bilang, tanggal 28 Desember nanti hari H-nya. Tinggal beberapa hari lagi, itu yang bikin galau saya saat ini. Saya tak perrnah tahu acara begituan. Seumur-umur, seingat saya baru ikut sekkali, pernikahan adik saya. Jadi untuk hari H-nya itu saya tak tahu harus bagaimana. 

Tau dah, bahagia sih iya, tapi beneran bikin galau menerka-nerka kira-kira akan terjadi apa hari H-nya itu. OMG!

Btw, wish me luck aja ya..... Saya tak tahu harus ngomong apa lagi. Nano-nano rasanya. :D 


 

Saturday, August 22, 2015

Basa-basi yang Membosankan

"Lagi apa?"

"Sudah makan apa belum?"

"Jangan lupa sholat ya...."


Bagi orang yang telah mengalami beberapa pengalaman dalam hubungan percintaan, kalimat tersebut akan mudah ditemui. Baik kita yang mengirim, atau pun dia yang mengirim.
Bagi sebagian orang, ketika seseorang menerima pesan seperti itu, maka dia merasa diperhatikan. Dan bagi sebagian orang pula, pesan dan pertanyaan seperti itu bukannya malah membuat tersanjung, tapi malah ilfil. Seperti saya misalnya.


Beberapa kali rekan kerja yang merasa kasihan dan iba melihat status saya yang tetus-terusan melajang, memperkenalkan saya dengan seseorang yang juga berstatus sama dengan saya. Beberapa langsung mempertemukan saya dengan mereka. Dan dari pertemuan itu kemudian kami bertukar nomor hp.
Sebagai sarana untuk mengakrabkan diri, kami sering bahkan mulai intens berkomunikasi melalui sms. Sekedar basa-basi atau betanya hal yang apalah-apalah itu tak jarang seseorang mempertanyaan pertanyaan di atas. Tapi karena dasarnya saya yang anti-mainstreem. Diberi perhatian semacam itu bukannya tersanjung, tapi malah ilfil

Wednesday, August 19, 2015

Apakah ini Ancaman?

Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan orang yang mengenalkan saya dengan perempuan yang baru saya tolak. Saya berusaha menghindarinya, karena males harus menjawab boombardiran pertanyaan-pertanyaannya. Tapi karena tak ada cukup ruang untuk mengelak, akhirnya saya hadapi dia dengan secara jantan. #eh
Benar dugaan saya, begitu tahu saya ada disitu, dia langsung membombardir pertanyaan-pertanyaan yang saya sendiri males menjelaskan. Saya jawab seperlunya saja, dan mengabaikan pertanyaan yang menurut saya tak perlu saya jelaskan alasannya. Toh gak ada manfaatnya juga dia mendengar alasanku. Paling-paling juga tetap, saya akan tetap dipaksa untuk menuruti kemauan dia. Dan benar.
Stelah saya gak merespon pertanyaan darinya, akhirnya dia bersikukuh bahwa antara saya dan dia adalah pasangan yang pas. Dia sudah memperhitungkan dengan hitungan-hitungan yang bagus menurutnya. Saya tak ngerti, bagus yang seperti apa.
Saya tetep pada keyakinan saya, saya gak akan cocok dengannya. Mau diapain aja, kalo perasaan suka belum ada, ya jangan berharap saya bisa menerimanya.
Sudahlah, semua laki-laki itu sama sifat dan kriterianya. Mau diapakan juga gak akan berubah. Jadi jangan tanya bagaimana atau kurang apa hingga saya gak mau menerimanya. Gengsi itu bagian dari laki-laki. Mau percaya atau tidak, dia akan tetap melekat pada laki-laki.
Diujung percakapan kita, dia sempat ngeyel akan mempersatukan kita. Apapun itu caranya. Dan saya merasa was-was dengan perkataan dia ini. Jangan-jangan dia akan membuktikan kata-katanya itu. Kalau sudah begitu, tidak ada kata lain selain mengabadikan kisah ini dalam tulisan. Sebagai ancang-ancang kalau perkataannya terjadi beneran.

Wednesday, August 12, 2015

Let Me Ask My Dad (1)


Karena saya memang sepertinya sudah kehilangan selera, jadi nggak ada salahnya juga jika harus minta pertimbangan dari orang-orang dekat di kehidupan saya. Orang pertama yang saya mintai pendapat adalah ayah kandung saya. Loh, emang ada ayah yang bukan kandung? Ada. Postingan berikutnya akan saya ceritakan. Kali ini khusus ayah pertama saya.

Saya tidak terlalu dekat sebenarnya, lebaran kemariin saja saya baruu silaturahami pada hari ke 7 lebarran. Jadi bisa ditebak kan, bagaimana hubungan kami seperti apa. Kalau tidak ada keinginan untuk minta pendapat, mungkin juga saya juga gak bakal ngadep ke ayah saya itu. Tapi ketidak akraban kami bukan berarti saya tidak bisa menjagga emosi. Saya masih lebih bagus dalam menjaga emosi dan penghormatan dibanding adik saya.

Ngomong-ngomong tentang  kedatangan saya itu, saya sedikit cerita tentang hal-ihwal kedatangan saya. Sedikit basa-basi di awal tentunya. Yah, saya juga bukan tipe orang yang gampang ngomong tentang hal ini, jadi ya agak basa-basi sedikit ngomongnya.

Pesan pertama, saya disarankan untuk tidak memilih karena faktor wajah. Oke, saya mengiyakan masalah ini. Orang yang dikenalkan kemarin juga saya tidak melihat faktor ini. Andai saja saa diberi waktu lebih lama untuk memutuskan, mungkin saya akan mengiyaakan. Karena banyak faktor bagus yang menjadiikan saya memilih iya. Tapi karena dianya membutuhkan jawaban secepatnya, sedangkan saya masih belum MANTEB dengan pilihan saya, akhirnya saya memilih mundur saja. Dia sepertinya dikejar target, sedangkan saya tidak. 

Pesan kedua, beliau ngikut aja apa yang menjadi keputusan ibuk saya. Nah, masalah yyang ini saya gak tahu. Soalnya ketika saya lapor ke ayah itu dalam keadaan saya beelum ngomong ke ibuk saya. Jadi kalau disuruh manut ibuk, ya harus nunggu waktu dulu.

Hanya dua pesan itu saja yang saya dapatkan. Dan karena saya sudah memutuskan mundur, saat ini saya masih belum sempat ngomong lagi ke beliau. Kapan-kapan saja ngomongnya. Laagian juga bisaa ditebak kok, kalo gak ada undangan datang, itu artinya saya tidak melanjutkan. Karena sebelum-sebelumnya juga begitu. 

Tuesday, August 11, 2015

Cukup Disini Saja

Seminggu setelah saya bertemu, saya tak pernah berhubungan lagi dengan orang yang dikenalkan temen saya itu. Bukan tanpa alasan, hanya handphone saya kerendam air saja, hingga sampe sekarang belum nemuin penggantinya. Aga males sebenarnya ketika harus nyari pengganti handphone baru. Karena emang gak  butuh-butuh amat, jadinya gak nyari-nyari gantinya.

Selain itu, sebenarnya saya juga lagi menjauh saja. Menjauh dari mana aja dan dari siapa saja. Terutama dari orang baru tersebut. Bukan kenapa juga sih, cuma sayanya gak suka menerima beberapa WA yang isinya memberikan perhatian yang sifatnya, menurut saya, hanya basa-basi saja.

Kenapa saya bilang hanya basa-basi saja? karena pertemuan kemarin pada prinsipnya ingin mengenal. Dalam perkenalan terkadang salah satu pihak yang semangat, pihak lainnya yang tidak. Atau bisa jadi kedua-kedua bersemangat. Nah, saya termasuk salah satu pihak ang tidak bersemangat. 

Saya sudah cerita kaan sebelumnya, bahwa saya tak terlalu berminat lagi dalam hubungana percintaan yang ujung-ujungnya ke pelaminan seperti ini. Dulu saya pernah berminat sekali. Dulu, dulu sekali. Dan cerita dulu itu tidak sama dengan cerita saat ini. Di umur saya yang saat ini saya malah tak berminat sama sekali. Entahlah, semakin kesini saya malah menikmati kesendirian saya, makin tak peduli perkataan orang lain kenapa saya masih sendiri.

Terkadang memang pernnah kepikiran juga, tapi lebih sering tidaknya. Saat ini hanya nunggu kata "SREG" aja, karena perasaan suka itu bisa dirasa kok. Jadi kalo dari pertemuan pertama sampai satu minggu setelahnya tak terjadi dan bahkan tak muncul perasaan sreg dan sukanya itu, ya mending cukup disini saja.

Kemarin dia menghubungi saya, menanyakan bagaimana kelanjutan dari pertemuan pertama kemarin. Dan karena saya memang gak ingin melanjutkan, saya berterus terang saja. Tentunya dengan menambahkan sedikit fakta, bahwa orang tua saya juga belum memberikan keputusannya, iya atau tidak.

Sedari awal saya sudah jelaskan, yang gak terburu-buru. Tapi dia nyangkanya saya lagi butuh yang cepat. Dia butuh seperti itu soalnya. Dianya yang ngebet pengen dapet suami, sayanya gak ngebet cari istri. 

Mau diapa-apain, namanya juga gak nyambung dari awal, ya susah nyambunginnya. Cukup disini saja, gak usah diterusin. Hanya kalimat itu saja, gak perlu harus ngomong panjang lebar kan? apalagi harus menjelaskan lewat obrolan yang saya sendiri males membahasnya.

Sampai disini saja, tidak usah dilanjutin. Tentunya kalimat ini sudah bisa dipahami, jadi nggak membutuhkan penjelasan panjang lebar lagi. Toh kita jugga belum berkenalan cukup akrab. Yang akrab saja saya males ngobrol, apalagi yang baru kenal.

Ya sudahlah.... cukup sampai disini. Kita jalani hidup kita masing-masing. 

Friday, August 7, 2015

Bismillah Meragu

Kemarin saya sepakat untuk menerima apa adanya. Saya tak minta banyak syarat, harus begni atau harus begini. Cuma satu yang saya pinta, saya bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Inilah syarat pertama yang untuk beberapa kali saya pakai ketika beberapa kali tawaran perkenalan ditawarkan kepada saya. Dan sampai sekarang saya tak menjumpai satu pun yang bisa memenuhi syarat tunggal itu.
Dan kemarin, saya bertemu lagi dengan seseorang yang dikenalkan kepadaku. Saya mencoba menghilangkan syarat itu. Saya berusaha agar dengan meniadakan syarat itu saya bisa lebih mudah menerima kehadiran orang baru di hadapan saya. Tapi gagal. 

Entahlah, saya sempat suka prilakunya. Dua hari saya bisa menerima. Tapi di hari ketiga, bismilah yang sudah saya ucapkan kemarin ketika akan bertemu dengannya hari selasa kemarin kini menghasilkan rasa ragu di hatiku. 

Saya bingung. Ada banyak hal yang saya bisa terima darinya, tapi satu yang tidak. Perasaan suka itu tak ada dalam jumpa pertama.

Saya butuh waktu untuk merenung, menyendiri. Mungkin sehari, atau dua hari. atau entahlah..... saya sedang meragu. 

Sunday, August 2, 2015

Manut Wae

Kemarin temen sekantor ngirim foto ke Whatsup, nanyain gimana pendapat saya. Saya sendiri gak tahu harus jawab apa. Karena tak jelas gsmbarnya. Tapi setelah dipikir-pikir, saya iyakan saja.

Entahlah, saya benar-benar tak punya perasaan saat ini. Sejak dikecewakan dulu itu, saya menghindari apa-apa yang menggunakan hati dan perasaan. Hingga saya terbiasa, tak percaya cinta.

Untuk kali ini lagi, saya mengiyakan tawaran temen saya tadi. Meski tanpa rasa, tak ada salahnya mencoba. Toh semua bisa dimulai dari awal kalau kita jadi bersama, kan?

Saya sedang mencoba menghilangkan egoku, keangkuhanku. Saya tak bisa terus-terusan sendiri, apalagi dengan keegoisan diri. Membuka hati mungkin baik bagiku.

Tuhan menciptakan kita berpasang-pasangan. Jika mencari saya tak menemukannya, mungkin saya memang harus menerima seperti ini, dikenalkan.

Bismillah saja. Berddoa hal yang terbaik. Saya manut wae.

Friday, July 31, 2015

Ini Masalah Moment yang Tepat

Saya menyukai seseorang. Sudah lama sebenarnya, tapi sayanya saja yang gak menemukan moment yang tepat. Saya gak yakin sebenarnya, apakah ini orang yang tepat atau tidak.

Tiga tahun kayaknya saya mengenalnya, dan selama itu pula tidak terjadi apa-apa di antara kita. Kadang memang saling goda, hanya sekedar obrolan saja. Tak lebih. Selebihnya, saya hanya lebih memilih untuk diam. Diam-diam memerhatikan. Hahaha

Cintaku bukan cinta yang menggebu-gebu. Kadang suka, kadang biasa saja. Kadang saya suka, kadang sangat membencinya. Cintaku itu tergantung mood. Anehnya pake banget. Saya juga gak ngerti kenapa bisa seperti itu. Tapi asli, saya mengalami cinta seperti itu.

Sekarang saya juga bingung, bingung mau ngapain. Pengennya berterus terang. Tapi ketika saya akan berterus terang, saat itu pula rasa sukaku ilang kepadanya. Dan itu tidak hanya sekali atau dua kali terjadi, tapi sudah berkali-kali dalam setahun ini.

Mencari moment yang tepat, tapi tetep gak nemu momentnya. Selalu saja seperti itu masalahnya.

Peragu. Mungkin begitulah sifat asliku.

Saya masih mencari moment yang tepat. Entah sampai kapan saya dapatkan moment itu. Saya harus menunggu.

Monday, July 27, 2015

Cowok Branded

Ceritanya, kali ini saya ingin berkisah tentang mempergunjingkan orang. Mohon maaf jika tak berkenan. Saya hanya ibgin menuliskan perasaan saya, mengabadikan kisahku.

Ceritanya, sedari kecil saya hidup dalam keluarga yang biasa-biasa saja. Tidak berlebihan, tidak juga kekurangan. Saya bisa menempatkan diri, kapan harus berpenampilan wah, dan kapan harus berpenampilan biasa. Meski terkadang masih salah kostum juga, tapi gak malu-maluinlah. Xixixi


Ceritanya, saat ini saya berada dalam lingkungan yang hidupnya berada pada malu jika berpenampilan tidak menggunakan barang-barang branded. Tidak banyak sih, hanya beberapa saja, tapi dari beberapa itu sudah membuatku sedikit mengernyitkan dahi. Ternyata ada ya?

Ceritanya, saya sedikit pengen ketawa saja melihat orang-orang yang saya kenal saat ini. Dapat dimaklumi jika dia cewek, tapi ini para cowok. Sedikit aneh rasanya ketika melihat para cowok itu sebegitunya sampe jadi pesolek dan memerhatikan seberapa branded pakaian yang mereka gunakan. Sudah zamannya kali ya....

Ceritanya saya bingung mau ngomong apa lagi. Kok bisa ya?

Sunday, July 26, 2015

Postingan Tengah Malam

Selepas Magrib tadi saya ke kota. Niatnya ingin beli baju, celana atau apalah untuk lebaran yang sudah lewat. Lebaran kemarin belum sempat karena males kena antrian di semua toko baju. Nah, karena sudah mulai longgar, jadilah petang tadi saya coba berbelanja.

Hanya satu toko baju yang saya masuki, biasanya saya dapatkan baju dan celananya disitu. Langganan. Tapi khusus hari ini, ternyata tidak saya dapati semya tipe baju dan celanannya. Ada sih beberapa, tapi gak terlalu urgent banget, jadi masih bisa saya tangguhkan dulu.

Saya tinggalkan toko pertama, pindah ke toko sepatu dan tas. Dan tahukah Anda, apa yang saya lihat disana? Puluhan orang ramai berbelanja karena musim sekolah telah tiba.

Bapak-bapak ysng mengantarkan istrinya membelikan sepatu untuk anaknya. Sempat berdebat karena perbedaan selera. Atau ibu-ibu yang sedikit jengkel dengan anaknya, karena dari ratusan macam sepatu, tak ada satu pun yang dipilih karena tak selera.

Itu hanya sebagian kecil yang saya dapati di toko sepatu tadi. Masih banyak hal yang tidak saya perhatikan, karena sepasang sepatu sudah mencuri hatiku pada pandangan pertama.

Sedikit nyesek juga sebenarnya, karena saya menjumpai banyak keluarga-keluarga muda, yang usianya di bawah saya, sudah direpotkan oleh urusan anak-anak mereka. Sedangkan saya?

OMG, saya sempat berkecil hati mendapati fakta seperti itu. Di usia saya saat ini, ssya masih repot dengan diri sendiri. Sedangkan mereka?

Saya tak tahu, ini rencana Tuhan atau memang karena saya yang terlalu pilih-pilih? Sesulit inikah mendapatkan pasangan, sampai-sampai di usia yang di atas kepala tiga pun saya masih kesulitan mencari pasangan?

Cepat-cepat saya ke kasir membayar sepasang sepatu pilihan saya. Tsk sanggup sepertinya berlama-lama disana. Bahkan sampai sekarangpun, fakta bahwa saya masih sendiri pun masih menghantuiku. Sampai kapan saya harus begini?

Friday, July 24, 2015

Apa Saya Bisa?

Terpuruk. Itulah yang terjadi saat ini padaku. Saat tak ada aktivitas yang mengalihkanku dari kebosanan, hidup rasa-rasanya jadi serba tak mengenakan.

Kadang ingin sekali mengakhiri hidup dalam kesendirian. Tapi lagi-lagi dihadapkan dengan fakta bahwa saya selalu gagal dalam membuka pintu hatiku. Berkali-kali mencoba, tapi tetap tak berani jika mengalami hal yang sama. Traumatik saya rasa.

Lebih-lebih lingkungan juga memperlihatkan padaku betapa rumitnya menyatukan dua hati dan kebiasaan yang berbeda. Tentang sifat tak mau mengalah,  juga sifat arogansi seorang istri kepada suami.

 Tontonan yang bertahun-tahun saya lihat itu membuatku selalu ragu, apakah saya mampu?

Terlalu dini sebenarnya jika saya memperlihatkan ketakutan-ketakutan itu hanya karena melihat dari dua kali kegagalan ibuku. Tapi justru tahu lebih banyak keburukan dalam rumah tangga itu yang membuatku sedikit takut. Lagi-lagi, apa saya bisa?

Monday, July 20, 2015

Maaf Meremovedmu

Saya tetap tak bisa menghilangkan rasa cintaku padamu. Tidak bisa. Sebesar apapun usahaku untuk melupakanmu, perasaan cintaku tetaplah untukmu.

Maafkan jika saya harus meremoved BBMmu. Saya tak bisa berpura-pura tidak terjadi apa-apa dengan hatiku,  perasaanku padamu tak bisa berubah.

Saturday, July 18, 2015

Tak Pernah Bisa Menikmati Kebersamaan Dalam Lebaran



Lebaran tiba. Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya tak pernah bisa menikmati indahnya kebersamaan dalam lebaran. Entahlah, ada semacam sentimen setiap dia datang.

Saya tak membencinya, cuma tak bisa menikmatinya.

Semua bermula ketika pertanyaan "kapan kawin?" Mulai ditanyakan ke saya. Dan sejak saat itu, saya mulai menghindari perayaan-perayaan ini. Saya lebih memilih untuk tidur dan mengunci dalam kamar daripada harus mendengar pertanyaan-pertayaan itu.

Seperti lebaran tahun ini. Lebaran sudah memasuki H+2 dan saya belum kemana-mana. Ke tetangga depan rumah pun belum aku lakukan, apalagi tetangga yang jauh. Lebaran tahun ini lebih parah dari sebelum-sebelumnya.

Ah, sudahlah. Saya memang tak cocok dengan lebaran. Tak menyukai hidangannya, juga tak menyukai ketiks harus berada di tengah-tengah orang yang membuatku malah makin kesepian. Saya tak pernah bisa menikmati kebersamaan lebaran ini. Tak pernah bisa. Entah sampai kapan.

Friday, July 17, 2015

Cerita Tentang Uang 1 Juta


Ini cerita yang saya alami pada hari terakhir puasa kemarin. Kejadiannya sewaktu nungguin warung kakak, karena dia repot. Saat itu ada salah seorang laki-laki bersama anaknya membeli es. Saya tak tahu alasannya, kenapa laki-laki ini tak berpuasa. Dan saya tak berhak untuk mengintograsinya.

Sebagai penjaga warung pengganti, saya sadar, saya bukan tipe orang yang asyik menjadi temen ngobrol. Saya hanya suka mendengarkan orang lain bercerita, tapi tidak untuk memberikan timbal balik. Jadi ceritanya pembeli laki-laki tersebut berbicara satu arah, karena saya hanya mendengarkan saja.

Dia mengeluh soal lesunya perekonomian Indonesia saat ini. Menurutnya, dibandingkan dengan ramadhan sebelum-sebelumnya, ramadhan tahun ini lebih parah. Saking parahnya, untuk tahun ini dia tidak bisa mudik ke kampung halamannya di Blitar, karena uang tak cukup untuk pulang.

Saya trenyuh saat mendengar keluh-kesahnya. Ternyata tak hanya dunia perbankan dan pemilik usaha saja yang merasakan pelambatan pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini. Sebagai buruh, dia juga merasakannya. Uang tips ysng diterimanya juga berkurang setiap harinya. Biasanya, jika tak sepi, dia bisa menerima uang tips lebih dari 15 ribu setiap harinya. Sekarang tidak pernah lagi.

Dia juga bercerita tentang lebaran tahun kemarin. Dengan mata berbinar dia bercerita, kalau lebaran tahun kemarin dia bisa mengumpulkan uang 1 juta di dalam dompetnya. Ada raut bahagia terpancar dari wajahnya. Dia bisa mudik ke kampung halamannya. Bersama istri dan anaknya.

Saya sedikit tertohok ketika mendengar dia bercerita tentang uang 1 juta yang dia punyai satu tahun lalu itu. Bagaimana tidak tertohok, gaji yang lebih banyak yang saya terima tiap satu bulannya saja saya masih mengeluh, kurang banyak. Tapi dia bercerita usng 1 juta tahun lalu saja sudah membuatnya bangga dan bahagia. Betapa kurang bersyukurnya saya.

Saya tersenyum kecut menyadari atas kurang bersyukurnya saya atas nikmat yang telah saya terima. Mungkin ini adalah cara Tuhan menegurku, agar saya tidak hsnya berfikir mengumpulkan materi saja, lupa bersyukur kepada-Nya.


Saturday, July 4, 2015

Cinta Tak Bisa Dipaksakan



Lanjutan dari kisahku kemarin. Ceritanya kemarin saya dipertemukan dengan seorang gadis. Harapannya agar pertemuan pertama ini akan berlanjut ke jenjang berikutnya. Harapan semua orang, bukan harapanku.


Sedari awal memang saya sedikit terpaksa ketika harus menjalani ritual semacam ini, saya lebih suka gaya backstreet daripada terang-terangan semacam ini. Bukan kenapa-napa, karena hubungan semacam ini bagusnya dimulai dari pendekatan-pendekatan awal, tidak langsung diketahui oleh orang tua masing-masing. Jika hati sudah terhubung, maka benih-benih cinta akan lebih mudah bersemi.

Saya mencoba menerima acara kemarin itu. Mencoba mwmbuka hati selebar-lebarnya. Tak selamanya saya harus menutup hati, hanya karena pernah kecewa dan disakiti. Tapi tetap saja, hatiku sulit menerima hadirnya orang baru di kehidupan saya.

Ketika sampai di rumahnya, dan ketika dia dipanggil untuk keluar dari kamarnya, saya sedikit berharap saya bisa menemukan itu. Tapi nyatanya saya tak berhasil mendapatkan perasaan itu.

Harus saya bilang, saya laki-laki yang mydah jatuh hati. Biasanya, perasaan suka itu akan hadir disaat saya berjumpa dengan seseorang pada saat pertama. Jika perasaan itu tak pernah ada, maka akan sulit menumbuhkan perasaan suka itu selanjutnya.


Dia cantik. Agamanya juga cantik. Tapi kecantikan itu belum bisa menghadirkan perasaan sukaku terhadapnya. Bukan seperti itu yang ku mau.


Tak bisa dilanjutkan. Saya sudah mengatakan kepada ibuku. Saya tsk menyukai gadis tipe seperti ini. Bukannya jelek, cuma terlalu lembut. Saya tipe laki-laki yang tidak sabaran. Segalanya ingin cepat. Kalo saya mengiyakan gadis ini, takutnya akan sering kontra dengannya.

Cinta ini tak bisa dipaksakan. Cukup bisa mengenalnya, tak bisa dilanjutkan.


Friday, July 3, 2015

Akhirnya Saya Harus Menyerah


Akhirnya saya harus nyerah.


Ketika pencarian tak kunjung menunjukkan hasil. Dan setiap perkenalan selalu membandingkan dengan orsng di masa lalu. Pada akhirnya saya harus menyerah juga.


Hari ini saya harus ikut dalam sebuah drama realita, mencari jodoh. Tepat jam 2 ini saya harus mulai berakting, bagaimana menjadi seorang laki-laki yang layak untuk diambil mantu. 


Saya belum tahu calonnya, cuma hari ini saya ajan dipertemukan dengan gadis itu. Saya ngikut saja. Toh saya juga sudah enggan mencari, sudah tak ada keinginan menggebu-gebu untuk mendapatkan istri seperti dulu lagi.


Saya sudah pernah bilang, saya sudah sampai pada tahapan mati rasa. Saya tak tertarik lagi untuk melangkah lebih jauh lagi dalam sebuah hubungan, apalagi hubungan yang dilandaskan pada selembar buku nikah.


Mungkin usia yang mempengaruhi, kenapa saya tak berkeinginan lagi. Umur seusia saya ini, sudah nyaman dengan kesendirian. Keinginan menggebu-gebu itu sudah berlalu. 

Tapi saya harus melakukan ini. Ini adalah bagian dari ritual. Bagian dari pencarian. Mau tidak mau, suka tidak suka, saya harus mengikuti ritual ini.

Lalu apakah nanti akan cocok atau tidak, semua tergantung pertemuan yang telah diatur ini. Setelah itu saya harus memberi jawaban, apakah iya atau tidak. 


Iya, artinya pertemuan ini akan ditindak lanjuti. Jika tidak, maka semua akan kembali ke awal lagi.


Saya hanya mengikuti arahan, permintaan dan wejangan dari orang tua. Saya tak punya keinginan apa-spa selain menurutinya.


Saya menyerah, tunduk dan ta'dzim pada permintaan orang tua. Itu saja.

Saturday, June 27, 2015

Potong Rambut Menurut Feng Shui


Percaya gak dengan Fengsui? saya sendiri tidak. Saya nggak ngerti dengan ha semacam itu, banyak itungan, banyak hal yang tidak saya pahami cara berfikir ala Fengsui. Seperti halnya model hitung-hitungan Jawa, saya pun kagak ngerti. Saya agak sensi dengan hitung-hitungan semacam ini, karena sejarah mencatat, perjalananku tak semulus yang saya mau hanya gara-gara mengikuti aturan yang saya tidak mengerti itu. 

Nah, karena saya tak percaya, jadi gak terlalu mikirin hal semacam itu. Tapi itu dulu, dulu sebelum kejadian kemarin memperlihatkan sesuatu yang berbeda di kehidupanku. Bisa percaya , bisa juga bisa tidak. Saya juga tidak sepenuhnya percaya, hanya sedikit berterima kasih saja, ternyata tidak ada salahnya mendeengarkan apa kata orang tua. Toh mereka juga melakukan itu demi kebaikan kita.

Ngomong00ngomong tentang Feng Shui, awal bulan ini saya nyobain tips dari salah satu Ahli Feng Shui Indonesia. Salah satu saran yang diberikan itu tentang potong rambut yang bagus menurut Feng Shui. Awal tahu saran ituu pun saya juga gak kepikiran untuk mencobanya. Tapi ketika keinginan untuk merubah gaya rambut, tiba-tiba kepikiran saran dari Feng Shui tersebut. Saya lihat-lihat, kira-kira tanggal berapa yang bagus untuk potong rambut selama bulan Juni 2015 ini. Dan sesuatu berubah....

Belum ada satu bulan, ada sesuatu yang sudah ditunjukkan dari mengikuti saran ini. Apa aja? kapan-kapan aja nanti saya ceritakan disini. Kali ini saya hanya berbagi sedikit saran dari Ahli Feng Shui. Di bulan Juni yang sebentar lagi lewat ini, mungkin saja masih bisa dimanfaatkan sarannya.

1: Good Wealth accumulation. banyak mendapatkan project baru dan hasil banyak menguntungkan untuk beli properti dan membuka bisnis baru 
2: Auspicious day for cutting, hidup anda akan lebih lancar dan semua aktivitas lebih bagus
5: Receive gifts; Anda akan menerima hadiah, persahabatan Anda akan lbh dihargai. Kabar baik berkaitan dg hal properti atau kendaraan.
6; meet powerful & honest people will help U, A Qui Ren. ada orang bijak yg akan menolong anda
9; Good job offer,Promotion will come2U
pekerjaan baru akan ditawarkan ke anda.
10;kehidupan anda ada peningkatan punya aset baru.
12; Bring the Blessing of Happiness. Semua masalah akan ada jawabannya. kabar bagus akan datang.
13; Ur Good Karma and Wish fulfilling powers increase. you attract kindness and generosity from others. karma baik kamu akan berbuah manis,semua harapanmu bisa terkabul.
19; U will attract a Sudden windfall of high. banyak menerima hadiah dan kesempatan menghasilkan uang.
20; Menggunting rambut Anda hari ini akan meningkatkan penampilan dan daya tarik Anda kpd org2 di sekitar Anda. 
21: Keberuntungan selalu makin meningkat bisa beli mobil, pakaian dll
24: Memperpanjang usia Anda. Tgl baik utk potong rambut bagi org tua berusia >60thn
25; Anda akan bertemu teman Hidup sejati, atau pertemanan yang baik. Bagus bagiyang masih single akan mendapatkan pasangan yang baik.
26: Good power, Anda dapat naik jabatan atau memimpin project baru. 
27&28: pendidikan anda akan lebih bagus. bagus untuk anak-anak.
30: Good fortune utk Anda. keberuntungan akan menyertai di setiap aspek. rintangan akan mudah terselesaikan.
Happy HappY HappY come To U
jam sebelum pukul 15.30 dimulai.

Tuesday, June 23, 2015

Ikutan Tes Kerja Lagi


Untuk kesekian kalinya saya mengikuti test kerja. Entahlah, saya seperti ketagihan saat-saat mempersiapkan bahan untuk wawancaranya. Semacam ketagihan begitulah kira-kira. Tak begitu lama sebenarnya rasa ketagiahn untuk ikut-ikutan seperti ini, semacam ada kepuasan tersendirri bila telah mengikuti testnya.

Dulu pernah pegawai kantor pos yang sering saya mengirimkan lamaran kerja yang saya kirimkan menannyakan mengenai hal ini, kenapa sering mengirimkan lamaran kerja? bukankah saat ini sudah bekerja? kenapa tidak memberi kesempatan yang belum bekerja untuk mendapatkan kerjanya.

Saya hanya senyum saja pada saat itu. Saya mengirimkan banyak surat lamaran karena suatu alasan. Saya pria, dan pria punya tanggung jawab terhadap istri dan anaknya. Saya hanya ingin mencari pekerjaan yang lebih bagus. Baik secara financial, ataupun secara jenjang kariernya.

Apakah pekerjaan sebelumnya masih kurang secara financial? yup, saya masih merasa kurang. Ada banyak kebutuhan yang belum bisa saya penuhi jika hanya mengandalkan gaji dari pekerjaan-pekerjaan lama saya. Karena itulah saya harus mencari lebih untuk memenuhi hal itu.

Apakah pekerjaan yang lama tidak menawarkan jenjang karier yang jelas? Yup, saya tak mendapatkan itu. Di tempat yang lama, siapa yang paling tua dan paling dekat dengan pimpinanlah yang bisa mendapatkan jenjang karier itu. sedangkan yang tidak, maka akan tetap pada level yang sama sepanjang riwayat kerjanya.

Saya tidak mau itu. Saya ingin bekerja dan dihargai pekerjaan saya. Saya tak ingin pekerjaan saya hanya itu-itu saja sepanjang hidup saya, tak pernah mengalami perubahan. Saya menginginkan hidup yang selalu berubah, tidak hanya berhenti pada satu permasalahn saja. Saya ingin berkembang, berubah dan bermanfaat banyak bagi yang lainnya. Dan untuk bisa mendapatkan hal itu, saya harus menantang diri saya sendiri untuk terus berkembang, mencoba dan mencari hal baru. Untuk hal yang lebih baik lagi tentunya.

Itulah alasan saya kenapa di samping alasan ketagihan untuk mengikuti tes kerja lagi.

Friday, June 19, 2015

Kenapa Masih Cemburu?


Kenapa masih cemburu?

Ya, kenapa saya masih cemburu. Padahal saya tak ada hubungan apa-apa dengannya lagi. Hubungan ini sudah gagal dari dulu, sejak pertama kita sepakat mengikat janji itu.

Bukan 100% salahku, bukan juga salahmu. Hubungan kita sajalah yang salah, sehingga kisah kita tsk bisa dilanjutkan.

Berharap.

Jujur sampai saat ini saya masih berharap. Sangat berharap bahkan. Entahlah, kenapa hatiku masih tetap memilih dan berharap padamu. Sedangkan kau tak bisa diharapkan lagi dari hubungan seperti ini.

Saya tahu seperti apa sifatmu. Meski tak kenal dekat, saya tahu bagaimana sifat dan kebohongan-kebohonganmu. Saya tahu kekuranganmu, tapi hatiku masih memilihmu. Hal inilah yang saya tak mengerti, kenapa hatiku seperti ini.

Kemudian, soal cemburu itu. Sampai saat ini saya masih menyimpannya. Saya selalu cemburu. Cemburu dengan orang-orang yang bisa dekat denganmu. Saya cemburu, kenapa saya tak pernah dapat kesempatan untuk bisa jadi bagianmu. Saya cemburu, karena saya tak pernah bisa jadi yang terakhir bagimu.

Dan barusan, status BBMmu, semakin membuatku cemburu kepadamu.


"Tanpa disadari, aku dan kamu sudah menjadi kita."

Itu untuk siapa?

Sunday, April 12, 2015

To Love and Be Loved


Mencintai dan dicintai itu pasti menyenangkan. Semua orang pasti berharap demikian. Tapi sayangnya tidak semua orang merasakan itu, bukan? Pasti ada saatnya dimana ketika kamu mencintai seseorang, dan berharap banget kalian bisa bersama, tapi keinginan ttak seindah kenyataan. Sebaliknya, ketika ada seseorang yang mencintaimu dan menerimamu apa adanya, tapi kamu tak punya perasaan apa-apa. Seperti ini pun banyak yang merasakannya.

Dan saat ini, saya mengalami kedua perasaan yang berbeda itu. Disatu pihak, saya mencintai seseorang sejak dulu, tapi dia tak pernah ada rasa untukku. Kalaupun ada, bukan perasaan yang aku harapkan darinya. Sedangkan yang kedua, ada yang berjuang mati-matian dan tak pernah berhenti untuk mendapatkan hatiku, tapi sayangnya saya tak terlalu ingin bersamanya. Saya menaruh kasihan padanya. Tapi saya bisa apa?





Tuesday, April 7, 2015

Cukup Sudah


Saya menyukainya. Dari dulu, saat saya mengenalnya hingga pada akhirnya berpisah, sampai sekarang pun masih tetap menyukainya. Perasaan suka kepadanyanya tetap dan tak berubah. Walau di awal-awal perpisahan kita saya sempat membencinya, tapi jujur harus saya akui, saya masih menyukainya.

Meski rasa suka ini semakin hari semakin bertambah, ditambah kita bisa saling kontak lagi beberapa hari ini, tapi untuk melangkah ke jenjang lebih jauh lagi, kayaknya saya tidak sanggup. Ingin seebenarnya hubungan ini berubah lebih dekat lagi, tapi jika kedekatan itu harus melalui prosesi fisik, sepertinya saya tak bisa melanjutkan. Bukan itu yang saya inginkan dari hubungan ini. 

Sunday, April 5, 2015

Sepeda Baru Untuk Keponakan


Liburan hari jumat kemarin, saya mengunjungi keponakan, di Kediri. Saya punya dua keponakan, dua-duanya laki-laki. Ponakan nomor satu, usianya kira-kira 2 tahun. Saya tak tahu pasti usianya. Sedangkan keponakan kedua kira-kira 1 tahun. Saya juga tak tahu pasti. Parah pokoknya. Sepertinya saya pak poh yang tak pedulian dengan keponakannya. 

Liburan saya kemarin ke rumah mereka bukan karena apa, kangen banget dengan mereka. Dulu, hampir setiap bulan sekali saya mengunjungi mereka. Bawa banyak jajan kesukaan mereka, sehingga saya selalu ditunggu kedatangannya. Tahu sendirilah, anak keil suka jajan, snack. Dan saya suka sekali ekspresi mereka saat membuka snack bawaan saya.

Sunday, March 8, 2015

Arti Sebuah Pelukan



Ini aneh sekali, setelah kejadian tempo hari, saya jadi lebih sering mencari arti sebuah pelukan. Setelah dia memelukku secara tiba-tiba, saya disibukkan untuk mencari makna dari pelukannya. Setiap arti yang tertera atas makna pelukannya mencoba saya pecahkan. Tapi saya tak yakin, apakah arti dari pelukannya itu adalah sama seperti yang diartikan oleh para pakar itu, ataukah mempunyai arti lainnya?

Sudah saya katakan di awal, ini aneh. Kenapa saya berusaha mengartikan apa yang dia lakukan kepadaku? mungkinkah saya tak yakin akan bentuk perhatiannya padaku? 

Peluknya menimbulkan banyak tanya dalam pikiranku.





Wednesday, March 4, 2015

Bahagia Bersamamu



Ada kebahagiaan tersendiri ternyata jika selalu dekat denganmu. Kebahagiaan yang saat ini aku rasakan, mungkin tak seorang pun tahu bagaimana ekspresinya, tapi aku bisa merasakannya. Untuk saat ini aku memang bahagia. Besok dan seterus-seterusnya aku pun masih berharap yang sama. 

Karena sesungguhnya yang kurasa adalah bahagia bersamamu. Selamanya aku mau seperti ini selalu.

Tuesday, March 3, 2015

Bersama Tapi Tak Bisa Kemana-mana Bersama



Sudah 3 minggu ini kita bersama, disatukan oleh sebuah kontrak kerja yang berbeda satu dengan laainnya. Dia penghuni lama, aku pendatang baru. Dulu dia yang mengajakku bergabung bersamanya, agar kita bisa bersama-sama. Dan sekarang, setelah kita bisa bersama, tapi kita tak bisa kemana-mana bersama.

Ingin rasanya mengajaknya jalan-jalan kemana gitu, dia pun juga mengutarakan hal yang sama padaku. Tapi nyatanya, sampai detik ini kita belum pernah menemukan hari dan waktu yang bisa kita gunakan untuk meluangkan waktu bersama-sama.

Sungguh ironis. Sedari dulu kita berharap agar bisa selalu bersama. Tapi setelah kita bersama malah tak bisa punya kesempatan untuk merasakan kebersamaan kita. Kalau sudah begitu, terkadang saya merasa sedih. 

Wednesday, February 25, 2015

Hilangnya Getaran Hati


Apa jadinya jika seseorang yang dulu kamu ingin selalu bersamanya, kini malah tak membuatmu memiliki getar-getar yang ada dalam dada? Saya mengalami itu. Saat ini, disaat saya sudah bisa bersamanya setiap harinya.

Dulu saya kira akan sangat menyenangkan sekali jika bisa selalu bersamanya, tapi seiring dengan berjalannya waktu, perasaan yang dulu pernah ada malah terkesan hambar. Biasa-biasa saja, tak ada getar-getar yang dulu pernah ada.



Tuesday, February 24, 2015

Say Hi


Hi, masih ingat denganku? lama kayaknya kita tak bertegur sapa. jangankan bertegur sapa, saling mengunjungi pun kayaknya bukan bagian dari kita lagi. Harus aku akui, aku memang jarang sekali berkunjung. Bisa dibilang tidak pernah. Sebenarnya tak sibuk, cuma sedikit lupa cara untuk menyapa saja.

Kamu, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu juga lupa untuk menyapaku?

Thursday, February 12, 2015

Pengumuman Hari Ini


Beberapa hari ini sempat kena serangan gampang terbangun di tengah malam. Penyebabnya sudah bisa ditebak sebenarnya, yaitu menunggu pengumuman. Iya, hasil wawancara kerja tempo hari itu diumumkan hari ini. Jadi selama proses menunggu itu saya sering terbangun karena mimpi yang menghantui akhir-akhir ini.

Selain karena terganggu dengan mimpi yang aneh-aneh itu, saya juga mengalami stres lainnya. Selama berapa hari ini perut terganggu dan pola makan yang juga terganggu. Setiap hari itu hanya berharap-harap cemas. Soalnya sudah beberapa kali saya mencoba, dan beberapa kali saya telah gagal. Akibat dari kegagalan-kegagalan sebelumnya itu, efeknya berpengaruh pada proses nunggu pengumuman  hari ini.

Nah, setelah mengalami beberrapa gangguan dalam proses menunggu itu, akhirnya hari ini saya bisa bernafas lega. Kekhawatiran itu sudah mulai berkurang, meski masih ada lagi kekhawatiran lainnya. Tapi paling tidak kekhawatiran sudah berkurang dan sekarang sudah siap untuk menjemput tantangan yang lainnya.

Baiklah, dari tadi kayaknya cerita saya terlalu mbulet aja, jadi saya ingin ngomong langsung bahwa pengumuman hari ini memberikan berita bagus untuk saya. Yup, saya diterima. Pengumuman hari ini menyatakan bahwa saya diterima kerja. 

Besok harus datang ke kantor untuk penanda tanganan kontrak, kemudia mendapatakan arahan selama beberapa hari. Dan mulai tanggal 23  Februari 2015 besok saya sudah bekerja di kantor yang baru. Selain itu saya juga tidak lagi di Jawa, tapi sudah pindah ke daerah lain. Dan perpindahan ini membuat saya sangat semangat sekali. Seneng udah pasti. Saking senengnya dari tadi pagi pengennnya berbuat baik mulu dengan semua orang. 

Oke, segini dulu. Kita lanjut kapan-kapan. 

Sunday, February 8, 2015

Masalah Kantor


Sudah satu minggu ini saya tak masuk kerja, males adalah alasan utamanya. Sedikit kecewa dengan atasan sebenarnya, selalu saja, sebagai bawahan saya tak pernah dipercaya. Bukan saya saja sebenarnya, banyak yang bersikap sepertiku. Bahkan ada beberapa yang mengancam untuk keluar kalau pimpinan terus bersikap seperti itu.

Sebenarnya sudah dua kali, menurut versi saya, pimpinan yang ini melalukan hal yang sama. Bawahan tak perrnah merasakan kenyamanan dalam bekerja. Okelah, saya ngerti, saya memang bawahan yang bisa ditindas, tapi ya jangan kayak gini caranya.

Sebagai lembaga yang baru berdiri, seharusnya kan orang-orang atau para bawahan ini selalu diberi kepercayaan untuk mengembangkan lembaganya. Bukannya malah setiap ada kebijakan, hari ini bilang A, besok bilang B. Lah, gimana kita bisa bekerja dengan baik jika tugas selalu berubah sesuai dengan suasana hati pimpinan.

Okelah, saya juga ngerti ini demi kebaikan lembaga. Tapi kita dalam bekerja juga bekerja tak sendirian, kita juga membutuhkan masyarakat luar. Kalo masyarakat luar sudah tak percaya lagi, gimana dengan nasib lembaga ini?

Saya sebenarnya tak suka ngomel di belakang kayak gini. Tapi kayaknya saya butuh pelampiasan, biar dada terasa plong. Beberapa kali saya hendak mengundurkan diri, tapi selalu saya urungkan karena teman yang mencoba menenangkan emosi saya. Selama ini saya juga nurut saja, sampai hari ini. Tapi kayaknya udah gak bisa diperpanjang lagi. Saatnya melepas semua dan mencari hal baru lainnya.




Saturday, February 7, 2015

Krisis Percaya Diri


Setelah hari Rabu kamarin mengikuti test wawancara, sekarang baru berasa banget efeknya. Takut dan perasaan bersalah. Takutnya karena saingannya dari kampus gedhe yang udah punya nama, perasaan bersalahnya karena jawaban yang saya berikan sedikit ngawur sebenarnya.

Sampai hari ini, kalau saya mengingat kembali wawancara kemarin, saya  masih mengutuk jawabana saya, kenapa menjawab seperti itu. Akibatnya, sekarang saya dilanda krisis PD. Tapi meski terkena Krisis PD, saya masih berharap bahwa saya bisa lolos test kemarin.


Thursday, February 5, 2015

Dia Selalu Bisa Membuatku Tertawa


Kemarin kita bertemu. Di sela-sela wawancara. Tak bisa bercengkrama, karena kita tak ingin orang lain tahu dengan  hubungan kita. Mungkin itu hanya pikiran saya saja, karena saya memang tak ingin orang tahu kedekatan kita. Apalagi itu saat wawancara kerja. Tentunya gak ingin membuat panik yang lainnya.

Saat semua peserta sedang serius untuk mempersiapkan wawancara, saya harus berkali-kali tak bisa menahan tawa saya. Karena dia. Iya, karena dia berhasil membuatku tertawa. Saking seringnya, ada salah satu peserta yang salah paham dengan saya. 

Ya, seperti dulu memang seperti itu. Dia selalu bisa membuatku tertawa.

Saturday, January 31, 2015

Panggilan Wawancara Kerja (Lagi)


Tanggal 405 Februari besok ikutan wawancara kerja lagi. Ini adalah test wawancara kerja yang untuk kesekian kalinya. Benerran dah, kayaknya saya terlalu sering ikutan test kerja, padahal sekarang juga udah kerja. Tau dah, suka aja dengan sensasinya. 

Sebenarnya bukanrasa  sensasi yang saya cari. Tapi menari peruntungan. Yup, ngirim banyak surat lamaran agar biisa ikutan test kerja, yang mungkin saja kerjaan yang baru bisa lebih bagus dari kerjaan yang sekarang. As a simple like that!

Oiya, sebenarnya saya sudah beberapa kali ikutan test kerja untuk posisi yang besok akan wawancara itu. Sudah 4 kali saya mencobanya, dan selalu gagal. Dan kali ini saya berharap saya dapat keberuntungan. Yup, saya menginginkan pekerjaan ini. 

Ada banyak alasan kenapa saya menginginkan pekerjaan ini, salah satunya karena saya ingin bersama seseorang yang sudah membuat saya merasa nyaman jika bersamanya. Sebenarnya bukan saya sih yang menginginkannya, tapi dia. Dia berharap sangat jika kita bisa lebih dekat, satu tempat kerja kalo bisa. Saya sih mencoba mewujudkankan itu, makane pas di hari-hari terakhir batas pengiriman surat lamaran onlinenya, saya mencobanya. Padahal ada salah satu syarat yang sebenarnya tak terpenuhi, tapi melihaat ada daftar nama saya disitu, berarti syarat itu gak apa jika tak terpenuhi.

Well, saat ini saya sedang bingung gimana melancarkan jalan saya untuk mencapai tujuan kesana itu. Saat tulisan ini saya posting, saya lagi cara atau tips-tips sukses wawancara githu.... Yup, berharap banget bisa dapatkan kerjaan ini. Menggiurkan soalnya. Doain saya ya.... Saya ingin merubah nasib saya. :D




Wednesday, January 21, 2015

Ketika Hidup Terasa Kosong



Ada yang aneh dengan hidup saya. Sejak lama sebenarnya perasaan ini menghantui, tapi baru hari ini saya menyadarinya. Ya, saya berbeda. semacam ada dua pribadi yang berbeda dalam diri saya. Semacam laki-laki yang tak butuh orang lain, tapi sebenarnya kesepian. Saking kesepiannya, kadang sering merasakan kehampaan dalam diri saya.
Terkadang. Bahkan sering saya merasakan kekosongan itu ketika saya bangun di pagi hari. Ada perasaan yang entah darimana datangnya, tapi yang jelas saya tak menginginkan apa-apa dalam hari itu. Tak ada alasan untuk bangun lebih pagi, tak ada alasan untuk menjalani hari.

Mungkinkah ini ada kaitannya dengan rutinitas yang sama setiap harinya? Saya pernah membaca, rutinitas yang sama dalam setiap hari akan membuat seseorang kehilangan minatnya. Mungkinkah itu berlaku juga dengan saya?

Ataukah saya kurang bertanggung jawab dengan hidup saya? karena perasaan tak bertanggung jawab juga mengakibatkan perasaan kosong seperti ini. Mungkinkah?

Mungkin juga saya tak bisa mencari makna-makan yang tersirat atau tersurat yang hadir di dalam kehidupan saya, hingga semuanya nampak biasa dan membosankan bagi saya. Sepertinya saya harus menemukan keindahan-keindahan kecil yang hadir dalam hidup saya. Tapi saya tak tahu keindahan seperti apa itu?

Sepertinya saya butuh teman untuk bicara, tapi siapa? saya tak ada teman dekat, tak ada teman akrab. Teman yang ada adalah teman basa-basi bagi saya. Saya tak pernah dekat dengan siapapun. Keluarga pun tidak. Trus, saya harus minta bantuan ke siapa?

Tuesday, January 20, 2015

Donor Darah Dapat Gantungan Kunci



Hari ini ikutan donor lagi. Yang ke-17 kalinya, menurut petugasnya, soalnya saya juga gak liat kartu donor darahnya. Sewaktu petugasnya tanya sih saya sempat jawab yang ke -14. Ternyata saya salah. Hehe

Kalo dihitung-hitung sih beneran udah sering.... tapi tiap kali donor kok masih ada rasa takut ya? masih takut liat jarum buat ngambil darahnya. Gimana gak takut coba, gedhe banget jarumnya. 

Trus lagi, dari sekian kali saya ikutan donor darah, kayaknya hanya beberapa kali aja tensi darah saya cocok. Siang tadi sebenarnya tensi darah saya juga dibawah standar, tapi karena udah kebiasaan, jadi ya tetep aja diambil darahnya. 110 tensi saya hari ini. Seharusnya sih 120 biar bisa diambil. Gak masalah kan ya? Saya sih rada takut juga sih, soalnya di samping kursi untuk donor itu ada tulisan yang nempel di dinding, "Jangan membenarkan kebiasaan yang salah, tapi biasakanlah kebiasaan yang benar"

Btw, khusus hari ini saya juga dapat gantungan kunci lho.... gak tahu sampe kapan, yang jelas hari ini saya dapat gantungan kunci. Ada simbul golongan darahnya juga. Katanya sesuai dengan golongan darah pendonor. Saya dapat "O" karena darah saya O. Asyeeekk

Oh, tadi juga dapat brosur tentang manfaat donor darah bagi kesehatan, diantaranya: 
- Menurunkan berat badan
- Melindungi jantung
- Meningkatkan sel darah merah
- Mencegah stroke
- Meningkatkan kesehatan psikologis
- Memperbarui sel darah baru
- Mencegah resiko terkena penyakit langka
- Menurunkan resiko kanker
- Meningkatkan produksi darah
- Pikiran menjadi lebih stabil
- Menurunkan kolesterol

oke, kita lanjut lain waktu. 3 bulan lagi untuk balik lagi buat donor darah. Udah liat manfaat donor darah, kan? ikutan donor yuk!

Thursday, January 15, 2015

Tempat Kerja Baru


Hari ini adalah hari pertama di tempat kerja yang baru. Seperti yang pernah saya bilang sebelumnya, saya memang tipe orang yang tak pernah puas untuk mencari pekerjaan baru. Sebagai buktinya, baru 6 bulan yang lalu saya pindah ke kantor baru, hari ini sudah menempati tempat kerja yang baru lagi. Meski demikian, saya masih pengen ganti tempat kerja lagi, gimana?

Oiya, ngomong-ngomong tentang tempat kerja baru. Sebagai pendatang baru, rasanya cukup aneh bila sudah beberapa orang mengenal saya. Jujur, saya bukan tipe orang yang mudah bersosialisasi, jadi gak mungkin  bisa mengenal mereka lebih cepat dari saat ini.

Beneran. Ini dari kepala sampai bawahan sudah banyak banget yang kenal dengan saya. Bahkan sempat rame juga tadi di tempat kerja. Kok bisa seperti itu ya.... Jangan-jangan mereka sudah banyak ngoomongin saya di belakang mereka.

Lagi. seperti pengalaman-pengalaman sebelumnya bila hari pertama di tempat kerja, saya selalu menerima perlakuan sebagai karyawan yang tak dianggap. Gimana bisa dianggap, jika usia dan penampilan bertolak belakang. Umur sudah kedaluwarsa, tapi penampilan masih seperti anak muda. Yaweslah!

Btw, saya belum bisa menulis panjang lebar tentang tempat kerja yang baru ini. terlalu dini, dan saya gak mau salah menilai. Saya masih butuh waktu untuk menyesuaikan tempat yang baru ini. Yup, semoga betah saja. Karena kalo tidak betah, saya sudah harus siap-siap lagi untuk melanjutkan pencarian yang berikutnya. #eh



Friday, January 9, 2015

Merendam Kaki Dengan Air Hangat Plus Garam



Beberapa hari ini kakiku terasa pegel banget. Pegelnya sudah pegel banget, jadi udaha kayak mengalami kelumpuhan gitu saking pegelnya. Bukan lebay, tapi memang sungguhan nih... sakitnya dimulai jam 9 pagi. Lebih sakit lagi jika tidak digunakan beraktivitas, Jadi kalo lagi duduk, saya harus sering menggerak-gerakkan kakiku agar tak terasa lebih menyakitkan lagi.

Karena saya mengalami kesakitan selama beberapa hari ini, saya dianjurkan untuk merendam kakiku dengan air hangat. Tak sekedar air hangat, tapi juga dengan campuran garam. Yang nyaranin sih ibuk, jadi yang masak air dan yang nyediain baskom berisi air plus garam itu juga ibuk. Saya hanya tinggal berendam saja. 

Sekedar info saja, setelah googling, terapi merendam kaki dengan air hangat ini sudah populer di negeri tiongkok dan bahkan direkomendasikan untuk melakukan terapi ini secara rutin setiap hari agar peredaran darah di dalam tubuh menjadi lancar. Selain membuat tidur menjadi nyenyak, juga membuat kinerja ginjal menjadi lebih baik.

Sekarang akan jadi sering melakukan itu untuk meringankan rasa sakitnya. Yah, semoga ini menjadikan sakitnya menjadi lebih baik. amin.





Thursday, January 8, 2015

It's Not Funny, Man!




Ada banyak tipe laki-laki di dunia ini. Ada sebagian yang saya tahu membuat para perempuan menyukai itu. Saya tahu itu, tapi saya bukan dari golongan yang disukai itu. Sudah biasa sebenarnya, saya sudah dapat menebaknya dari dulu. Tapi yang berhasil menyakinkan saya, bahwa itu memang saya, adalah kejadian hari ini.

Ya, hari ini saya harus ke tempat kerja yang baru. Ada pertemuan awal, pengenalan dengan pegawai lama. Saya datang untuk memenuhi undangan. Sayangnya, saya bukan tipe orang yang mudah bergaul dengan orang yang baru dikenal. Apalagi banyak cakap, itu bukan saya.

Dulu, beberapa bulan yang lalu. Saat saya harus menemui seseorang karena kita ingin saling mengenal, saya harus menanggung malu karena lebih banyak diam daripada mengajaknya berbicara. Dan inilah yang membuat saya kecewa, karena dia mempermalukanku dengan kekuranganku itu.

Awalnya saya setuju untuk memilihnya menjadi istriku, tapi begitu tahu bagaimana dia mengucapkan kata-kata itu tanpa sedikit bersalah, saya tak lagi ingin melanjutkan hubunganku. Saya tak ingin hidup bersama dia yang tak mengerti saya.

Sedikit sepele sebenarnya, tapi saya tak bisa mengabaikannya. Saya bukan tipe orang yang suka humor, jadi saya tak bisa bersamanya karena dia mengharapkan itu. selain itu, saya sudah terlanjur kecewa sebelumnya.






Wednesday, January 7, 2015

Pekerjaan Baru


Kemarin sempat curhat kekecewaan saya atas gagalnya wawancara kerja untuk yang kesekian kalinya. Kemarin memang efeknya masih dramatis, sampai bikin apa-apa pengennya masih pengen marah. Tapi samapai hari ini, meski masih belum ikhlas juga, tapi sudah dapat menerima. Ikhlasnya, sih, masih belum terlalu..... Tapi udah baikan. Gak terlalu sekecewa kemarin hari.

Jujur ya, sebenarnya saya sudah punya 4 tempat kerja yang berbeda saat ini. Tapi karena saya memang masih manusia biasa, wajar dong jika mengharapkan pekerjaan yang lebih menjanjikan daripada saat ini. Roda terus berputar, kebutuhan hidup setiap hari semakin bertambah, wajar jika saya berharap lebih untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih menjanjikan daripada 4 itu.

Sebenarnya kekecewaan kemarin bukan karena sebab sih.... awalnya karena dapat kabar tentang si mantan, iya, si mantan. Suami si mantan baru-baru ini dikabarkan masuk dalam tes Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS). Nah, setiap teman yang mengabarkan berita itu, selalu melihat ke arahku. Seakan-akan aku ini apa githu. Saya juga gak tahu niat mereka apa dengan pandangan mereka itu. semacam menyindir, mencibir dan semacamnyalah.... terus terang saya sedikit kecewa dong dengan pandangan mereka itu. Itulah kenapa saya berharap banget bisa masuk dalam tempat kerja yang baru, soalnya dari fee lebih banyak yang dapat didapat.

Tapi ya sudahlah, saya terima nasib saya. 

Oiya, besok saya dapat panggilan dari kantor ke 5 saya. Tanda tangan kontrak kerja yang baru. Saya belum tahu seperti apa nanti suasana kerjanya, tapi saya berharap akan lebih bagus dari sebelum-sebelumnya.



Tuesday, January 6, 2015

Gagal Dapat Kerja


Masih nyesek rasanya setelah tahu bahwa pekerjaan yang bener-bener kita inginkan ternyata gak berhasil kita dapatkan. Entahlah, sepertinya saya memang tak pernah berhasil menginginkan apa yang selalu saya inginkan. Setiap kali menginginkan sesuatu, selalu gagal.

Bukan, bukan karena kurang usaha. Mungkin ekspektasiku yang berlebihan atau apalah namanya. Tapi yang jelas ini bukan yang pertama kalinya bagiku gagal dalam mendapatkan pekerjaan yang benar-benar aku inginkan.

Beneran masih nyesek. Padahal saya bergantung banyak dengan pekerjaan itu. Saya sudah mempunyai planning jangka panjang jika saya diterima di tempat itu. Tapi rencana tinggalah rencana, semua gagal total karena Tuhan belum mengizinkan aku untuk mendapatkannya.

Yah, inilah mengapa saya terkadang sedikit berburuk sangka kepada-Nya. Tapi sekali lagi, pikiran itu kadang terlintas begitu saja. Biasa, sifat manusia yang ada pada saya memang mudah terhasud dengan bisikan setan seperti itu. 

Tapi sekali lagi semua saya kembalikan hanya kepada-Nya, mungkin Dia punya cara lain yang ingin Dia tunjukkan kepada saya nantinya. Berdoa semoga yang terbaik saja. Amin.

Monday, January 5, 2015

#GAGALMOVEON



Sudah bertahun-tahun rasanya hubungan ini sudah berakhir, tapi nyatanya hingga saat ini saya tak bisa melupakan. Ada beberapa nama, dua diantaranya tak bisa hilang dari ingatan saya. Dan untuk kesekian kalinya harus saya akui, saya masih berharap kepadanya.

Pertama, dia yang dulu satu tempat kerja dengan saya. Tahun 2010 akhir rasanya kita telah berpisah. Saya pernah menceritakan itu disini, sedikit drama sebenarnya. Tapi jujur, saya tak bisa melepaskan begitu saja. Berkali-kali saya sembunyi-sembunyi melihat timeline facebooknya. 

Yang kedua juga seperti itu, saya masih suka melihat dan mencari kabar tentangnya. Beberpa waktu yang lalu saya melihat, dia baru diwisuda bulan Oktober tahun lalu. 

Aneh sebenarnya, mereka sudah tak berteman dengan saya di Facebook. Tapi saya masih suka untuk mencari tahu tentang mereka.

Sunday, January 4, 2015

Turun Jabatan, Naik Jabatan


Ah, lega rasanya. 

Kemarin baru saja meletakkan jabatan sebagai ketua yang sudah saya jabat sejak tahun 2012 yang lalu. Selama tiga tahun itu, banyak kisah duka dan bahagianya. Saking banyaknya duka dan bahagianya, jadi pengen cepet-cepet selesai aja. hehehe

Sebenarnya masih banyak kekurangan dalam jangka waktu 3  tahun itu, yang paling keliatan adalah ketidakkonsistenanku dalam memimpin. Tapi juga gak mau disalahkan juga sih, namnya orang Jawa, pasti dalam bertindak masih ada rasa sungkan-sungkannya, trutama kepada yang lebih tua. Jadi setiap keputusan yang kami ambil, masih aja terkendala itu.

Tapi untungnya sekarang sudah selesai masa jabatan itu, jadi bisa bernapas lega.

Eh, sebenarnya gak lega-lega banget sih, soalnya setelah selesai jadi ketua, sekarang naik jabatan jadi pengawas. Jadinya tetap saja kita gak bisa lepas dari jabatan itu. 

Tapi ya sudahlah, diterima aja. Hidup akan terus berlanjut, kan?

Thursday, January 1, 2015

Tahun 2015 Tanpa Resolusi


Tahun baru 2015 baru saja hadir menyapa. Di akhir tahun menjelang kehadirannya, biasanya saya sempat-sempatkan untuk membuat resolusi yang ingin saya capai selama tahun ini, tapi untuk tahun ini entah mengapa aku tak menuliskan resolusiku sama sekali. 

Bosan atau apalah namanya, yang jelas saya ingin melalui tahun ini seperti air yang mengalir saja. Ya, bosan mungkin itulah kata yang tepat. Setia tahun membuat resolusi, tapi tiap  tahunnya tak pernah tercapai dari resolusinya. Ujung-ujungnya malah pengen marah karena kegagalan dari resolusi itu.

Sekali lagi, saya ingin mengatakan bahwa tahun 2015 ini saya menyambutnya tanpa resolusi. Biarlah hidup ini mengalir seperti air.

Selamat tahun baru ya.... semoga tahun baru ini baik kepadaku, banyak hal baik datang kepadaku.